Bab 127 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 127
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul bergantian di kepala
Kinara, Hatinya sedikit tergores dan kecewa mendapati semuanya tidak sesuai apa
yang ia bayangkan.
"Chaira kita tidak bisa berlama-lama disini, kita harus
terus ke kantor" ucap David.
"Tidak apa-apa, Dav. Aku juga mau pulang sebentar untuk
membersihkan diri" sahut Chaira. "Boleh aku ikut menumpang
pulang?" tanya wanita itu lagi.
David menoleh pada Kinara seolah meminta persetujuan dari
gadis itu. Namun, belum sempat Kinara memberi persetujuan nya, Chaira sudah
menyelanya terlebih dahulu.
"Boleh ya aku ikut kalian, Kinara." Chaira
berbicara sambil menyentuh pergelangan tangan Kinara.
"Ah, iya boleh" sahut Kinara. Gadis itu masih
dalam mode bingung.
"Ayo"ajak David. Tanganya terangkat hendak
merangkul bahu Kinara. Nanum, Chaira langsung menyerobotnya.
"Ayoo" Chaira menggandeng cepat tangan David dan
langsung mengajak pria itu jalan.
David menoleh sebentar pada Kinara lalu berjalan mengikuti
langkah Chaira dengan santai.
Mau tidak mau, Kinara terpaksa mengikuti pasangan mantas
suami istri itu dari belakang.
Sesampainya mereka di parkiran, David berjalan duluan untuk
membuka pintu mobil. Lagi-lagi Chaira menyerobot dan langsung masuk ke kursi
depan.
David sedikit bingung melihat tingkah mantan istrinya, pria
itu berinisiatif membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Kinara, tetapi
pergerakannya kalah cepat dari Kinara. Tangan gadis itu telah menyentuh pintu
mobil terlebih dahulu.
Kinara masuk kedalam mobil tanpa memandang David sedikit
pun.
Setelah memastikan Kinara duduk dengan baik, David pun ikut
masuk kedalam dan mulai melaju menuju rumah Chaira.
"Kinara, kapan-kapan kita jalan bareng ya" ucap
Chaira memecah keheningan di dalam mobil.
Kinara tidak menjawab, gadis itu hanya memberi sebuah
senyuman simpul.
"Oh ya, sudah berapa lama kamu jadi asisten
David?" tanya Chaira lagi.
Kinara mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Chaira,
bukankah tadi wanita itu berkenalan seolah mereka baru pertama kali bertemu?
Lalu kenapa disini dia ingat kalau Kinara asisten David? Atau mungkin David
telah memberitahukannya akan mengajak seorang asisten.?
Sungguh kepala Kinara sudah tidak sanggup menampung semua
pertanyaan itu.
"Baru sebulan" sahut Kinara dengan ekspresi datar.
"Oh, kamu lulusan mana?" Chaira terus bertanya
pada Kinara. Entah hanya untuk sekedar berkenalan atau ada maksud lain.
Kinara mulai kesal, kenapa orang ini baru saja bertemu
langsung bertanya banyak hal. "Cuman tamat SMA" sahut Kinara yang
membuat wajah Chaira sedikit kaget.
Chaira cukup penasaran, mengapa hanya lulusan SMA saja bisa
jadi asisten David? Namun Chaira menepis semua rasa penasarannya dan tidak ada
niat untuk bertanya lagi.
Satu hal yang pasti, kini Chira tahu, gadis yang berada
disamping David itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya.
Ditambah lagi, tidak ada hal menonjol dari penampilan gadis
itu yang bisa membuat David tertariknya. Chaira yakin, David masih tetap dalam
genggamannya.
"Dav, pulang kerja nanti bisakah kamu mampir lagi ke
rumah sakit?" tanya Chaira saat mobil yang disetir oleh David telah
berdiri didepan gerbang rumahnya.
"Aku tidak janji, Ra. Pekerjaanku di kantor sangat
banyak," sahut David.
"Iyaa nggak apa-apa Dav, makasi ya udah antar pulang
aku." ucap Chaira lalu lalu keluar dari mobil. Tak lupa memberi sebuah
senyuman pada Kinara yang duduk di belakang.
Hingga Chaira masuk ke dalam rumah mewahnya dan gerbang
tinggi itu ditutup rapat, David belum juga melajukan mobilnya.
"Pindah kedepan" ucap David. Namun Kinara bersikap
seolah tidak mendengar apa-apa.
"Nara pindah kedepan" David sedikit meninggikan
nada suaranya.
Kinara keluar dari mobil dan berpindah ke depan dengan wajah
kesal. Kinara bisa saja menolak ataupun beradu mulut dengan David, tetapi ia
sadar, tempat itu bukanlah tempat yang pas untuk mereka berdebat.
Dalam perjalanan menuju kantor, David sesekali melirik
kearah Kinara. Pria tersenyum penuh arti melihat wajah kesal Kinara.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 128 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 127 Pernikahan Yang Tak Dianggap "