Bab 128 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 128
Sepanjang perjalanan menuju kantor, otak Kinara berpikir
keras. Apa mungkin dirinya telah salah karena menaruh perasaan pada David?
Kinara mengingat kembali pesan sang ayah saat pertama kali mengajak David ke
rumahnya.
'Ingat, Nak. Siapa kita dan siapa mereka.'
Melihat kecocokan David dan Chiara dari segi fisik maupun
materi, Kinara merasa, dirinya hanyalah seekor lalat yang hanya akan menjadi
pengganggu dalam hubungan kedua orang itu.
Kinara melihat keluar jendela, gadis itu menghapus setitik
bulir bening yang keluar tanpa permisi dari matanya. Kinara menarik napas dalam
dan membuangnya perhalahan.
Jika saja ia tahu jatuh cinta akan sesakit ini, maka Kinara
akan berusaha membuang perasaannya sejak awal.
Tenggelamnya dengan pemikirannya sendiri, tanpa Kinara
sadari, David telah memarkirkan mobil di parkiran khusus pimpinan perusahaan.
Bahkan saat David keluar dari mobil pun Kinara tidak menyadarinya.
Ketukan kaca mobil dari luar membuat Kinara tersadar,
bukannya keluar gadis itu mala menurunkan kaca mobil.
"Gadis keras kepala apa kau mau tidur didalam
mobil?" tanya David dengan posisi kedua tangan menopang pada pintu mobil
sehingga wajahnya sejajar dengan Kinara.
Kinara terdiam, jantungnya berdegup kencang melihat wajah
tanpa David dihadapannya. Baru saja ia berpikir ingin membuang perasaannya,
mengapa wajah itu tiba-tiba saja muncul seperti ingin menggodanya?
Untuk beberapa saat, keduanya saling beradu pandang. David
merasa bersalah melihat mata gadis kecilnya memerah, David tahu Kinara baru
saja habis menangis.
David merasa dirinya sudah sangat keterlaluan ngerjain
Kinara.
Sebenarnya David sengaja membalas pelukan Chaira dihadapan
Kinara hanya untuk melihat respon gadis itu. David ingin melihat seberapa besar
Kinara menaruh perasaan padanya. Lebih tepatnya David menginginkan pengakuan
suka dari mulut gadis itu.
David akui dirinya memang bersalah karena telah melupakan
Kinara kemarin malam, tapi bukan berarti ia akan balikan dengan mantan
istrinya. David membantu Chaira hanya karena rasa simpatinya, bagaimanapun
mereka pernah hidup serumah.
Kinara mengalikan pandangan kesembarangan arah lalu berkata.
"Tidak, aku mau turun sekarang"
"Baiklah" David menegakkan badannya lalu
membukakan pintu mobil.
Saat Kinara keluar, David langsung mengunci tubuh Kinara
hingga gadis itu tidak bisa bergerak.
"Mau apa kau?" tanya Kinara. Kedua tangan
menyilang pada dadanya.
"Mau lihat seberapa besar gadis keras kepala sepertimu
marah" sahut David santai.
"Minggir nggak? Atau mau aku tendang" ancam
Kinara.
"Coba saja kalau berani" tantang David.
"Aku nggak bercanda, ya."
"Aku juga nggak bercanda, mala bagus kau
menendangku"
"Apa maksudmu?"
"Setelah kau menendangku kau juga yang akan
merawatku"
"Tidak, kenapa tidak minta tolong saja pada
kekasihmu"
"Aku maunya kau yang merawatku"
"Cihh, dasar pria egois, tidak tahu malu. Suka
mempermainkan perasaan wanita. Kau pikir kau siapa, hah? Jangan kira aku masih
bocah jadi kau seenaknya mempermainkan perasaanku" ucap Kinara dengan
wajah penuh amarah. Napas gadis itu naik turun karena terbawa emosi.
"Memangnya seperti apa perasaanmu yang aku
permainkan?" David masih tetap terlihat satai, pria itu seperti sengaja
ingin memancing Kinara.
"Dasar pria tua tidak tahu diuntung. kemarin-kemarin
kau seenaknya menciumku, sekarang kau berpelukan dengan wanita lain didepanku,
trus besok apa lagi? Apa kau tahu hati aku sakit melihat semua itu." Air
mata gadis itu mengalir membasahi kedua pipinya setelah menumpahkan segala
kekesalannya.
Mendengar isi Kinara, David semakin merasa bersala, pria itu
membawa Kinara kedalam kepulakanya.
David mengecup lama puncuk kepala Kinara sambil berjanji
dalam hatinya, tidak akan membiarkan gadisnya menangis lagi. David
akan segera menyelesaikan masalahnya dengan Chaira.
Lama merangkul tubuh mungil Kinara, David melepas
pelukannya. Tangan David menangkup kedua pipi Kinara membawa gadis itu menatap
wajahnya.
Cup
"I love you, Kinara" ucap David setelah mengecup
bibir Kinara.
David tidak butuh kata suka dari mulut Kinara lagi, semua
amarah yang baru saja ia dengar sudah cukup mewakilkan perasaan Kinara padanya.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 129 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 128 Pernikahan Yang Tak Dianggap "