Bab 10 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 10
Tok, tok, tok.
Hingga dua kali ketukan, belum ada sahutan juga dari dalam.
"Viona! Apa kamu di dalam?" ucap Alex.
Andai ucapan Alex ini didengar oleh Viona, mungkin gadis itu
akan bertanya, dari mana matahari terbit pagi ini? Ada angin apa Alex bisa
menyebut namanya?
Alex kembali mengetuk dan memanggil nama Viona. Lama
menunggu tak pergerakan apapun dari dalam kamar. Alex memutar handle pintu dan
melangkah pelan masuk ke kamar.
"Viona," Alex kembali memanggil. Pria itu
berpikir, jangan-jangan Viona pingsang di kamar.
Alex yang telah diselimuti rasa penasaran pun langsung
menyalakan lampu. Dahinya mengkerut ketika melihat kasur dalam keadaan rapi.
Alex mendekat ke pintu kamar mandi, pria itu memasang telinganya pada pintu
untuk mendengar apakah Viona berada di kamar mandi? Namun, lagi-lagi Alex
Menemukan siapapun disana.
![]() |
Bab 10 Pernikahan Yang Tak Di Anggap |
"Kemana Vio-na?" ucap Alex terbata ketika sorot
matanya tidak sengaja melihat dua buah benda yang tersimpan di atas nakas.
Alex mendekat kearah nakas, pria itu mengeraskan rahangnya
ketika mengenali benda tersebut. ATM yang ia berikan pada Viona pagi tadi dan
black card milik sang kakek tersimpan rapi disana.
Emosinya semakin tak terkontrol saat melihat sebuah kertas
putih berisi tanda tangan dan satu cincin kawin terletak sempurnah diatasnya.
"Apa maksud perempuan itu? Beraninya dia menginjak
harga diriku" Dua buah kartu yang tak bersala itu pun patah menjadi
sasaran pelampiasan emosi Alex.
Rupanya Viona benar-benar tidak membawa barang apapun dari
rumah mewah itu, sepertinya Viona ingin membuktikan pada keluarga Alex bahwa,
dirinya bukanlah mata duitan seperti yang mereka tuduhkan selama ini.
Alex kembali ke kamar dengan sejuta rasa. Marah, kecewa,
sakit hati, kehilangan, Semua rasa itu bercampur aduk menjadi satu. Alex
bertanya pada dirinya, bukankah semua ini yang ia inginkan? Lalu kenapa hatinya
terasa kosong dan kehilangan?
Sepanjang malam, Alex tak bisa memejamkan matanya sedikit
pun. Pikirannya kacau, Alex hanya ingin malam ini cepat berlalu agar ia bisa
mencari dan menemukan Viona.
****************
Suara ayam berkokok bersahut-sahutan pertanda subuh telah
tiba, waktu subuh dimana sebagian orang memilih merapatkan lagi selimut mereka
karena udara subuh yang begitu dingin.
Jika semua orang masih berpeluk manja dibawa selimut,
berbeda hal dengan David, pria itu harus bersiap ke rumah Alex jam lima pagi.
Semalam, David mendapat pesan sikat agar ia datang ke rumah Alex lebih awal.
"Kesambet apalagi tuh orang, subuh-subuh gini udah
disuruh kerja" omel David. Meski begitu, ia tetap melajukan mobilnya
memuju rumah Alex.
"Pagi, Om, Tante" sapa David ketika sampai di
rumah Alex.
"Pagi, David" sahut Nyonya Veronika ramah, wanita
tua itu sedang meregangkan otot-ototnya bersama sang suami. "Tumben pagi
sekali, Vid. Mua olahraga bareng, Alex?" tanya Nyonya Veronika.
"Tidak, Tante. Ada kerjaan yang harus diselesaikan pagi ini juga" sahut David,
ia sendiri pun belum tahu, kenapa Alex memintanya datang pagi-pagi seperti ini.
"Oh" Nyonya Veronika hanya ber Oh ria menanggapi
ucap David.
"David, masuk ya, Tan" pamit David dan langsung
melangkah cepat ke ruang kerja Alex. David hafal betul kebiasaan atasannya,
jika sedang ada masalah, pasti Alex akan mengurung diri di ruang kerja.
"Lex! Ada apa? Kenapa minta gua datang pagi-pagi gini?
Semua baik-baik saja'kan?" cerca David dengan berbagai macam pertanyaan.
"Bisa nggak sih Loe nanyanya satu-satu? Kepala gua lagi
pusing bangat, nih."
"Oke, i'm sorry. Jadi sebenarnya ada apa?"
"Viona kabur," sahut Alex spontan.
"Bagus dong, bukannya ini yang Loe mau? Jadi Loe nggak
perlu repot-repot lagi biayain hidupnya"
"Sekarang masalahnya beda, David. Viona perginya
setelah gua minta pisah"
"Bentar-bentar, barusan Loe bilang apa? Viona?"
David merasa tidak percaya, karena ini pertama kalinya Alex menyebut nama
Viona.
"Gua lagi serius, David." ucap Alex dengan
ekspresi yang sulit diartikan.
"Baiklah, katakan apa yang harus saya lakukan,"
David yang menyadari perubahan wajah Alex langsung bertanya serius. David
menebak, sepertinya Viona telah menyinggung harga diri atasannya itu.
"Segera temukan dimanapun dia berada, bawa dia
hidup-hidup ke hadapanku. Bila perlu kerahkan seluruh anak buahmu untuk
mencarinya" ucap Alex tegas.
David menelan salivanya kasar, apa maksud Alex dengan
membawanya hidup-hidup? Apa yang akan Alex lakukan pada gadis itu ketika
menemukannya nanti?
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 11 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 10 Pernikahan Yang Tak Dianggap "