Bab 130 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 130
David dan Kinara menuju lantai delapan belas setelah
melakukan ritual peresmian hubungan mereka. Wajah keduanya terlihat berbinar memancarkan
aura kebahagian mereka masing-masing. Sesampainya mereka disana, keduanya
langsung duduk di kursi kerja masing-masing.
Semua pekerjaan terasa mudah dikala hati senang, apalagi
seseorang yang kita cintai berada didekat kita.
Situasi seperti itulah yang sedang dirasakan oleh Kinara dan
David saat ini, tumpukkan berkas yang begitu banyak diatas meja, semuanya
terselesaikan dengan baik tanpa keluhan sedikit pun.
Bukan hanya soal kerjaan, waktu pun terasa begitu
cepat.
Bekerja sambil mencuri pandang satu sama lain dan saling
melempar tersenyum dikala mata tak sengaja saling bertemu, tanpa mereka sadari,
waktu sudah menunjukkan pukul 12:00 siang hari, dimana semua karyawan dibiarkan
beristirahat sejenak untuk mengisi energi masing-masing.
"Sudah selesai?" tanya David. Pria itu telah
berdiri didepan meja kerja Kinara.
"Sudah" sahut Kinara.
"Ayoo" David mengulurkan tangannya pada sang
kekasih.
Kinara tersenyum menanggapi perlakuan David.
"Bentar" ucap Kinara sambil memasukan ponselnya kedalam tas mahalnya
yang ia beli dengan harga tujuh puluh lima ribu.
Setelah memasukan ponsel dan merapikan meja kerjanya, Kinara
menyambut uluran tangan David dan keduanya hendak berjalan keluar.
Belum sempat mereka melangkah menuju pintu, seseorang telah
membuka pintu dari luar dan masuk begitu saja.
"Dav" panggil seseorang tersebut.
"Chaira! untuk apa kau kesini?" tanya David
sedikit heran, bukankah seharusnya wanita itu berada di rumah sakit.
"Maaf ya, Dav. Aku kesini tidak bilang-bilang, aku
hanya ingin mengajakmu makan siang berdua" jelas Chaira.
"Sorry, Chaira. Tapi kita baru saja ingin keluar cari
makan."
Chiara tersenyum menanggapi ucapan David.
"Tidak perlu keluar, aku sudah bawakan makan siang. Ayo
kita makan berdua disini saja, Kinara mau ikutan juga boleh, kebetulan aku bawa
makannya banyak." Chaira mendekat pada David dan langsung menggandeng
tangan pria itu.
Melihat David hanya diam saja digandeng oleh Chaira, Kinara
menarik tangannya yang digandeng oleh David.
"Sorry Chaira, tapi aku tidak bisa. Aku sudah janji
sama Kinara akan makan siang berdua dengannya." David melepas tangan
Chaira yang melingkar di lengannya dan kembali menggandeng tangan Kinara.
"Kalau kau mau, kau boleh menumpang makan disini. Aku sama Kinara harus
pergi sekarang" ucap David dan langsung menarik Kinara keluar ruangannya.
Chaira menatap tidak percaya David meninggalkannya begitu
saja, selama mengenal David, ini kali pertamanya pria itu mengabaikan dirinya.
"Tidak mungkinkan kau mengabaikanku hanya karena gadis
tengil itu" ucap Chaira pelan, ia masih belum percaya dengan semua ini.
.
.
Sementara di luar ruangan, David dan Kinara baru saja masuk
ke dalam lift.
Kinara terus melirik wajah David yang berdiri di sampingnya,
bahkan gadis itu sampai memiringkan lehernya hanya untuk mengintip wajah David
yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Ada apa?" tanya David setelah mematikan ponselnya
dan memasukannya kedalam saku celana.
"Om baik-baik saja 'kan?" tanya Kinara. Gadis itu
berpindah posisi berdiri depan David agar lebih leluasa memperhatikan wajah
pria itu.
David mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Kinara itu.
"Om tidak bersedihkan meninggalkan teman Om begitu
saja?" tanya Kinara lagi. Tangan gadis itu bergerak ke atas menyentuh
wajah David dan membolak balikkan rahang pria itu seperti anak kecil.
David terdiam memikirkan gadis itu melakukan apa yang ia
inginkan.
"Sudah puas?" tanya David yang mulai merasa tak
nyaman. Pria itu menghentikan pergerakan tangan Kinara dan merangkul pinggang
gadis itu agar lebih dekat padanya.
"Kenapa, Sayang? Apa kau ingin aku makan berdua
dengannya" tanya David sambil menatap lekat mata Kinara yang juga sedang
menatapnya.
Kinara menggeleng seperti orang yang terkena hipnotis, entah
kenapa ia selalu tersihir bila beradu pandang dengan pria yang ia panggil om
itu.
Kinara tersadar setelah David meniup wajahnya.
"Lepasin, Om" ucap Kinara sambil berusaha lepas
dari pelukan David. Kinara takut pintu lift terbuka dan orang-orang akan
melihat mereka dengan posisi seperti itu. Kinara lupa jika lift yang mereka
gunakan adalah lift khusus pimpinan.
"Kenapa? bukannya sejak tadi kau yang menggodaku?"
"Tidak, siapa yang menggoda, aku hanya ingin memastikan
sa... huummmppp" ucapan Kinara terhenti karena telah dibungkam oleh bibir
David.
Jika Kinara tersihir karena ketampanan David, maka David
berada satu level diatasnya. David bukan hanya tersihir oleh wajah cantik
Kinara, tetapi David juga tersihir dengan semua tingkah yang dilakukan gadis
itu. Bahkan saat Kinara sedang mengomel pun David merasa gadis itu sedang
menggodanya.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 131 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 130 Pernikahan Yang Tak Dianggap "