Bab 117 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 117
David membawa Kinara menuju sebuah butik mewah langganan
keluarga Emeraldi.
"Tolong carikan gaun yang cocok untuknya" ucap
David pada pegawai butik sambil menunjuk pada Kinara.
"Baik, Tuan David" sahut pegawai tersebut sopan,
tak lupa memberi hormat. "Silakan, Nona" Pegawai wanita itu menunjuk
arah jalan pada Kinara.
Kinara menurut dengan wajah bingung karena tidak paham apa
tujuan David mengajaknya membeli baju.
Beberapa kali mengganti gaun, namun tidak ada satupun yang
cocok di mata David. David selalu menggeleng dan meminta Kinara ganti yang
lain.
Kesabaran Kinara mulai habis melihat tingkah David.
"Tuan David, bagaimana kalo Tuan saja yang langsung pilihkan gaunnya
untuk, saya." ucap Kinara sambil merapatkan kedua giginya.
Sedangkan pegawai wanita yang membantu Kinara sejak tadi
menunduk ketakutan mendengar Kinara menyuruh David.
"Baiklah" David berdiri tanpa ragu, lalu berjalan
masuk kerung yang terdapat banyak sekali gaun yang pasang pada patung manekin.
Pandangan David langsung tertuju pada sebuah gaun panjang
berwarna hitam yang terlihat simpel namun elegan. Tanpa menunggu lama David
langsung meminta Kinara mencobanya.
David sangat menyukai warna hitam, bagi David seorang wanita
mengena baju berwarna hitam akan memiliki data tarik tersendiri dan David yakin
gaun itu akan terlihat saat indah di tubuh Kinara.
Kinara menurut dan masuk ke ruang ganti membawa gaun pilihan
David.
Tepat seperti dugaannya, gaun itu sangat cocok dan menempel
sempurna pada tubuh kecil Kinara. David tersenyum puas dengan pilihannya.
David meminta gaun itu dikirim ke hotel tempat acara dan
sekaligus memesan satu perias khusus, David ingin Kinara tampil sempurna
di acara resepsi besok.
Selesai dari butik, David mengajak Kinara ke toko sepatu.
Sepanjang perjalan menuju toko sepatu, Kinara terus melirik
David yang sedang menyetir. Ucapan pegawai wanita di bukti
tadi masih terekam jelas dalam ingatannya.
Saat di ruang ganti tadi, Kinara menolak untuk mencoba semua
gaun itu. Kinara tidak terbiasa memakai gaun, bahkan belum pernah memakainya
sama sekali.
Dengan melihat gaun-gaun yang panjangnya hingga menutupi
mata kaki, Kinara sudah bisa membayangkan akan seribet apa dirinya bila memakai
salah satu dari gaun-gaun itu.
Namun, ucapan pegawai itu langsung merubah isinya kepalanya.
"Nona, sepertinya Anda wanita spesialnya dihati Taun
David, selama hampir sepuluh tahun saya bekerja disini, Nonalah wanita pertama
yang Tuan David ajak kesini. "
Meski ucapan pegawai butik itu belum bisa dipastikan, Kinara
merasa senang. Hatinya dipenuhi bunga-bunga yang sedang mekar.
Kinara akan berusaha tampil yang terbaik agar tidak
mengecewakan David.
Sesampainya di toko sepatu, seperti biasa David meminta para
pegawai membantu Kinara memilih sepatu dan dirinya akan duduk menunggu disofa.
Kinara menelan saliva kasar saat melihat derata sepatu
disana yang heelsnya sekecil jari kelingkingnya. Kinara tidak bisa membayangkan
dirinya harus memakai sepatu seperti itu, bagaimana kalo heelsnya patah saat
dirinya berjalan?
Sungguh Kinara ingin berteriak, bisakan kalian berikan aku
sepatu flat atau sepatu kets saja. Namun, Kinara mengurungkan niatnya, apalagi
saat mengingat ucapan pegawai butik tadi.
Kinara menurut dan mencoba beberapa sepatu terbaik dari toko
itu.
Sesai mencobanya, David membelikan dua pasang sepatu untuk
Kinara, dengan ukuran heels yang berbeda agar Kinara bisa memilih mana yang
menurutnya nyaman untuk dipakai.
Setelah membayar sepatu, David dan Kinara keluar dan
berjalan menuju mobil.
"Besok aku akan menjemputmu jam sembilan pagi, ingat
bawa sepatunya" ucap David.
"Iyah" sahut Kinara patuh.
Acara akan dimulai sore hari dan mereka akan kesana lebih
awal untuk mengecek segala sesuatunya.
David membukakan pintu mobil untuk Kinara, setelah
memastikan gadis itu duduk dengan baik, David ikut masuk ke dalam mobil dan
mulai melaju kembali ke kantor.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 118 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 117 Pernikahan Yang Tak Dianggap "