Bab 12 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan
Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan
fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini
sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 12
Alex melajukan mobilnya dengan kecepat sedikit tinggi, tak
peduli dengan cuaca yang sedang buruk. Langit bergemuruh, kilat menyambar
dimana-mana. Awan hitam yang sejak tadi menahan diri, akhir menurunkan hujan
yang cukup deras.
Alex membunyikan klakson panjang ketika mobil di depannya
tak kunjung maju. Aksi Alex cukup menarik perhatian sehingga seorang pria
berjas hujan orange datang mengetuk kaca mobilnya.
"Mohon bersabar, Pak. Didepan ada pohon besar yang
tumbang dan menghalangi jalan, petugas kami sedang berusaha
membersihkannya." jelas pria berjas hujan tersebut.
"****, sial apalagi ini?" Alex terlihat frustasi,
kemalangan apalagi yang akan menimpanya.
Alex keluar dari mobil, tak peduli jika harus menabrak
hujan. Ia harus segera tiba di kantor.
![]() |
Bab 12 Pernikahan Yang Tak Di Anggap |
Perusahaan yang dirintis oleh mendiang kakek tercinta sedang
terancam bangkrut. Bagaimana ia akan bertanggung jawab pada sesepunya kelak
jika perusahaan itu hancur begitu saja?.
Alex menitipkan kunci mobilnya dan sebuah kartu nama pada
petugas yang berbicara padanya tadi. "Tolong antarkan mobil saya ke alamat
ini, Pak. Saya sedang terburu-buru" Alex menyodorkan kedua benda tersebut.
Si petugas itu mengangguk dengan muka bingung, mengapa orang
ini menitipkan mobil tanpa merasa ragu sedikitpun? Namun, setelah melihat nama
yang tertera dalam kartu pengenal tersebut, pria itu menelan salivanya kasar
sambil menatap Alex yang semakin menjauh darinya.
Mimpi apa dirinya semalam bisa bertemu dan berbicara
langsung dengan Tuan Winston Emeraldi?
Alex berlari menabrak hujan melewati banyak mobil yang
terparkir rapi menunggu jalanan dibuka. Alex menengok sebentar kearah pohon
besar yang tumbang, sepertinya keputusan Alex keluar dari mobil sangat tepat.
Dilihat dari ukuran pohon yang begitu besar dan cuaca yang tidak mendukung,
akan memakan waktu cukup lama untuk membersihkan jalan itu.
Alex terus berlari, tak peduli bajunya yang sudah basah
kuyup. Syukurlah Alex bertemu dengan seorang pengendara motor yang baik hati.
"Pak, bisa tolong antarkan saya? Saya akan bayar
berapapun yang Bapak minta" ucap Alex, sambil mengeluarkan isi dompetnya.
"Ayo naik" Tanpa berbasa basi, bapak tersebut
langsung mengantarkan Alex.
"Kita kemana ini, Pak?" tanya si bapak.
"Jalan saja, Pak. Nanti saya arahin" sahut Alex.
Ditahap ini, Alex membuang semua gengsinya. Berbicara langsung dengan orang
asing dalam jarak sedekat seperti itu? Betapa tidak sudinya jika dirinya sedang
tidak dalam masalah.
****************
Sementara, di dalam gedung megah itu, semua karyawan telah
heboh. Berita tentang perusahaan diambang kehancuran telah menyebar kesemua
karyawan. Ada yang julid, ada yang turut prihatin, ada pula yang mendoakan agar
masalah perusahaan segera terselesaikan dengan baik.
David bersama tim IT sedang bertarung hebat mengembalikan
data perusahaan, sedetikpun mata pria itu tidak terlepas dari layar komputer.
Sesekali, David mengusap keringatnya yang mengalir dan
hampir masuk kedalam matanya. AC yang terpasang dalam ruang itu seperti tidak
ada gunanya untuk saat ini.
David terlihat gelisah, nasib Emerald Group bersama ribuan
karyawan berada ditangannya. Untuk pertama kalinya, David berharap Alex segera
muncul dihadapannya.
Cuaca yang tidak mendukung, ditambah genangan air
dimana-mana mengakibat motor yang ditumpangi oleh Alex tidak bisa melaju dengan
cepat.
Setelah berjuang melawan arus hampir satu jaman, Alex pun
tiba di gedung Emerald Group.
"Urus Bapak ini," ucap Alex pada security yang
berjaga di depan pintu.
"Baik, Tuan," sahut security sigap dan langsung
menjalankan perintah tuannya.
Alex melangkah masuk dengan cepat, keadaannya yang basa
kuyup mengundang perhatian semua karyawan yang menunggu dengan kecemasan.
Melihat ekspresi Alex yang sulit ditebak, tak ada satupun
karyawan yang berani mendekat, apalagi berbasa basi menawarkan handuk.
Alex menaiki lift menuju ruangannya, sebelum membereskan
kekacauan ini, pertama-tama Alex harus mengganti bajunya yang basah kuyup itu.
Untunglah di dalam ruangan kerjanya ada sebuah kamar berukuran minimalis yang
sengaja disediakan disna, lengkap dengan segala kebutuhannya.
Alex segera mengganti bajunya, pria perfeksionis itu hanya
benar-benar mengganti bajunya, tanpa mandi ataupun mengeringkan rambut.
Selesai mengganti pakaian, Alex bergegas menuju ruangan IT.
"Syukurlah, Bro. Akhirnya Loe datang juga" David
bernapas Legah ketika Alex tiba di depan pintu.
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 13 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 12 Pernikahan Yang Tak Dianggap "