Bab 153 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 153
Maksud hati ingin menakuti-nakuti Kinara, gadis itu mala
merasa lucu melihat mereka semua tertawa bersama.
Kinara merasa mereka semua seperti robot yang memiliki
tombol on off.
.
.
"Katakan dimana bos kalian? mau apa kalian menyekap
ayahku?" Kali ini para penjahat itu tertawa sambil berjalan pelan mendekat
pada Kinara.
"Berhenti disitu, atau akan ku patahkan leher kalian
semua" teriak Kinara. Namun tidak didengar oleh orang-orang itu. Mereka
semua terus maju dan memperkecil lingkaran.
Tidak ada pilihan lain, Kinara terpaksa melawan. Jika
menunggu mereka mendekat, maka akan sulit baginya untuk melawan. Dalam hatinya,
Kinara terus berharap agar Alex cepat sampai.
Kinara telah bertarung habis-habisan, Kinara lebih memilih
menghindar untuk mengulur waktu. Semakin lama bertatahan, orang-orang dengan
penampilan yang sama semakin banyak berdatangan.
Kinara mulai kewalahan, wajah gadis itu terlihat
cemas. Saat Kinara mulai lemah dan kehabisan tenaga, Alex tiba bersama anak
buatnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Alex. Tangan pria itu
baru saja menahan sebuah pukulan yang hampir mengenai wajah Kinara.
"Tidak apa-apa, Tuan. Terima kasih karena sudah tiba
tepat waktu" Kinara merasa lega akhirnya bala bantuan datang.
"Dimana mereka menyekap ayahmu?"
"Saya tidak tahu pasti, Tuan. Tapi saya yakin ayah ada
dalam ruangan itu."
"Ayo kita kita kesana, biarkan anak buahku yang
mengurus mereka disini" ajak Alex dan Kinara mengangguk setuju, mereka
berdua pun berlari cepat menuju pintu rolling door.
Alex mengangkat pintu dan menyuruh Kinara masuk terlebih
dahulu. "Cepat masuk" ucap Alex sambil menendang para penjahat yang
berusaha menghalangi mereka.
Setelah Kinara masuk, Alex pun ikut masuk dan menutup pintu
dari dalam. Alex membiarkan anak buah bertarung di luar agar dirinya dan Kinara
bisa leluasa mencari Pak Bambang dan David.
Perjalanan tidak semudah yang dipikirkan Kinara, di dalam
sana terdapat banyak sekali pintu. Alex dan Kinara terlihat bingung menebak-nebak
pintu mana tempat ayahnya disekap.
Tidak ingin membuang-buang waktu, Alex dan Kinara membagi
tugas dan mulai membuka semua pintu itu satu persatu.
Kinara dan Alex kembali berkumpul saat tidak menemukan
apapun, ternyata pintu-pintu hanya pintu palsu untuk mengelabui siapapun yang
masuk kesana.
"Gimana ini, Tuan?" tanya Kinara dengan ajah
cepat. Jangan-jangan mereka dijebak.
Alex terdiam sambil memperhatikan sekitarnya, sampai
pandangan terhenti karena mencurigai sesuatu. Alex mendekat dan mulai mengetuk-ngetuk
pelan dinding tembok yang ia curigai, merasa kurang yakin, Alex menempelkan
telinga disna untuk memastikan.
Sekali saja tangannya mendorong, pintu yang terbuat dari
batu bata itu langsung terbuka. Alex mengok sebentar pada Kinara, keduanya
saling memberi kode dan masuk bersamaan.
"Ayah" ucap Kinara sambil berlari cepat dan
memeluk erat sang ayah yang masih terikat rantai. Ternyata benar ayahnya
disekap di dalam sana.
"Ayah tidak apa-apa? Maaf'kan Nara karena tidak bisa
menjaga, Ayah," Kinara menangkup kedua pipi ayahnya. Gadis itu
memperhatikan luka-laku di wajah sang ayah dengan derai air mata.
"Ayah tidak apa-apa, Nak. Ayah tahu kamu akan datang
menyelamatkan ayah" Pak Bambang tersenyum bahagia pada putrinya.
Selesai menangis haru bersama sang ayah, Kinara menoleh pada
David yang juga melihat ke arahnya, ingin rasanya Kinara berlari dan memeluk
pria itu juga, tetapi mereka tidak punya waktu. Gadis itu menghapus air matanya
dan kembali fokus pada sang ayah.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 154 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 153 Pernikahan Yang Tak Dianggap "