Bab 11 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan
Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan
fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini
sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 11
Hari berganti hari, minggu
berganti minggu.
Waktu pun berlalu begitu
cepat. Tanpa terasa, tiga bulan terlewatkan begitu saja.
Dalam waktu tiga bulan itu
juga, Alex terus mencari keberadaan Viona. Pria itu mengerahkan seluruh orang
kepercayaannya untuk mencari Viona. Bahkan Alex telah meminta bantuan pada tim
rahasia Kakek Volcan pun tetap tidak membuahkan hasil apapun.
Kemana Viona?
Berani-beraninya gadis itu mempermainkan seorang Winston Emeraldi.
Alex dan David sering kali
langsung turun tangan untuk mencari Viona. Kedua pria itu tak segan memasuki
tempat-tempat hiburan malam yang dirasa mereka ada Viona disana. Namun,
lagi-lagi mereka tidak menemukan sosok Viona disana.
Untuk melepas penatnya, sore
ini, Alex mengajak David bermain bola basket.
Dalam lapangan basket yang
berbentuk persegi panjang itu, Alex bermain dengan sangat gila. Seakan ingin
melampiaskan semua kekesalannya, Alex tidak peduli dengan David yang sudah
sangat kelelahan.
![]() |
Bab 11 Pernikahan Yang Tak Di Anggap |
Sementara David sendiri
terlihat pasra, sesekali pria itu mengusap keringatnya dengan napas
ngos-ngosan. Alex benar-benar menggila sore ini, tidak memberi David ,jedah
bahkan untuk minum air sekali pun.
"Cukup, Lex. Gua
nyerah," ucap David sambil melambaikan tangan, napasnya tersengal-sengal
seperti habis lari maraton.
"Cih, baru segitu saja
sudah menyerah." cibir Alex. Pria itu berjalan menuju kursi kayu yang
berada di samping lapangan, lalu mendudukan pantatnya disana.
"Udah dua jam lebih Loe
masih bilang baru segitu? Wah Loe benar-benar udah gila, Bro,"
"Ambil ini, keburu
kehabisan nafas, Loe," Alex melemparkan satu botol minuman kaleng pada
David.
"Thanks, Bro"
Tanpa menunggu lagi, David langsung meneguk minuman itu hingga tandas. Setelah
membuang kaleng bekas minumnya, David pun ikut duduk disamping Alex. "Apa
rencana Loe selanjut?" tanya David.
Alex bergeming, pandangannya
lurus kedepan. Ia sendiri tidak tahu apa rencananya ke depan, apa ia harus
terus mencari Viona? Atau akan menyudahi semuanya.
Alex merasa bingung dengan
perasaannya, disatu sisi, ia sangat marah pada Viona yang telah menginjak harga
dirinya, tapi disisi lain ia juga terbebani dengan ucapan sang kakek yang
mengatakan 'Jangan usir dia, ada nyawa yang sedang dia perjuangkan' Alex memikirkan bagaimana nasib gadis itu
diluar sana.
"Alex, tunggu. Loe mau
kemana?" tanya David dengan wajah panik ketika Alex pergi begitu saja.
"Pulang" sahut
Alex singkat.
"Astaga ni bocah, bikin
panik aja. Gua kira dia udah putus asa dengan hidupnya," ucap David pelan.
Tadinya David pikir Alex telah putus asa dan akan melakukan hal-hal aneh.
"Tunguin gua, Bro"
teriak David sambil berjalan cepat mengikuti langkah Alex.
Kedua pria sebaya itu pun
pulang ke rumah masing-masing.
****************
Pagi kembali menyapa,
matahari tampak malu-malu untuk menyapa bumi. Akibat hujan deras sejak semalam
membuat awan pagi ini kurang bersahabat.
Kata orang, hujan merupakan
sebuah berkah dari Sang Pencipta. Namun, entah mengapa Perasaan Alex sangat
gelisah sejak semalam, seperti akan ada badai setelah hujan.
Benar saja semua firasatnya
semalam. Pagi ini, Alex disambut dengan sebuah kejutan yang tidak pernah
terpikirkan olehnya selama ini. Jessica Evelyn Hermanto, wanita cantik yang
sangat diagungkannya telah kabur membawa semua harta miliknya.
Alex sedikit shock saat
mengetahui semuanya, untung saja Alex belum memberikan 5% dari sahan Emerald
Group pada wanita itu.
Emosi Alex semakin tak
terkontrol ketika membaca secarik surat yang ditinggalkan oleh Jessica di atas
meja kerjanya.
[Sorry, Lex. Gua pergi, gua
udah nggak cinta lagi sama Loe. Thanks ya buat semua yang udah Loe kasih ke gua
selama ini. Surat cerainya nanti bakal gua kirim ke rumah, Loe. Oh yah, tolong
bilang sama Mama Vero, gua nggak bisa jadi menantu kesayangannya lagi. Jangan
rindu goyangan maut sama bibir beracun gua ya, sayang. Suatu saat nanti gua janji bakal puasin Loe sampe Loe teriak
minta ampun. 😘😘]
"What the f* ck,
ternyata ini wujud asli Loe yang sebenarnya?" ucap Alex dengan rahang
mengeras. Wajah pria itu terlihat memerah karena berusaha menahan emosi. Kertas
yang tak bersala itu pun menjadi sasaran kemarahan Alex.
Ditengah amarahnya yang
sedang memuncak, Alex dikejutkan lagi dengan sebuah pesan singkat dari David.
{Maaf, saya tidak bisa
jemput, Bos. Sistem keamanan perusahaan telah dibobol.}
"****, apalagi
ini?" upat Alex. Ia bergegas ke kamar mandi.
Biasanya Alex membutuhkan
waktu lima belas sampai tiga puluh menit untuk membersihkan diri, tetapi tidak
untuk pagi ini, Alex bersiap sesingkat mungkin. Bahkan pria itu mandi dan berpakaian
tidak lebih dari lima menit.
Selesai bersiap, Alex segera
berjalan keluar kamar dan berlari kecil menuruni anak tangga.
"Alex! Tidak sarapan
dulu, Nak?" Tanya Nyonya Veronika ketika melihat Alex melewati meja makan
begitu saja.
"Tidak, Mah. Alex
sedang buru-buru" sahut Alex tanpa menghentikan langkahnya.
Nyonya Veronika merasa aneh,
tidak biasanya Alex bersikap seperti itu. Penampilannya juga sedikit
acak-acakan. "Ada apa dengan, Alex? Apa dia sedang ada masalah?"
batin Nyonya Veronika mengkhawatirkan putra semata wayangnya.
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 12 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 11 Pernikahan Yang Tak Dianggap "