Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 124 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 124

Bab 124 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

Kinara memesan ojek online dan pulang ke rumah. Dalam hatinya ia bertanya-tanya. Kemana David setengah hari ini? Mengapa tidak ada kabar? bahkan chatnya pun belum dibuka sampai sekarang.

Hingga malam menjelang, David masih setia menemani Charai. Mantan pasangan suami istri itu, kini sedang duduk makan sambil mengobrol di restoran rumah sakit.

David sengaja mengajak Chaira kesana agar Chaira tidak bersedih lagi, David juga banyak bercerita berusaha mengalihkan perhatian Chaira. David menjelma menjadi malaikat penghibur untuk mantan istrinya.

Ditengah asyiknya mereka mengobrol, mata David tidak sengaja melihat jam di layar ponsel Chaira yang menyala karena ada sebuah pesan masuk.

"Jam berapa ini?" tanya David cepat seperti baru saja tersadar dari tidur panjangnya.

"Jam sembilan lebih" sahut Chaira santai.

"Astaga, aku pulang dulu, besok kalo ada waktu aku akan menemuimu lagi" ucap David. Pria itu bangkit berdiri dan hendak pergi.

"Tunggu, Dav" cegat Chaira menghentikan langkah David. "Kenapa kamu terlihat buru-buru? Ada masalah ya?" tanya Chaira.

"Tidak, ada kerjaan penting yang harus aku selesaikan sekarang" sahut David.

"Oh" Chaira mengangguk paham. "Ini jasmu nggak dibawa?" ucap Chaira sambil memegang jas David yang masih menempel di kedua pundaknya.

"Pakai saja, cuaca malam dingin. Kau bisa mengembalikannya nanti"

"Terima kasih"ucap Chaira sambil memandangi David yang telah melangkah pergi. Chaira tersenyum bahagia karena David masih memperdulikan dirinya.

.

.

David melajukan mobil membela dinginnya angin malam, saat memasuki jalur sepi, David menancap gas tinggi agar cepat sampai ketempat tujuan.

Dalam perjalanan, David telah menyalakan ponselnya yang ternyata matì entar dari kapan. David yang baru membaca pesan dari Kinara, berusaha menghubungi gadis itu.

Beberapa kali sambungan telepon terhubung, namun Kinara tidak mengangkatnya sama sekali. David semakin tak sabar ingin cepat sampai ke rumah Kinara.

David keluar dari mobil, saat telah sampai di halaman rumah Kinara. David berlari kecil menuju pintu dan langsung mengetuknya.

"Nara" panggil David dari luar pintu.

Tak lama kemudian pintu rumah pun dibuka.

"Nak David! Ada apa kesini malam-malam?" tanya ayah Kinara yang telah membukakan pintu.

"Nara ada, Pak?" tanya David terlihat tak sabar.

"Ada"

"Boleh saya berbicara sebentar dengannya?"

"Boleh, ayo masuk. Biar bapak bangunkan dulu"

"Bangunkan? Apa Naranya sudah tidur, Pak?"

"Kurang tau Nak David, lampu kamarnya sudah mati, mungkin saja dia sudah tidur." jelas ayah Kinara. Pria tua itu tahu kebiasaan putrinya, jika lampu kamarnya sudah mati, artinya Kinara telah tertidur.

"Pak! Bolehkah saya mengetuk pintu kamar, Nara? Ada hal penting yang harus kami selesaikan sekarang juga." David meminta izin.

"Boleh saja, silahkan" Ayah Kinara bergeser dan memberi jalan pada David agar pria itu bisa masuk.

"Makasih, Pak" ucap dan langsung melangkah masuk.

"Tunggu, Nak David" panggil Ayah Kinara.

David menghentikan langkahnya dan berbalik pada pria tua itu.

"Apapun masalah yang telah terjadi di antara kalian, bapak harap janga melibatkan putri bapak terlalu jauh. Hidupnya sudah cukup menderita, jangan tamba bebannya lagi" pesan Ayah Kinara. Pria tua berjalan keluar rumah sengaja memberi ruang pada David dan putrinya untuk berbicara. Tak lupa ia membiakan pintu rumah terbuka agar David tidak melakukan hal-hal buruh pada Kinara.

Davdid terdiam sejenak, berusaha pencerna kata-kata Ayah Kinara.

Tok, tok, tok.

Tiga kali David mengetuk, namun tak ada sahutan dari dalam kamar.

"Nara! buka pintunya, aku tahu kau belum tidur." ucap David sambil terus mengentuk.

"Nara, aku hitung sampai tiga, kalo sampai pintu ini tidak terbuka juga, maka …."

"Maka apa Tuan David yang terhormat?" tanya Kinara ketus setelah membuka pintu kamarnya.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 125 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 124 Pernikahan Yang Tak Dianggap "