Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 136 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 136

Bab 136 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Kak Chaira?" 

David bergerak cepat menyenggol bahu adiknya yang cerewet ìtu.

"Bisa tidak kau berhenti mengoceh?" ucap David merapatkan kedua giginya sehingga suaranya tidak terdengar jelas.

"Hehehehe, maaf Kak, itu Kak Chaira bukan sih?" Misel berbicara menggunakan gaya seperti sang kakak sehingga suaranya juga tidak jelas.

"Makanya diam dulu, ngerocos aja kek mercon." David memelototin adiknya. "Nara, sini" panggil David. Kinara pun mendekat.

"Kenal'kan, ini adikku, Misel," ucap David sambil melingkarkan tangan di bahu sang adik untuk berjaga-jaga.

"Kinara, Misel" ucap kedua gadis itu bersama sambil berjabat tangan.

"Muka Kak Nara mirip ya sama Kak Chaira" sambung Misel.

Kinara tersenyum, ia tidak heran karena awal David melihatnya pun mengira dirinya adalah Chaira.

"Misel juga kenal Kak Chaira?" tanya Kinara penasaran. Sedekat apa hubungan David dan Chiara sampai-sampai Misel juga mengenal wanita itu.

"Kenal dong, Kak. Kak Chaira'kan, Ma-- Aaawww, sakit, Kak." teriak Misel karena David mencengkram sedikit kuat bahunya.

"Kenalannya udah ya, Kakak lapar. Ayo makan," ajak David. Pria itu berusaha mengalihkan perhatian.

David bukan tidak ingin jujur pada Kinara, tapi David merasa belum waktunya gadis itu untuk tahu semuanya. David akan mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya pada Kinara.

"Ma apa, Misel?" tanya Kinara lagi.

"Jangan dengarkan dia, yuk makan. Katanya lapar tadi," David membalikkan badan Kinara dan membawa gadis ke sofa.

Misel mengusap bahunya yang sakit sambil berjalan mengikuti David dan Kinara. Misel menyadari satu hal, sepertinya Kinara belum tahu tentang masa lalu sang kakak.

David dan Kinara duduk disofa panjang, sementara Misel duduk di sofa tunggal. Mereka bertiga pun mulai makan siang bersama.

Kinara dan Misel tampak akrab, keduanya nyambung dalam bercerita apapun sampai-sampai David diabaikan dan tidak dianggap sama sekali.

David menepuk jidat melihat kelakuan adik dan kekasihnya, sepertinya David salah  mempertemukan kedua gadis itu.

Yang satu keras kepala, yang satunya lagi suka nyerocos kayak kereta api. David tidak bisa membayangkan hari-harinya akan jadi seperi apa jika membawa kedua gadis itu tinggal dalam satu rumah.

"Bisa-bisa jatah gua kelewat terus gara-gara mereka keasikan mengobrol" David menggelengkan kepala memikirkan hal itu.

"Panggil aku El, Kak. kalo Misel kepanjangan" ucap Misel setelah cerita panjang mereka.

"Baiklah, berarti kamu juga jangan panggil aku Kakak ya, karena kita seumuran" sahut Kinara.

"Sepakat" keduanya berjabat tangan. "aku, kamu" ucap Kinara dan Misel bersamaan lalu keduanya pecah tertawa.

"Astaga gini amat pacaran ama bocah, pas ketemu teman sebayanya, aku dicuekin." David merasa dirinya seperti seorang ayah yang sedang menjaga anak-anaknya. 

Walau demikian, dalam hatinya, David merasa senang melihat adik dan kekasihnya akrab. Setidaknya tidak perlu drama lagi untuk menyatukan mereka berdua.

Saat Kinara dan Misel tengah asik mengobrol, ponsel David berdering pertanda ada sebuah panggilan masuk. Kedua terdiam dan m menoleh bersamaan kearah David.

Wajah David langsung berubah saat mendengar seseorang berbicara dari balik telefon. Pria itu bangkit berdiri bergegas memakai jasnya dan mengambil kunci mobil.

"Mau kemana?" tanya Kinara menghentikan langkah David yang hendak keluar dari pintu.

"Aku akan pergi sebentar, tunggu aku disini jangan kemana-mana." sahut David. "Misel ikut Kakak sekarang," lanjutnya.

"Oh, iya, Kak. Nara aku pergi ya, sampai ketemu lagi," pamit Misel dengan wajah bingung, ada apa dengan kakaknya?

Kinara mengangguk menanggapi ucapan Misel. Gadis itu menatap kepergian David dan sang adik dengan seribu tanya.

Ada apa? Kenapa David terlihat panik dan buru-buru begitu? .…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 137 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 136 Pernikahan Yang Tak Dianggap "