Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 155 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 155

Bab 155 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Terserah apa kata Anda menantu bodoh, yang pasti tempat ini akan menjadi kuburan terakhir untuk kalian semua" Iskandar kembali tertawa.

Sementara Kinara, gadis itu masih diam mematung. Apa benar semua ini ada hubungan dengan masa lalunya?

.

.

Iskandar menjentikan jarinya ketas dan muncullah lima orang pria berbadan besar. Lima pria itu tidak mengenakan baju, dari postur tubuh mereka, terlihat jelas mereka adalah para petarung hebat.

Wajah mereka semua terlihat garang dan menakutkan, tatapan mereka juga seperti siap memangsa apapun yang ada di depan mereka.

Kelima pria itu melemaskan otot-otot mereka dan siap bertarung.

Semuanya telah diatur sempurnah oleh Iskandar, jebakan demi jebakan telah ia siapakan untuk menunggu siapapun yang datang menyelamatkan David dan Pak Bambang. Iskandar memang cerdik dan tidak pernah meremehkan lawannya sehingga ia mempersiapkan semuanya sematang mungkin.

Tentu saja iya, karena jika Iskandar bukanlah orang yang cerdik, maka tidak mungkin baginya bisa merebut posisi Tuan Jaslin sebenarnya.

"Habisi mereka semua, jangan biarkan satupun diantara mereka masih bernafas ." ucap Iskandar lalu pecah tertawa. "Terutama gadis itu, kirim dia duluan ke neraka untuk menyusul kedua orang tuanya yang bodoh."

Degghhhh

Hati Kinara bergetar kencang mendengar ucapan Iskandar. 'orang tua yang bodoh?' Meski Kinara sangat benci pada kedua orang tuanya yang telah membuang dirinya sejak bayi, hati Kinara terasa sakit ketika ada yang mengatakan mereka bodoh.

Gadis itu mengepal kedua tangannya. "Katakan apa maksud ucapanmu." tanya Kinara dingin.

"Hahahahaha, apa kau begitu penasaran ingin mendengar kisah kedua orang tuamu yang bodoh itu?"

"Tutup mulutmu, bajiangan," bentak David. Pria itu tidak ingin Kinara lebih sakit hati lagi saat mengetahui kebenaran tentang kedua orang tuanya.

"Katakan" Kinara masih terlihat tenang.

"Nara" ucap David sambil menyetuh punggu Kinara bermaksud agar gadis itu berhenti.

Kinara menoleh sebentar pada David seolah memberi isyarat bahwa dirinya tidak kenapa-kenapa.

"Baiklah, karena kau memaksa, akan kuceritakan semuanya. Anggap saja ini kompensasi untukmu sebelum kau mati." Iskandar mulai bercerita. Pria paruh baya itu mengatakan bahwa, dirinya telah membunuh kedua orang tua Kinara, dan dirinya jugalah yang telah menyuruh orang untuk membuang Kinara ketempat sampah. Iskandar kembali tertawa renyah setelah menceritakan semuanya.

Iskandar melakukan kesalahan besar karena telah memancing singa yang sedang tidur.

Seluruh badan Kinara bergetar mendengar cerita Iskadar, mata gadis itu memerah dan mengeluarkan cairan bening begitu saja. Kinara marah sekaligus kecewa pada dirinya karena telah membenci kedua orang tuanya tanpa mencari tahu kebenarannya.

Kinara membuang napas kasar berusaha menyingkirkan sesak di hatinya, Kinara membersihkan air matanya dan berjalan mendekat pada David.

"Tuan David, berjanjilah untuk menjaga ayah saya apapun yang terjadi," ucap Kinara sambil menatap lekat wajah pria itu.  

Meski tidak mengerti apa maksud dari ucapan Kinara, David menganggukan kepala pasti.

"Nak," panggil Pak Bambang.

"Tidak apa-apa, Yah. Semua akan baik-baik saja, percaya pada Nara," Walau hatinya sedikit ragu, sang ayah mengangguk disertai sebuah senyuman semangat.

Kinara melangkah maju ketengah dan menatap kelima pria itu satu persatu, tatapannya berhenti pada Iskandar yang sedang tersenyum penuh kemenangan. Kinara telah siap jika harus mati hari ini, tetapi sebelumnya, Kinara harus membunuh Iskandar terlebih dahulu.

"Bunuh saya sekarang" ucap Kinara sambil merentang kedua tangannya di hadapan para penjahat itu.

"Biar saya saja yang menghabisinya." ucap salah satu dari kelima pria itu penuh percaya diri.

Pria itu maju dan mendekat pada Kinara, dengan senyuman mengejek, tangan kanannya bergerak hendak mencekik leher Kinara. Belum juga tangan besar itu sampai ke leher Kinara, gadis itu telah memutar tangan penjahat itu kebelangkan.

Dengan sekuat tenaga, Kinara melompat keatas dan kembali turun dengan sikut menancap tepat pada tengkuk pria itu. Tanpa berucap apapun lagi, pria itu sempoyongan dan jatuh tidak sadarkan diri dikaki Kinara.

Aksi yang dilakukan Kinara membuat keempat pria lain menelan saliva mereka kasar. Bukan hanya mereka, Iskandar dan Chaira pun sedikit memucat, tetapi pria paruh baya itu berusaha menguasai diri karena tidak ingin menunjukan ketakutannya.

Sedangkan David dan Alex, jangan ditanya lagi. Keduanya melongo tak percaya melihat aski yang dilakukan Kinara.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 156 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 155 Pernikahan Yang Tak Dianggap "