Bab 134 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 134
Hampir satu jam menempuh perjalanan, mobil David memasuki
sebuah gerbang rumah yang tak kalah mewah dari rumah Alex.
Satu orang pelayan pria mendekat dan membukakan pintu mobil
dan satu orang wanita paruh baya menyambut David dan Misel.
"Tuan" sapa wanita paruh baya itu menunduk memberi
hormat.
"Bi Marni, kamar yang aku minta sudah disiapkan?"
tanya David.
"Sudah, Tuan" sahut Bi Marni yang merupakan salah
satu pelayan di rumah itu dan telah dipercayakan David untuk mengurus rumahnya.
"Makasih, Bi. Tolong antarkan koper Misel kedalam ya
Bi, minta tolong sama Mang Ujang angkatin kopernya" pesan David lalu
mengajak adiknya masuk kedalam.
"Rumah siapa ini, Kak?" tanya Misel. Gadis itu
mengarahkan pandangannya mengikuti tinggi rumah itu.
Misel terlihat antusias dan mengagumi rumah tersebut, rumah
berlantai tiga dan didesain bergaya Eropa, sungguh sangat memanjakan
matanya.
Dari luarnya saja terlihat sangat mewah, Misal yakin di
dalam sudah pasti lebih indah dari itu.
"Rumah masa depan" sahut David sambil merangkul
bahu adiknya membawa masuk ke dalam rumah
David memang mempersiapkan rumah itu untuk bekal dirinya
menikah nanti, Pria itu akan mengajak istrinya tinggal di sana setelah menikah
nanti.
Selama ini David jarang pulang kerumah itu, David
mempercayakan semuanya pada beberapa orang pelayan dan tukang kebun untuk
mengurus rumahnya. Tentu semuanya tidak terlepas dari pantauan David dari jarak
jauh.
"Emang orang tua kaya Kakak masih punya masa depan
juga?" tanya Misel spontan.
"Astaga, Dek. Mulutmu kalau ngomong nggak bisa
difilter, ya,"
"Sensi amat sih, El kan hanya bercanda, Kak."
"Bercandamu nggak lucu, udah tidur sana. Besok siang ke
kantor kakak, nanti kakak kenalin sama seseorang."
"Asik, ketemu calon ipar. El nyetir sendiri ya, Kak,
plisssssssss" Misel memohon seperti anak kecil.
"Nggak, Loe masih baru disini mana bisa nyetir
sendiri"
"Yaelah, Kak. Hari gini masih pake kata baru, tinggal
buka maps aja 'kan,"
"Nggak, sekali nggak ya tetap nggak, Loe masih bocah,
belum boleh nyetir sendiri."
"Terus! terus aja bilang bocah, nggak ibu nggak Kakak
sama aja" Misel memasang wajah cemberut.
"Udah jangan protes, siapa suruh jadi anak yang tidak
diharapkan"
"Kakak" Teriak Misel namun sang kakak telah
melangkah pergi dengan tawa renyah.
David merasa senang karena berhasil menggoda adik
perempuannya. David tahu, adiknya akan marah jika disebut anak yang tidak
diharapkan.
Misel memang anak yang tidak direncanakan oleh kedua orang
tua David karena Misel hadir disaat tak terduga. Saat itu, Ibu David sedang
memakai KB dan kedua orang tuanya pun tidak ingin menambah anak lagi karena
usia mereka yang sudah menginjak kelapa empat.
David sendiri pun saat itu telah duduk di bangku SMA. Namun
tidak ada yang menyangka sang ibu kebobolan dan hadirlah Misel yang kini sering
digoda oleh sang kakak sebagai anak yang tidak diharapkan.
.
.
David naik ke lantai tiga dan masuk ke kamarnya, kamar yang
nyaris tidak pernah digunakan. Meski demikian, kamar itu tetap terlihat rapi,
bersih, wangi dan tidak berdebu sedikit pun. Bahkan spreinya pun diganti setiap
satu minggu sekali.
David membuang dirinya di atas ranjangnya yang berukuran big
size, pria itu mengingat celotehannya bersama sang adik dari bandara hingga
sampai di rumah.
Pikiran David terfokus pada candaan terakhirnya pada sang
adik. Anak yang tidak diharapkan? Kalimat itu sama persis seperti kalimat yang
diucap Kinara waktu itu. Apa mungkin Kinara dibuang karena kejadian sama
seperti yang dialami kedua orang tuanya?
David akan mulai mencari tahu asal usul Kinara, sebelum
menghalalkan gadis itu.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 135 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 134 Pernikahan Yang Tak Dianggap "