Bab 97 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 97
David menggeleng tidak mendengar ucapan Kinara, David keluar
dari mobil tanpa mempedulikan gadis itu.
Di depan rumah, Ayah Kinara telah berdiri menunggu putrinya.
"Ayah" Kinara melangkah cepat lalu mencium
punggung tangan sang ayah. "Maaf, Yah. Nara abis lembur di kantor dan ini
...." ucap Kinara terpotong oleh sang ayah.
Pria paruh baya itu mengangkat tangan memberi isyarat agar putrinya
berhenti berbicara, sementara tatapannya tertuju pada David yang berdiri di
hadapannya.
![]() |
Bab 97 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Kinara terlihat tak tenang, takut sang ayah akan memarahi
David. Karena ini kali pertamanya Kinara diantar oleh seorang pria dan dalam
keadaan selarut ini.
Ayah Kinara mendekat pada David. "Terima kasih sudah
mengantar putri ayah pulang, ayo masuk sebentar, Nak. Biar ayah seduhkan
segelas kopi untukmu" Ayah Kinara merangkul bahu David dan membawanya
masuk kedalam rumah.
David nurut dan
mengikuti langkah ayah Kinara, satu hal yang menjadi pertanyaan dihati David.
Mengapa Ayah Kinara terlihat sudah sangat tua? Bukankah usia Kinara masih dua puluh satu tahun? Harusnya sang
ayah lebih pantas menjadi kakeknya.
Mungkinkah ayah Kinara telat meningkah? David semakin
penasaran dengan asal usul gadis itu.
Kinara mengelus dadanya legah, tadinya ia pikir, ayahnya
akan memarahi David. Kinara mengekori sang ayah dan David masuk ke dalam rumah.
*
*
Ayah Kinara
mempersilakan David duduk, lalu berpamitan ke belakang untuk menyeduh
segelas kopi.
David memperhatikan sekitar ruangan itu, ruangan yang bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan ruangan kerjanya.
Ruang tamu dan ruang makannya pun tidak bersekat, David
memperhatikan sebuah kamar yang berada di dekat ruang makan, pria itu bisa
menebak kamar tersebut adalah kamar Kinara.
Karena hanya kamar itulah yang memiliki pintu, sementara
kamar satunya lagi, hanya ditutup oleh sebuah kain pintu.
"Pegang ini, Tuan. Disini banyak nyamuk" ucap
Kinara sambil memberi sebuah raket nyamuk pada David.
"Tidak, kau saja yang pake" tolak David. Pria itu
merasa gengsi, mana ada badan sekekar
itu takut pada seekor nyamuk.
"Ambil saja Tuan untuk jaga-jaga, Tuan orang baru
disini, takutnya mereka beramai-ramai
minta kenalan sama, Tuan." Kinara menarik tangan David dan menaruh
raket nyamuk tersebut pada telapak tangan David.
David mengerutkan Dahinya mendengar ucapan Kinara.
"Emang nyamuk bisa tahu ada orang baru?" tanya David sambil menyimpan
raket nyamuk diatas sebuah meja triplek di hadapannya.
"Bisa dong, nyamuk-nyamuk disini semua sudah terlatih,
bahkan mereka bisa mengenali yang mana pemiliknya." sahut Kinara ngawur.
"Tuan tunggu disini ya, aku kedepan sebentar beli es batu." Selesai
berbicara, Kinara langsung berjalan keluar rumah.
David mengangkat tangan dan hendak mencegat Kinara. Nanum,
gadis itu sudah meleset keluar.
David tersenyum-senyum sendiri mengingat sikap gadis itu.
"Bahkan dia tidak punya es batu, tapi masih sempat-sempatnya mengajakku
masuk" Dalam hati David mengagumi
Kinara.
Ditengah lamunannya, David mulai diserang oleh nyamuk.
Bahkan tidak hanya satu nyamuk yang berdengung di tengahnya.
David seperti orang yang sedang berlatih pencak silat,
memukul dan menyili nyamuk-nyamuk itu.
Dari balik pintu, Kinara yang sudah pulang membeli es batu
pun cekikikan melihat aksi David. "Biar tahu rasa, udah dibilangin jangan
kesini, masih aja ngeyel" ucap Kinara pelan sambil terus cekikikan.
"Pake raketnya aja, Nak. Disini memang banyak
nyamuk" ucap ayah Kinara mengaget David.
Ayah Kinara meletakan sebuah gelas berisi kopi panas di atas
meja.
Mendengar ucapan ayah Kinara
David menunduk dan hendak mengangkat raket tersebut.
Ehemmmmm, Kinara berdehem dan langsung membuat David menarik
kembali tangannya.
David merasa harga dirinya akan jatuh jika memakai raket
nyamuk itu, bukanya tadi ia sudah menolak dihadapan Kinara?.
"Pake saja raketnya, Tuan. tidak perlu malu-malu" ucap Kinara dan langsung berlalu kebelangkang untuk
mengambil sebuah baskom kecil. Gadis itu menahan tawanya agar David tidak
merasa malu.
David menatap punggung Kinara seolah berkata, beraninya kau menertawaiku
gadis kecil, lihat saja besok apa yang akan aku lakukan padamu.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 98 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 97 Pernikahan Yang Tak Dianggap "