Bab 13 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 13
Alex dan David bersama beberapa ahli IT mulai bertarung
memulihkan data perusahaan. Semuanya tampak serius, pandangan mereka sedikit
tak beralih dari layar komputer.
Ketika data perusahaan bocor dan berita tersebut telah
tersebar luaskan, maka akan banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
yang akan mencoba mengambil keuntungan dari sana.
Waktu terus berjalan, setiap detakan jarum jam sangat
berarti bagi Alex saat ini. Jika dirinya bersama tim lengah sedetik saja, maka
perusahaan akan benar-benar hancur. Kredibilitas perusahaan akan dipertanyakan,
semua investor akan menarik kembali saham mereka. Apalagi yang lebih buruk dari
semua itu?
![]() |
Bab 13 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Semalam suntuk bertarung didepan komputer, tak ada satu
butir pun nasi yang masuk kedalam perut mereka. Akhirnya pukul 03:00 dini hari,
perjuangan Alex membuahkan hasil yang manis, data perusahaan telah
dikembalikan, sistem keamanan perusahaan pun telah ditingkatkan.
"Yessss" Semua dalam ruangan itu bersorak ria
ketika telah menyelesaikan semuanya.
"Selamat ya, Bro" ucap David, keduanya bersalaman
dan berpelukan ala-ala pria.
"Thanks ya Bro, udah mau berjuang bareng gua" Alex
juga tak lupa mengucap terima kasih pada semua tim IT yang telah berjuang
bersamanya. Kedua pria itu pun pergi ke ruangan kerja Alex.
"Muka Loe pucat banget, Lex. Gimana kalo kita periksa
ke dokter atau telepon Irwan suruh kesini" ucap David ketika mereka sampai
ke ruang kerja Alex.
"Nggak perlu, gua cuman butuh istirahat"
"Loe yakin, Bro? Wajah Loe beneran pucat banget
loh." David berusaha meyakin Alex. Pria itu merasa khawatir melihat wajah
pucat bosnya.
"Hmmm, sudah pulang sana. Ingat besok pagi Loe harus
stand by disini"
"Traus Loe pulangnya gimana?"
"Nggak usah pikirin, gua. Udah cepatan pulang
sana" Alex tidak ingin merepotkan David lagi.
"Baiklah, gua pulang sekarang. Ingat kalo ada apa-apa
langsung hubungi gua" pamit David dan langsung melangkah keluar.
"Cih, bawel Loe. cepetan pulang sana." cibir Alex,
ia merasa kesal mendengar ucapan David. Namun, ia juga merasa senang David
begitu perhatian padanya.
Selama delapan tahun menjadi asistennya, Alex merasa David
adalah orang yang paling tulus, pekerja keras dan selalu berusaha mengimbangi
Alex.
David adalah keponakan dari ayah sambung Alex, saat itu
ketika Alex sedang mencari Asisten yang cocok, ayah sambungnya datang dan
menawarkan David yang baru saja menyesaikan studi S2nya di London. Sejak awal
bertemu, Alex langsung merasa cocok dengan David.
................
Alex terduduk lemas disofa, setelah kepergian Devid,
badannya terasa meringan, wajah semakin pucat. Diguyur hujan habis-habisan,
memeras otak semalam suntuk, ditambah sebutir nasi pun belum masuk keperutnya,
Alex tumbang, lemah tak berdaya.
Rasanya sudah tidak sanggup lagi jika harus menempuh
perjalanan ke rumah, namun Alex tak punya pilihan. Istirahat di kantor sama
saja menunjukkan sisi lemah didepan semua karyawan, sudah cukup hal memalukan
saat basah kuyup masuk kedalam kantor. Alex tidak ingin mempermalukan dirinya
dan membuat musu-musunya semakin tertawa puas diatas penderitaannya.
Alex berjalan pelan menuju lift, kepalanya terasa berat .
Sesekali tangannya memijat pelan bagian pelipisnya.
Setelah bersusah payah, akhirnya Alex sampai di lobi utama.
Mobil yang ia tinggalkan ditengah jalan pun telah terparkir rapi di depan pintu
Emeraldi Grup.
"Tuan?" ucap security yang berjaga di pintu depan
sambil mendekat dan hendak membantu Alex.
Aksi security tersebut langsung dihentikan oleh Alex,
Tuannya itu mengangkat tangan memberi isyarat agar security itu tidak perlu
membantunya, Alex pun masuk kedalam mobil dan mulai melakukannya.
Beberapa meter tak jauh dari perusahaan, Alex merasa kepalanya
semakin berat, matanya mulai berkunang-kunang. Alex menggoyangkan kepala sambil
berkedip berulang-ulang berusaha mengembalikan kesadarannya.
Citttttt
Praaakkkkkk
Kemalangan pun tak bisa Alex hindari.
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 14 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 13 Pernikahan Yang Tak Dianggap "