Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 109 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 109

"Pulanglah, Tuan David. Aku akan menginap disini malam ini" ucap Kinara setelah selesai menceritakan kisah hidupya.

David membulatkan kedua matanya sempurna, bukankah didepan nenek tadi, gadis itu mengatakan mereka akan menginap bersama.

"Bagaimana bisa kau menyuruhku pulang tengah malam begini sementara aku sendiri tidak tahu jalan pulang?" sahut David balik bertanya.

"Ikuti saja jalan yang tadi, Tuan. Disini tidak ada tempat untuk tuan tidur. Atau Tuan mau tidur sambil duduk disini?" Kinar menunjuk ruang tamu yang saat ini mereka duduki.

Bab 109 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Tidak masalah, lalu kamu akan tidur dimana?" ucap David dengan percaya diri. David berpikir gadis itu hanya mengerjakannya, toh tempat untuk dia tidur juga tidak ada.

"Tuan lihat kamar yang disana?" Kinara menunjuk sebuah kamar di bagian sebelah kiri.

David pun mengarahkan pandangannya mengikuti tangan Kinara.

"Itu kamar saya, Tuan. Kamar yang sengaja disediakan khusus untuk saya" jelas Kinara.

Kamar tersebut memang disedia khusus untuk Kinara. Padahal Kinara telah menolaknya dan menyuruh anak-anak itu menggunakan kamar tersebut. Namun, mereka semua menolaknya.

Anak-anak itu merawat kamar tersebut untuk Kinara, agar kapanpun Kinar ingin menginap disana, tidak perlu lagi susah-susah mencari tempat.

Anak-anak itu tampak, sangat menyayangi Kinara, orang yang mereka panggil dengan sebutan kakak.

"Bagaimana, Tuan? Masih ingin menginap disini?" tanya kinara memastikan. Gadis itu memainkan alisnya seolah sedang mengejek David.

"Tentu saja" sahut David pasti. Lagi-lagi gengsinya tidak ingin kalah dari nyamuk.

"Banyak nyamuk loh disini" Kinara menggurui.

"Bukankah kau sudah mengoleskan autan padaku? Atau, kau ingin mengoleskannya lagi sekarang?" ucap David yang membuat pipi Kinara langsung memerah mengingat kejadian saat oles autan tadi.

"Tidak!" Tolak Kinara tegas. "Nih oleskan saja sendiri" Kinara mengambil tangan David dan menaruh autan pada telapak tangan pria itu.

"Saya mau tidur, Tuan. Selamat berperang dengan nyamuk." Selesai menggoda David, Kinara langsung berlari kecil menuju kamar.

"Kau ...." Wajah David tampak kesal. Padahal hatinya telah berharap untuk duduk bercerita dengan Kinara hingga pagi hari.

 *

*

Satu jam berlalu, David masi duduk memainkan ponselnya dengan santai. Hingga masuk jam kedua, ketiga dan seterusnya, mata David tampak sudah mulai mengantuk. Pria itu memperhatikan jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

David menarik salah satu kursi dan menyimpan didepannya, David menaikkan kedua kakinya dan mulai memejamkan mata.

Belum ada sepuluh menit tertidur, David mulai mengibas-ibas telinga bagian kiri dan kanan. David berusaha untuk terlelap, namun  semakin ingin masuk ke alam mimpi, semakin banyak pulang nyamuk yang berdengung di telinganya.

David membenarkan posisi duduk dengan perasaan kesal, pria itu meraih bungkus autan diatas mejanya "Sial" umpat David saat mendapati isi Autannya telah habis.

"Bagaimana aku bisa tidur" ucapnya dengan nada kesal.

Saat sedang berpikir, David tidak sengaja melihat ke arah pintu kamar yang ditempati oleh Kinara.

David terdiam sejenak lalu berdiri dan berjalan mendekat ke kamar Kinara.

Davia ingin mengetuk pintu, Namun pria itu mengurungkan niat. David takur akan membangunkan yang lain.

Tangan David perlahan memegang handle pintu dan mulai memutarnya pelan.

Ketika  mengetahui pintu kamar itu tidak dikunci, David tersenyum senang. David melangkah masuk seperti pencuri, tak lupa menutup kembali pintunya.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 110 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 109 Pernikahan Yang Tak Dianggap "