Bab 148 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 148
Beberapa saat menempuh perjalanan, mereka pun tiba ditempat
tujuan.
"Tuan, berhenti disini saja,"ucap Kinara.
Gadis itu tidak mengajak Alex ke rumahnya, melainkan ke
tempat kerja sang ayah. Kinara tahu saat ini ayahnya sedang berada di tempat
kerja.
"Tuan tunggu disini sebentar, saya akan mencari ayah saya
disana" Kinara menunjuk sebuah gedung yang sementara dibangun. Ayahnya
bekerja sebagai buruh harian disana.
Kinara berjalan masuk ke dalam lokasi pembangunan dan
bertanya pada beberapa orang, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang melihat
sang ayah. Bahkan jawaban semuanya sama. 'Ayah kamu belum masuk kerja
sampai sekarang.'
Kinara merasa bingung, bukanya tadi pagi sang ayah berangkat
kerja lebih dulu.
Apa mungkin ayah pulang lagi? Dengan perasaan tak menentu,
Kinara kembali kemobil Alex.
"Tuan Winston, maaf ayah saya belum masuk kerja.
Bisakah kita terus ke rumah saya?"
Alex mengangguk setuju atas permintaan Kinara, meski
jalananya sedikit berlubung dan banyak bebatuan, Alex tidak keberatan sama
sekali karena dirinya juga mencemaskan David.
Saat sampai ke rumahnya, Kinara bergerak cepat keluar dari
mobil. Gadis itu mengetuk pintu sambil memanggil-manggil sang ayah. Perasaan
Kinara semakin tak karuan ketika tidak mendapatkan jawaban dari dalam.
"Ayah, apa Ayah didalam?" Kinara mengencangkan
suara dan ketukannya.
Alex yang sejak tadi melihat dari dalam mobil pun ikut
turun.
"Ada apa?" tanya Alex.
"Tidak tahu, Tuan. Sepertinya ayah saya tidak ada di
rumah" Kinara kembali mengetuk pintu.
"Apa kau tidak punya kunci rumah?"
Mendengar pertanyaan Alex, Kinara tersadar dan baru
mengingat kunci rumah mereka yang selalu disimpan di dekat pintu.
Tanpa menjawab ucapan Alex lagi, Kinara langsung mengambil
kunci dan membuka pintu.
"Ayah" panggil Kinara sambil berjalan masuk. Gadis
itu mengecek semua bagian dalam rumahnya, bahkan sampai ke halaman belakang,
tetapi tidak menemukan sang ayah dimanapun.
"Astaga kemana ayahku" Gurat sedih, cemas dan
takut terlihat jelas pada wajah gadis itu.
"Bagaimana?"
"Tidak ada, Tuan"
"Selain di rumah, ayahmu biasanya pergi kemana?"
tanya Alex lagi berusaha membuka pikiran gadis itu.
"Tidak kemana-kemana, Tuan. Ayah biasanya selalu di
rumah menungguku pulang" Air mata gadis itu mengalir tanpa diundang. Ini
kali pertamanya sang ayah menghilang seperti itu, Kinara tidak bisa menahan
rasa sedihnya.
Bayangan akan kehilangan sang ayah mulai menghantuinya,
Kinara takut kejadiannya seperti di berita yang sering ia tonton akan terjadi,
ayahnya ditemukan tidak bernyawa di suatu tempat. Gadis itu merinding ketakutan
sambil membuang pikiran buruknya.
"Lalu harus kemana kita mencari ayamu? Apa kau sama
sekali tidak mendengar percakapan mereka?"
"Tidak, Tuan. Tuan David mengajak ayahku bicara
disana" sahut Kinara sambil menunjuk tempat ayah dan David bercerita
kemarin.
Alex terdiam, jika begini ceritanya, bukan hanya David yang
harus dicari tetapi Ayah Kinara juga. Alex yakin semua ini ada hubungannya.
Alex mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Lacak dan temukan David dimana pun berada" Selesai
berucap Alex langsung memutuskan sambungan telefon.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semetara ditempat David disekap, Chaira berjalan dengan
sangat anggun masuk ke ruangan gelap itu.
"Helloww, Sayang. Apa tidurmu nyenyak semalam?"
tanya Chaira sambil tersenyum manis pada David.
Cuiiihhhhh, David meludah menyambut ucapan Chaira, seketika
wajah wanita itu berubah jadi marah.
"Berani sekali kau menghinaku, David. Apa sebegitu
pentingnya gadis itu dari nyawamu?"
David tidak menjawab, pria itu hanya menatap jijik pada
Chaira.
"Dav, kamu masih punya kesempatan terakhir. Aku akan
bilang ke papah untuk melepaskanmu, setelah itu kita akan kembali ke London dan
hidup bahagia disana" bujuk Chaira dengan nada lembut.
"Menjijikan, aku lebih baik mati disini daripada harus
hidup dengan wanita sepertimu. Dengar Chiara, meski kau cantik dan memiliki
segalanya, hargai dirimu tidak ada apa-apanya dibandingkan Kinara, kau paham
itu?" David menjeda ucapannya.
Wajah Chaira memerah dipenuhi amarah, berani-berani David
membandingkan dirinya dengan gadis kampungan seperti Kinara.
"Kau tidak lebih dari seorang wanita ****** yang rela
menjual tubuhnya demi mendapat keinginannya. Kinara lebih terhormat dan lebih
segala-galanya dari kau,"
"CUKUP!" teriak Chaira dengan satu tamparan keras
melayang di pipi David.
"Dia memang lebih segalanya dari aku, tapi hanya aku
yang diakui sebagai penerus keluarga Jaslin. Kau tahu kenapa??" Chaira
menghapus air matanya yang tadi sempat menetes saat David menghinanya.
"Karena dia memiliki ayah yang cacat dan ibu yang
bo-dah" Chaira mengeja kata terakhirnya agar lebih jelas ditelinga David.
"Apa maksudnya ucapanmu?"
Chaira tertawa lepas mendengar pertanyaan David.
"Karena kau sebentar lagi akan mati, aku akan menceritakan semuanya
padamu, Sayang" Jari lentik Chaira menari indah di wajah David yang
penuh lebam.
"Pasang kupingmu baik-baik, sayang. Anggap saja ini
sebagai ungkapan rasa cintaku kepadamu agar kau tidak mati penasaran"
Wanita itu mendekatkan wajahnya pada wajah David.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 149 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 148 Pernikahan Yang Tak Dianggap "