Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 135 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 135

Bab 135 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

Pagi ini, David bangun pagi-pagi sekali, seperti biasa pria itu akan berolahraga sebentar sebelum bersiap ke kantor.

Jika di apartemen David terbiasa memasak sendiri, maka di rumahnya ada Bi Marni yang akan menyiapkan sarapan untuk dirinya.

"Pagi, Bi" sapa David. Pria itu telah selesai berolahraga dan sedang meminum air di dapur.

"Pagi, Tuan. Tuan, mau sarapan apa pagi ini?" tanya Bi Marni.

"Apa aja, Bi. Yang penting jangan nasi." sahut David.

"Baik, Tuan" 

"Misel udah bangun belum, Bi?" 

"Belum, Tuan. Mungkin Nona Misel kelelahan karena perjalanan semalam" 

"Buka kelelahan, Bi. Tapi anak itu emang kebo kalo udah tidur" 

"Aku dengarloh! Kakak sama Bibi gosipin aku ya?" tanya Misel yang tiba-tiba saja muncul di dapur membuat David dan Bi Marni bersamaan menoleh ke arahnya.

"Oh, kamu sudah bangun, Dek. Kakak pikir masih ngorok di kamar" sahut David santai.

"Bibi permisi ya mau bikin sarapan" Bi Marni memilih pergi dan mengerjakan tugasnya.

"Badan Kakak doang yang kekar, mulut Kakak kaya mak-mak tetangga." cibir Misel merasa tidak terima dikatain kebo oleh sang kakak.

"Udah mandi sana, bau jigong, Loe." 

"Kakak tuh yang bau, bulu ketek aja rimbun bangat gitu, pantes aja nggak laku-laku" 

"Kau …." David sedikit kesal mendengar kata nggak laku-laku dari mulut sang adik.

"Apa? Weekkk" Misel menjulurkan lidah pada sang kakak.

"Nggak ada uang jajan bulan ini dan cari ongkos sendiri untuk pulang nanti" 

"Kakak" Misel merengek mendengar ucapan David.

Kakak beradik itu terus saling mencela, David sendiri pun tidak mau mengalah pada sang adik. 

Selesai beradu mulut dengan sang adik, David pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. tiga puluh menit mandi dan berpakaian, kini, David telah rapi dengan setelan jas lengkap dengan dasi dan sepatu.

David menuruni anak tangga dan berjalan kembali ke meja meja makan.

"Widiiihh, keren bangat Kakak gue" puji Misel. Gadis itu telah duduk menunggu sang kakak dimeja makan.

"Baru tahu?" sahut David sambil mendudukan pantatnya dikursi.

"Hmmmm, sombong amat, baru juga dipuji dikit" cibir Misel. "Tapi serius Kakak keren, Misel jadi pengen punya pacar kaya Kakak," Misel tersenyum sendiri membayangkan dirinya memiliki pacar yang keren seperti kakaknya.

"Masih bocah, nggak usah bahas-bahas pacar-pacaran" ucap David ketus membuat wajah Misel langsung cemberut.

David lupa gadis yang ia pacari saat ini, seumuran adiknya.

Setelah sarapan bersama dengan sang Adik, David langsung berpamitan pergi, seperti biasa, David akan menjemput Kinara terlebih dahulu sebelum ke kantor.

"Hati-hati, Kak." teriak Misel karena David sudah melangkah pergi.

"Hemmm, ingat, jangan nakal, jangan bikin susah, kalo nggak mau kakak paket pulang," David pun ikut berteriak tanpa menghentikan langkah kakinya.

Misel tersenyum mendengar ucapan sang kakak, gadis itu melanjutkan makannya seorang diri.

.

.

Seperti yang sudah ia katakan, siang ini David memesan makanan dari luar lumayan banyak. David ingin makan bersama Misel dan Kinara. Sekaligus memperkenal Kinara pada sang adik.

David sengaja mengajak adiknya makan bersama di kantor, karena pekerjaannya masih sangat banyak. Pikir David, jika mereka makan diluar, makan akan memakan waktu hingga dua tiga jaman.

"Untuk apa memesan makanan sebanyak ini? Kitakan hanya berdua, mana mungkin bisa habis?" tanya Kinara sambil membuka dan menyusun makanan diatas meja.

"Ada seseorang yang akan makan bersama kita siang ini," sahut David. Pria itu masih duduk dimeja kerjanya.

David memang sengaja tidak ingin memberitahukan pada Kinara, David ingin membuat kejutan pada Kinara dengan cara memperkenalkan sang adik padanya.

Oh, Kinara hanya ber Oh ria dengan wajah penasaran, siapa orang yang dimaksud David.

Tak lama menunggu, seseorang mengetuk pintu dari luar dan masuklah Misel dengan wajah berbinar karena ini pertama kalinya menginjakkan kakinya di tempat kerja sang kakak.

"Asli, Kak. Tempat kerja Kakak keren bangat. Pasti disini banyak cowo ganteng dan keren kaya, Kakak. Kenalin dong teman-teman Kakak sama El" Gadis mengoceh tanpa menyadari ada Kinara yang sedang duduk di sofa tamu.

"Ini ruangan kerja Kakak? Mewah bangat ya, sebenarnya apa jabatan Kakak di kantor ini? Dibawa tadi orang-orang memperlakukan aku seperti nyonya besar saja" Misel terkekeh sendiri mengingat orang-orang begitu ramah dan sopan padanya, bahkan penjaga resepsionis mengantarnya sampai ke depan pintu raung David.

David berusaha memberi kode dan melototkan mata berkali-kali agar Misel berhenti mengoceh. Namun, entah gadis itu tidak peka atau sedang berpura-pura untuk membuat sang kakak kesal, Misel terus saja mengoceh dan bertanya hal-hal aneh.

"Andai aku tahu kerjaan Kakak sebagus ini, pasti aku a-kan ...." ucap Misel memelan bahkan berhenti saat melihat Kinara yang sedang berdiri disamping sambil tersenyum manis padanya.

"Kak Chaira?" .…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 136 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 135 Pernikahan Yang Tak Dianggap "