Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 142 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 142

Bab 142 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

David kembali memperhatikan semua bukti-bukti itu. Untuk memastikan semuanya benar atau tidak, David perlu menemui seseorang.

Tanpa menunggu lama lagi, David meraih kunci mobil dan berjalan keluar ruangan, tak lupa membawa serta semua bukti-buktinya.

.

.

David melajukan mobil menuju sebuah tempat, tujuan David saat ini adalah rumah Kinara. David akan bertemu dengan Ayah Kinara untuk menanyakan sesuatu hal.

Beberapa menit menempuh perjalan, Akhirnya David sampai di rumah. Dari dalam mobil, David bisa melihat Kinara yang sedang menyapu halaman rumahnya dan sang ayah yang sedang duduk menikmati segelas kopi.

David sedikit kesal melihat Kinara disana, bisa-bisanya gadis itu menghilang bagai ditelan bumi, padahal sedang bersembunyi di rumahnya. Bahkan David beberapa kali mengitari rumah Kinara tetapi tidak menemukan batang hidung gadis itu.

David ingin sekali menghampiri Kinara, tetapi tujuan kesana bukan untuk bertemu Kinara melainkan bertemu ayahnya.

David keluar dari mobil dan langsung menghampiri ayah Kinara tanpa memperdulikan Kinara yang pura-pura menyapu dan tidak melihat kehadirannya.

"Pak, Bisa kita bicara sebentar?" tanpa berbasa basi David langsung mengutarakan tunjangan kedatangannya.

"Bisa, Nak. Ayo bicara didalam" sahut Ayah Kinara.

"Tidak disini, Pak." ucap David lalu mengedarkan pandangannya disekitar rumah Kinara. "Disana saja Pak" ajak David sambil menunjuk sebuah pohon mangga yang  berada tak jauh dari rumah Kinara.

Ayah Kinara mengangguk setuju, kedua pria berbeda generasi itu pun langsung berjalan ketempat yang dimaksud oleh David.

Sementara Kinara, gadis itu masih tetap berpura-pura menyapu. Dalam pikiran Kinara, David akan menghampirinya dan meminta maaf padanya. Gadis itu telah menyiapkan beberapa kata mutiara untuk pria tua yang telah berani mempermainkan perasaanya.

Kinara mengerutkan dahinya saat tidak mendengar lagi suara obrolan disana,  karena penasaran, Kinara pun berbalik.

Betapa tidak menyangkanya gadis itu, saat melihat David dan sang ayah berjalan beriringan menuju pohon mangga. Dengan wajah kesal Kinara meramas habis sapu lidi yang ia pegang. Bisa-bisa pria tua itu tidak memperdulikan dirinya.

Ternyata aku salah, aku pikir dia sedang bersedih karena kehilangan aku. tapi nayata apa? Bahkan dia tidak memperdulikan aku sedikit pun.

Kinara membanting sapu di tangannya dan berjalan masuk kedalam rumah dengan wajah kesal.

.

.

"Pak! Apa Bapak kenal dengan anak ini?" tanya David sambil menunjukan sebuah foto bayi.

Ayah Kinara sedikit kaget, tetapi kembali menguasai diri.

"Dari mana Nak David dapat foto ini?" Ayah Kinara balik bertanya sambil mengambil foto dari tangan David.

"Tidak penting saya dapatnya dari mana, Pak. Apa benar ini Nara?"

Ayah Kinar tidak menjawab, pria tua itu hanya menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya ia sudah tidak ingin membahas masa lalu Kinara, ia takut hanya akan melukai putrinya.

"Apapun yang Nak David tahu, bapak harap jangan sampai ketelinga Nara. Bapak tidak ingin dia terluka lagi"

"Bapak jangan khawatir, saya tidak akan membuat Nara terluka apalagi sampai menderita lagi" ucap David. Meski Ayah Kinar tidak mengiya'kan ucapanya, David sudah tahu jawabnya dari respon pria tua  itu.

"Terima kasih Nak David."

"Sama-sama, Pak"

Selesai berbicara dengan Ayah Kinara, David langsung berpamitan pulang. David akan menuju ke suatu tempat lagi untuk memastikan semuanya.

David akan menuntaskan semuanya, setelah itu baru akan memikirkan cara mengambil hati Kinara. Saat melihat Kinara dalam keadaan baik-baik saja, hati David Terasa lega. Setidaknya, kini ia tahu gadis keras kepalanya dalam keadaan baik-baik saja.

Ditambah lagi, David telah berpesan pada calon ayah mertuanya untuk menjaga Kinara. David juga sempat menjelaskan kesalah pahaman antara dirinya Kinara pada calon mertuanya tadi. 

David senang karena respon Ayah Kinara baik dan mempercayakan semua padanya.

.

.

"Apa yang Ayah bicarakan? Kenapa harus jauh-jauh begitu?" tanya Kinara dengan wajah cemberut saat ayahnya masuk dalam rumah.

Kinara semakin kesal karena David benar-benar tidak berniat bertemu dengan dirinya.

"Tidak ada, Nak. Nak David hanya menanyakan kenapa kamu tidak masuk kerja," sahut sang ayah santai.

"Benar hanya itu, Yah?" 

"Benar,Nak. Kata Nak David, waktu cutimu selama magang hanya tiga hari. Mulai besok kamu akan absen bolos" Ayah Kinara berbicara sesuai pesan David padanya.

Awalnya, Ayah Kinara kurang setuju atas hubungan David dan putrinya karena perbedaan status ekonomi. Tetapi melihat David yang tidak mempermasalahkan asal usul Kinara, pria tua yakin David adalah pria yang baik. Terlebih lagi, David terlihat sopan dan dewasa.

Melihat anak gadisnya uringan-uringan selama tiga hari di rumah, sang ayah sadar, anak gadis telah jatuh cinta pada David.

Pria tua itu mempercayakan semua pada David dengan harapan semoga David tidak menyakiti anak gadisnya..

Cih dasar pria tua nggak otak, setelah dia mempermainkan aku, seenaknya saja dia berkata seperti itu. Kinara mengepal kedua tangannya dengan wajah memerah.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 143 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 142 Pernikahan Yang Tak Dianggap "