Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 106 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 106

"Helmnya hanya ada satu, kau mau memakainya?" tanya David saat mereka telah sampai ke parkiran motor.

"Tidak, Tuan saja yang pakai. Tuan'kan yang  menyetir motornya," sahut Kinara.

"Bisa tidak jangan memanggilku Tuan? Saat ini kita tidak sedang berada di kantor buka?"  protes David. Kupingnya terasa panas saat mendengar Kinara memanggilnya Tuan.

"Trus harus panggil, apa?" tanya Kinara bingung.

"Terserah, asal jangan panggil aku, Tuan." Dalam hatinya, David berharap gadis itu memanggilnya dengan sebutan, honey, sayang ataupun panggilan romantis lainnya.

"Baiklah, aku akan memanggilmu Om atau Paman saja, ya." ucap Kinara.

David membulat matanya sempurna mendengar ucapan Kinara.

Bab 106 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Kau serius? Tidak ada yang lebih buruk dari itu?" tanya David. Ia merasa sungguh tidak percaya dengan pikiran gadis itu.

"Tidak ada, lagi pula dilihat dari perbedaan usia kita, sudah seharusnya saya memanggil Anda dengan sebutan Om, Tuan David." jelas Kinara santai.

David menelan salivanya kasar, yang benar saja gadis itu menyinggung soal usia. Apa mungkin Kinara ingin menegaskan padanya bahwa mereka tidak akan pantas untuk berbanding? "Terserah kau saja," David menyalakan mesin motor dengan wajah kesal.

Saat Kinara telah duduk diatas motor, David sengaja memutar gas motor secara tiba-tiba sehingga membuat Kinara kaget dan reflek langsung melingkarkan kedua tangannya pada perut David.

Tidak ingin melewatkan kesempat didepan mata, David langsung menahan kedua tangan Kinara yang berlingkar di perutnya.

Dibalik helmnya, David tersenyum puas berhasil membuat Kinara memeluknya dari belakang. David menyetir pelan menggunakan satu tangan sambil menikmati pelukan hangat dari Kinara.

Sementara, Kinara tersenyum malu-malu dibelakang dibelakang David. Tidak bisa dipungkiri, Kinara juga merasa senang dan nyaman atas semua perlakuan David padanya.

*

*

Sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, hati David terus berbunga-bunga karena Kinara terus memeluknya, bahkan tangan gadis itu tidak ada tanda-tanda ingin terlepas dari perut David.

 Perjalanan yang begitu jauh hingga ke pinggiran kota menjadi sangat dekat disaat menempuhnya bersama orang yang dicintai.

Kinara mengarahkan David  dan memintanya berhenti di sebuah rumah yang berukuran sedang dan terlihat sudah sangat usang. Bahkan tembok rumah itu mulia rapuh, namun atapnya masih bisa untuk tempat berlindung.

David mengerutkan Dahinya sambil memperhatikan sekeliling rumah itu yang tampak gelap gulita. Ada beberapa lagi rumah dengan bentuk yang sama disamping kiri dan kanananya.

Tempat apa ini? batn David bertanya.

Dengan rasa penasarannya, David mematikan motor dan berjalan mengikuti Kinara.

Uhuk, uhuk "Nak, kenapa kesini malam-malam?" tanya seorang nenek yang terlihat sudah sangat tua, bahkan berdiri pun menggunakan bantuan sebuah tongkat kayu.

"Tidak apa-apa, Nek. Nara hanya ingin berkunjung" sahut Nara. Hati gadis itu sedikit sakit, harusnya ia berkunjung besok setelah mendapatkan uang hasil taruhannya.

"Nenek sudah makan?" tanya Kinara.

"Sudah, Nak." sahut nenek tua. "Siapa yang kau bawa, Nak?" tanya nenek.

"Oh kenalin, Nek. Ini teman Nara, namanya David," jelas Kinara.

"Ajak temanmu masuk, Nak. Nenek akan ambilkan minuman untuk kalian"

"Tidak usah, Nek. Sebaiknya Nenek istirahat sekarang. Nara akan menginap malam ini." Kinara sering menginap di rumah itu dikala lagi suntuk ataupun libur kuliah, Kinara senang bermain-main disana, apalagi disiang hari.

Nenek tua menatap Kinara seolah mempertanyakan keberadaan David disana.

"Jangan khawatir Nek, dia orang baik" ucap Kinara yang paham akan tatapan sang nenek.

Mendengar ucapan Kinara, nenek tua merasa legah dan berpamitan ke kamar.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 107 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 106 Pernikahan Yang Tak Dianggap "