Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 159 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 159

Bab 159 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Thanks, Bro" ucap David. pria itu merasa  senang melihat kepekaan Alex, tanpa diminta pun Alex langsung menghubungi Irwan.

"Hmmm, gue tau Loe lagi miskin nggak punya ponsel" David tersenyum mendengar ucapan Alex. Ya memang saat ini dirinya tidak punya ponsel, karena benda pipi itu hilang entah kemana saat kejadian di rumah Dokter Hardian.

.

.

Kinara telah selesai diperiksa, dari hasil rontgen tulang rahang Kinara mengalami keretakan. Dokter telah memang gips untuk membantu proses penyembuhan, dokter juga menyarankan agar Kinara jangan banyak berbicara dan Kinara juga hanya boleh mengkonsumsi makanan yang lunak, seperti bubur, jus sayur dan  jus buah.

Saat ini, Kinara telah berada diruang rawat. Gadis itu tertidur lelap setelah selesai diperiksa dan meminum obat yang diberikan dokter.

"Gua pulang, Bro. Loe boleh cuti selama tiga hari" ucap Alex.

"Thanks, Brother. Loe emang Boss gua yang terbaik" David menyalami Alex dan memeluk ala-ala pria sejati.

"Hemmm, mandi sana, Kinara bisa ilfil lihat Loe dalam keadaan begini," ucap Alex saat mencium aroma tak sedap dari baju David. Bukan hanya itu, wajah David juga kelihatan lusuh dan berantan.

Bukannya marah pada Alex, David mala memelototi Misel dan Irwan yang tertawa bersamaan saat mendengar ucapan Alex.

"Loe hanya punya waktu lima menit, Bro." ucap Irwan setelah menghentikan tawanya. Pria itu memperhatikan jam tangannya dengan wajah serius. "Menurut reaksi obat yang gue pelajari selama ini, pasian akan bangun setelah satu jam tertidur." jelas Irwan.

"Jangan gila, Loe pikir gue bakal percaya sama omongan, Loe?" Meski bibirnya berkata demikian, dalamnya hatinya, David merasa sedikit cemas, bagaimana jika Kinara benaran bangun.

"Terserah, mau percaya atau nggak. Intinya, gue udah ngingetin"

David memperhatikan jam dinding, pria itu mulai menghitung waktu dalam hati. Wajahnya semakin gelisah saat hitungannya dari Kinara tidur tadi tempat seperti apa yang dibilang Irwan. 

Sementaara Misel dan Alex berusaha menahan tawa melihat wajah panik David.

"Waktu Anda tinggal sedikit, Tuan" Irwan kembali menggurui.

"Aaahh, sialan Loe, Irwan" umpat David sambil berjalan menuju kamar mandi. David merasa kesal, kenapa Irwan tidak memberitahunya sejak tadi.

Ketika tangan David hendak memutar handle pintu kamar mandi, dua orang yang menahan tawa sejak tadi akhirnya pecah tertawa. Termasuk Irwan.

Wajah David terlihat memerah, selain karena malu David juga sangat marah pada Irwan. David menatap tajam pada mereka bertiga yang sedang puasa tertawa sontak ketiganya langsung berhenti tertawa dan berpura-pura seperti tidak terjadi sesuatu.

Melihat wajah marah David, Alex langsung berpamitan pulang. "Gue nggak ikut-ikutan, Bro." Alex mengangkat kedua tangannya keatas. "Gue pulang ya, istri gue lagi nungguin di rumah," timpa Alex dan langsung melangkah cepat keluar ruangan.

"El juga mau pulang ya, Kak." ucap Misel.

"Gue juga mau lanjut kerja ya, Bro" timpa Irwan. Keduanya berbalik dan hendak berjalan menuju pintu.

"Berhenti!" ucap David tegas.

Irwan dan Misel mematung lalu berbalik ke arah David, keduanya tersenyum menampakan deretan gigi mereka yang terlihat putih dan bersih.

David melangkah pelan mendekati mereka berdua, tatapan sadisnya tertuju pada Irwan.

"Ingat, Bro. Kinara lagi sakit, jangan sampe kebangun," Irwan berusaha membujuk David dengan perasaan was-was.

David tidak peduli, pria terus melangkah maju.

"Nara, kamu udah bangun?" ucap Misel membuat David langsung menoleh keranjang Kinara.

Saat David lengah, Misel menarik tangan Irwan dan membawa pria itu keluar dari sana.

"Misel" David mengerang saat menyadari dirinya dijahili oleh sang adik.

Setelah semuanya pergi, David mendekat ke ranjang Kinara.

"Masa iya badan aku bau," ucap David pelan sambil mengangkat lengannya. Pria itu langsung memalingkan wajah sambil menahan napas saat mencium aroma yang tak sedap keluar dari ketiaknya.

David hampir saja tersedat oleh bau badannya sendiri, pria itu mengeluarkan napas dari hidungnya berkali-kali berusaha mengeluarkan bau yang sempat ia hidup tadi.

David menghentikan aksinya saat menyadari satu hal.

Jangan-jangan? Aaaa, rasanya David ingin sekali berteriak ketika mengingat dirinya mencium dan mengusap-usap kepala Kinara saat di kilinik tadi.

David mengusap wajah kasarnya, pria itu terlihat salah tingkah sendiri di depan Kinara yang masih tertidur lelap.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 160 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 159 Pernikahan Yang Tak Dianggap "