Bab 8 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 8
"Aku akan menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek
harus merestui hubunganku dan Jessica" ucap Alex.
Viona tak habis pikir, bagaimna bisa seseorang akan menikah,
tetapi meminta restu dengan pasangan lain? Namun, Viona tak punya banyak waktu
untuk memikirkan semua itu. Bagi Viona, kesembuhan sang neneklah yang
terpenting. Nenek Uti adalah keluarga satu-satunya yang Viona punya, untuk apa
Viona hidup jika tak bisa berkorban demi orang yang telah tulus membesarkannya?
Meski Kakek Volcan sangat kecewa dengan persyatan yang
diajukan oleh cucunya, pria tua itu tetap melanjutkan niatnya. Kakek Volcan
nyakin, dengan kebaikan Viona, gadis itu sanggup melulukan hati cucunya-Alex.
Dari semua interaksi yang Kakek Volcan dan Viona lalukan,
keduanya tidak menyadari bahwa ada mata-mata yang selau mengintai mereka dan
siap melapor pada seseorang. Hingga berita itu sampai pada telingan Alex, Viona
adalah sugar baby Kakek Volcan.
![]() |
Bab 8 Pernikahan Yang Tak Di Anggap |
Satu-satunya hal yang paling Viona sesali adalah, Viona
belum bertanya siapa Kakek Volcan sebenarnya. Yang Viona tau, Kakek Volcan
adalah orang kaya yang baik hati dan memiliki satu orang cucu bernama Alex.
Sampai saat ini, Viona belum tahu siapa sebenarnya laki-laki
yang ia nikahi itu. Yang Viona tahu, Alex cucu Kakek Volcan dan seorang
perkerja kantoran, karena yang ia lihat, setiap hari Alex selalu pergi pulang
dengan pakaian rapi.
Viona tersadar dari lamunannya saat ada suara guntur yang
lumayan keras.
"Sepertinya bakal turun hujan" batin Viona, gadis
itu mengangkat kepalanya dan melihat awan yang mulai menghitam.
"Kakek, Vio pamit ya. Nanti ada waktu Vio kesini
lagi."
Viona meninggalkan makam Kakek Volcan, gadis itu berjalan
cepat karena tak ingin kehujanan. Untunglah ada seorang tukang ojek yang
melewati daerah sana. Viona langsung
menumpang kang ojek tersebut untuk pergi kesebuah tempat.
...****************...
"Assalamualaikum," ucap Viona, ketika masuk ke
sebuah rumah.
"Waalaikumsalam," sahut suara dari dalam.
"Nak, kamu datang?" tanya nenek tua dengan ekspresi bahagia.
"Iyah, Nek. Vio kangen bangat sama Nenek, maaf ya baru
datang sekarang" Viona memeluk erat Nenek Uti, keduanya melepas rindu yang
sudah berbulan-bulan tidak bertemu.
"Nenek juga kangen," Nenek Uti mengecup sayang
kening cucunya.
"Gimana kabar, Nenek?"
"Nenek baik, Nak. Semua berkat kerja keras kamu, maaf
karena Nenek sudah menyusahkanmu"
"Apa yang Nenek katakan? Nenek tidak pernah meyusakan
Vio, Vio sayang sama Nenek. Apa yang Vio lakukan belum seberapa dengan
pengorbanan Nenek untuk Vio." Viona kembali mengingat masa-masa sulit saat
Nenek Uti membanting tulang demi menyekolahkannya hingga tamat SMA.
"Pengorbanan apa? Kamu cucu Nenek sudah seharusnya
nenek bertanggung jawab."
Mendengar ucapa sang nenek, Viona menangis sesunggukan dalam
pelukan sang nenek. Hatinya yang masih sakit karena perlakuan orang-orang kaya
itu, ditamba ucapan nenek yang bikin terharu, rasanya Viona tak ingin berhenti
menangis. Tapi Viona sadar, ia tak boleh cengeng. Kerena, hanya dirinyalah
tumpuan nenek saat ini.
"Makasi ya, Nek. Vio sayang banget sama Nenek"
ucap Viona dengan nada bergetar. kedua wanita berbeda generasi itu berpelukan
penuh haru.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Matahari telah mencondong ke arah barat, perlahan mulai
menurun dan hendak mengistirahakan diri.
Dua orang pria dewasa masih sibuk dengan tumpukan berkas
dihadapan mereka. Pekerjaan akhir bulan ini sungguh menumpuk sehingga Alex
terpaksa harus lembur.
Sebenarnya Alex bisa saja pulang karena ia adalah atasan
sekaligus pemilik perusahaan itu, tetapi Alex tidak ingin egois dan membiarkan
David lembur sendirian. Lagi pula, tak ada hal special yang mengharuskan
dirinya cepat pulang ke rumah.
"Vid! Rumah yang aku suruh cari sudah ada belum?"
tanya Alex disela kesibukan mereka.
"Sudah, Bos. saya juga sudah meminta orang untuk
membersihkannya, jadi langsung bisa ditempati." sahut David.
"Kerja bagus, sekalian besok antarkan dia kesana."
"Kamu tidak ikut? Bukankah dia masih sah istrimu?"
"Kerjakan saja, jangan banyak bertanya,"
"Heemmm,"
Keduanya kembali fokus pada kerjaan masing-masing. Sudah
menjadi tradisi, pasangan bos dan anak buah itu berbicara santai saat mereka
sedang berduaan. Bagi Alex yang penting semua kerjaan beres, berbicara formal
cukup pada saat meething atau pun sedang bertemu dengan rekan bisnis.
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 9 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 8 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap "