Bab 140 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 140
Setelah berpamitan, David langsung pergi dari sana. David belum
menyerah, pria itu akan pergi ke rumah adik-adik Kinara.
Meski tidak terlalu hafal jalan, David akan
mencobanya.
.
.
David menyalakan mesin mobilnya menuju pinggiran kota,
gelapnya malam yang begitu pekat tidak mengurungkan niatnya untuk mencari Kinara.
Mobil David menyusuri pinggiran hutan, melewati banyak
tikungan dan tanjakan.
David terus memutar kemudi hingga berhasil melewati
hutan bambu yang panjangnya sekitar sepuluh kilometer.
"Sial" ucap David saat mobilnya tiba-tiba saja
mati di area persawahan. David terlalu fokus mengemudi sampai-sampai tidak
menyadari indikator mobilnya yang menyala sejak tadi.
David keluar dari mobil dan melihat sekitarnya, tetapi tidak
ada satu rumah pun disana, David hanya melihat cahaya lampu yang jarak sangat
jauh, bahkan dia sendiri tidak tahu dimana sumber lampu itu.
"Astaga inikan masih jauh sekali" David mengusap
kasar wajahnya saat menyadari tempat itu masih sangat jauh dari tempat yang ia
tuju.
David kembali ke mobil termasuk mengambil ponselnya,
entah sial apa yang sedang menimpa pria itu, David tidak menemukan ponselnya.
Dalam keadaan gelap, David meraba-raba dalam mobil ditempat
yang biasa ia simpan ponselnya, tetapi tidak menemukan apapun disana.
"Sial," David kembali mengumpat. Pria itu
benar-benar frustasi. Kemana dia akan pergi dengan keadaan gelap seperti itu.
David membiarkan pintu mobil terbuka lalu duduk dengan
posisi kaki diluar. Pria itu merenungkan banyak hal, pikirannya juga kacau saat
mengingat dimana Kinara berada, belum lagi nyamuk yang sangat tidak sopan dan
terus berdengung kesana kemari di telinganya.
David mulai kesal dan memukul penuh emosi nyamuk-nyamuk itu,
sehingga pria itu meringis kesakitan karena tidak sengaja memukul keras pada
bagian rahangnya. Lebih tepatnya David menampar diri sendiri karena ulah
nyamuk.
David berkali-kali mengeraskan rahangnya karena tidak bisa
berbuat apa-apa disana. Disituasi seperti ini, jangankan perampok, setan pun
mungkin David akan ajaknya baku hantam.
David memasukan kakinya lalu menutup pintu mobil, pria itu
menurunkan tempat duduk untuk merebahkan diri. Tak lupa menurunkan kaca
mobilnya agar bisa dapatkan sirkulasi udara.
Dalam keadaan gelap, David tidak bisa memejamkan matanya
karena terus memikirkan Kinara. Hingga, entah jam berapa itu, David yang sudah
tidak kuat lagi menahan kantuknya pun akhirnya tertidur.
.
.
David menggeliat dan merasakan seluruh badan terasa pegal,
pria itu mulai merenggangkan otot-ototnya agar merasa lebih baik. Saat David
membuka matanya, David langsung disambut oleh silaunya cahaya matahari pagi.
David memalingkan wajahnya dan menutup mata dengan telapak
tangannya. David baru mengingat selama dirinya tertidur di jalanan.
Setelah mengumpulkan nyawanya, David mulai mencari ponselnya
di dalam mobil. Mata pria itu berbinar saat menemukan ponselnya dibawa kursi,
David bernapas lega ketika mendapatkan ponselnya masih dalam keadaan hidup.
David pun langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk mengantarkan bensin
padanya.
Rupanya, David belum menyerah dalam mencari Kinara. Hampir
dua jam menunggu ditempat yang sama, akhirnya pertolongan pun tiba.
Setelah mobilnya bisa menyala lagi, David pun langsung
melanjutkan perjalanannya. satu jam lebih menempuh jarak, akhirnya David pun
tiba ditempat tujuan.
"Nak David," ucap nenek tua yang masih mengingat
wajah David.
"Nenek, apa semalam Nara kesini?" tanya David to
the point.
"Tidak, sudah hampir dua minggu Nara tidak
kesini." sahut nenek tua yang membuat wajah David terlihat kecewa.
"Ada apa, Nak David? apa Nara dalam masala?" timpa
nenek tua.
"Tidak, Nek. Tidak ada masalah apa-apa. Kalau begitu saya
langsung pamit ya, Nek." ucap David. Saat hendak melangkah pergi, David
tidak sengaja melihat anak-anak itu sedang bermain di samping rumah. David pun
langsung menghampiri mereka.
Saat melihat David menghampiri mereka, anak itu langsung
menghentikan aktivitas mereka dan berdiri mengumpul.
"Siapa yang mau dapat uang jajan?" tanya David.
"Aku, aku" teriak anak-anak itu bersamaan sambil
mengacungkan tangan.
"Baiklah, berbaris dulu yang benar" ucap David,
lalu mengeluarkan dompetnya. David mengambil semua uang kenya di dalam
dompetnya.
Satu persatu anak itu mengatri dan mengambil uang dari
tangan David, tak lupa mencium punggung tangan David sebagai rasa terima kasih.
David memberikan beberapa lembar uang yang tersisa di
tangannya pada salah satu anak yang paling tertua disana.
Sepanjang membagi uang, senyuman bahagia tidak terlepas dari
bibir pria itu. David merasa senang sekaligus bangga karena anak-anak itu
terlihat sangat pintar dan sopan.
Apa perasaan seperti ini yang Nara rasakan saat membantu
anak-anak ini? Untuk sesaat David benar-benar merasa bahagia.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 141 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 140 Pernikahan Yang Tak Dianggap "