Bab 160 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 160
Jangan-jangan? Aaaa, rasanya David ingin sekali berteriak
ketika mengingat dirinya mencium dan mengusap-usap kepala Kinara saat di
kilinik tadi.
David mengusap wajah kasarnya, pria itu terlihat salah
tingkah sendiri di depan Kinara yang masih tertidur lelap.
.
.
Misel dan Irwan terus berlari, keduanya melewati koridor
rumah sakit sambil tertawa bahagia karena berhasil mengerjai David. Misel
menghentikan larinya saat ia mulai kelelahan.
"Aduhh capek," ucap Misel sambil memegangi
perutnya yang terasa sakit.
Sedangkan Irwan fokus memperhatikan tangannya yang masih
bergenggaman erat dengan tangan kiri Misel.
"Maaf, Kak" ucap Misel sambil menarik cepat
tanganya.
"Tidak masalah" Irwan tersenyum manis.
"Makasih ya sudah menolongku dari amukan kakakmu,"
Misel mengangguk malu-malu menanggapi perkataan Irwan, entah
kenapa jantung gadis itu tiba-tiba saja berdetak kencang saat melihat senyum
Irwan.
"Misel pulang ya, Kak" pamit Misel.
"Hati-hati ya, aku ingin mengantarmu pulang tapi ada
pasien yang harus aku tangani"
Mendengar Irwan yang ingin mengantarnya pulang, rasa suka
Misel meningkat dua kali lipat. Gadis itu seperti terhipnotis tidak ingin
melepas pandangannya pada Irwan.
"Tidak apa-apa, Kak. Misel bisa pake taxi online, bye
Kak Irwan" ucap Misel. Gadis itu berjalan dengan badan menyamping dan sambil
melambaikan tangan pada Irwan.
Tanpa ia sadari, jalan akan yang ia lewati ada tangga tiga
susun.
Irwan berusaha memberitahukan padanya dan menunjuk-nunjuk
tangga tersebut, tetapi Misel tidak menyadarinya, gadis itu berpikir Irwan
sedang membalas lambaian tangannya.
Sampai akhirnya Misel terjungkal kelanti dengan posisi tetap
melihat ke arah Irwan, meski kakinya terasa sakit, Misel tetap tersenyum dan
melambaikan tangannya pada pria yang telah menggetarkan hatinya.
Irwan merasa lucu melihat tingkah Misel, pria itu ingin
sekali membantu Misel, tetapi ada seorang suster memanggilnya dan mengatakan
pasien telah menunggnya.
Setelah kepergian Irwan, Misel berdiri dengan wajah
kesakitan. Gadis itu berjalan pincang mencari tempat untuk menunggu taxi
online.
"Apes bener, pengen terlihat cantik mala jungkir
balik" ucap Misel dengan wajah cemberut.
Beberapa menit memesan dan menunggu taxi online, akhirnya
Misel telah duduk didalam mobil dan sementara dalam perjalana pulang ke
rumah.
Rencananya, Misel akan kembali ke rumah sakit untuk
membawakan baju ganti pada kakaknya. Sekaligus membawakan makanan dan jus buah
untuk Kinara.
"Astaga kenapa Kak Irwan manisnya nggak ketulungan
gitu, sih," gumam Misel. Gadis itu tersenyum sendiri-sendiri membayangkan
wajah tampan Irwan
Sepanjang jalan hingga tiba ke rumahnya, Misel terus
tersenyum sampai-sampai sopir taxi berpikir gadis itu sedang dalam gangguan
jiwa.
.
.
David telah membersihkan wajahnya di kamar mandi, meski
masih ada luka memar, paling tidak mukanya terlihat bersih dan lebih segar.
Masalah bau badan, David hanya bisa menunggu orang rumahnya mengantarkan baju
dan peralatan mandi.
David duduk disamping ranjang Kinara, pria itu memperhatikan
wajah cantik kekasihnya yang masih terlelap.
"Kamu hebat, sayang. Kamu adalah gadis yang sangat luar
biasa, cepat sembuh ya, aku akan mengajakmu jalan-jalan dan menuruti semua
kemauanmu," David mengambil tangan Kinara dan mengecupnya
berkali-kali.
"Mulai hari ini, tidak akan ada lagi kesedihan dan air
mata. Aku janji akan selalu membahagiakanmu" David kembali mengecup lama
punggung tangan Kinara.
Merasa tidurnya terganggu, Kinara terbangun dan mulai
membuka matanya.
"Sayang" panggil David. Pria itu langsung berdiri.
"Kamu butuh sesuatu?" tanya David.
Kinara mengangguk pelan dan berusaha bangun sendiri.
"Biar aku bantu, Sayang" ucap David lalu membatu
Kinara duduk. Andai Kinara bisa berbicara dengan jelas, mungkin gadis itu akan
bilang. 'Yang sakit rahangku, Om. bukan badanku.'
Kinara memberi isyarat bahwa diri ingin minum, dengan sikap
David langsung mengambilkan segelas air putih yang telah dipersiapkan dengan
sebuah sedotan.
"Apa yang kamu rasakan, sayang? Apa ada bagian tubuhmu
yang masih sakit?"
Kinara menggeleng pelan menandakan semua baik-baik saja.
"Kalo sakit bilang ya, biar langsung ditangani sama
dokter" Kinara mengangguk patuh.
"Pulang nanti, kita ke rumahku ya. Jangan membentak
apalagi menolak. Setidaknya sampai kamu sembuh total baru boleh kembali ke
rumahmu" ucap David dengan nada serius. Dalam hatinya, pria itu
mengatakan, tidak akan membiarkan Kinara pergi lagi dari rumahnya. Bila perlu
David akan langsung menikahi Kinara setelah gadis gadis itu sembuh.
Kinara tidak menolak, tetapi Kinara juga tidak mengiyakan
permintaan David. Hati Kinara terasa berat jika harus meninggalkan sang ayah di
rumah sendirian. Kinara akan bicara lagi dengan David, setelah diizinkan pulang
nanti.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 161 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 160 Pernikahan Yang Tak Dianggap "