Bab 161 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 161
Kinara tidak menolak, tetapi Kinara juga tidak mengiyakan
permintaan David. Hati Kinara terasa berat jika harus meninggalkan sang ayah di
rumah sendirian. Kinara akan bicara lagi dengan David, pada saat diizinkan
pulang nanti.
.
.
Misel kembali ke rumah sakit membawakan bekal dan beberapa
baju ganti untuk David, gadis itu berharap Kinara sudah bangun dari tidurnya
agar sang kakak tidak berani memarahinya.
Tok, tok, tok.
Tiga kali mengetuk, Misel pun memutar handle pintu dan
melangkah masuk dengan perasaan was-was.
Aawwww, Misel meringis kesakitan saat telinganya dijewer
tiba-tiba.
"Dasar adik kurang asem, berani-beraninya ngerjain
kakak sendiri. Udah bosan bebas Loe? Mau gua pekat pulang sekarang juga?"
omel David.
"Ampun, Kak. Tadikan El hanya bercanda, siapa suruh
Kakak percaya. Awwww" Misel kembali meringis karena David mengencangkan
tarikannya.
"Sakit, Kak. Kuping Misel bisa copot"
"Biarin, biar sekalian diganti yang baru"
"Lepasin, Kak. Kalo nggak El bawa pulang lagi baju
ganti, Kakak. Biar Kakak nggak usah mandi sekalian dan badan Kakak ba...."
Belum juga Misel selesai berbicara, David telah membekap mulutnya.
David mencari aman sebelum mulut tajam sang adik membuka
aibnya di depan Kinara.
Sementara Kinara sendiri, hanya menggelengkan kepala melihat
tingkah Kakak beradik itu
Karena baju ganti dan peralatan mandinya telah tiba, David
pun meminta izin pada Kinara untuk membersihkan diri sebentar. Bukan sebentar
tetapi lama, karena sudah empat hari David belum menyentuh air sama sekali..
Setelah David masuk kamar mandi, Misel memberikan jus buah
yang ia bawakan pada Kinara.
"Kamu mau yang mana dulu, Ra?" tanya Misel sambil
mengeluarkan empat cup jus yang ia bawa dari rumah. Ada jus alpukat, apel,
melon dan juga jus jeruk.
Kinara membulatkan matanya seolah berkata, kamu mau
meracuniku dengan jus sebanyak itu?
"Jangan melihatku seperti itu, pilih saja yang mana,
yang lainnya bisa kamu minum nanti" ucap Misel lalu menawarkan satu
persatu semua jus itu dan Kinara pun menjatuhkan pilihannya pada jus alpukat.
"Baiklah, yang lainnya aku simpan di kulkas. Kamu belum
bisa makan yang keras-keras jadi kamu harus perbanyak minum jus buah"
timpa Misel. Gadis itu bertingkah seperti seorang yang sedang merawat anaknya.
"Siap, Boss" ucap Kinara dengan nada tidak jelas
sambil memberi hormat pada calon adik iparnya.
Kedua gadis itu duduk bercerita bersama sambil menunggu
David mandi, bukan bercerita, lebih tepatnya, Kinara mendengar ocehan Misel.
.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
.
Keesokan paginya, Viona dan Alex datang menjenguk Kinara.
Sesampainya mereka di rumah sakit, pasangan suami istri itu langsung berjalan
menuju ruang rawat Kinara.
Alex mengetuk pintu dan melangkah masuk bersama istrinya.
Viona langsung menghampiri Kinara, sementara Alex memilih berbicara dengan
David disafa.
"Nara" sapa Viona. Perut ibu hamil itu semakin
membesar, pipinya pun terlihat semakin bulat.
"Kak, Vio" sahut Kinara. Tetap dengan pengucapan
yang belum jelas.
"Tidak apa-apa, berbaring saja" ucap Viona
menghentikan Kinara yang hendak menegakan badannya.
Meski Viona telah mencegahnya, Kinara tetap bangun dan
terduduk. Gadis itu merasa tidak sopan jika harus berbaring ketika ada tamu
yang datang, terlebih lagi tamu tersebut adalah atasannya sendiri. Dan lagi,
yang sakit adalah rahangnya, bukan pinggang ataupun tulang belakangnya.
Viona datang tentu tidak dengan tangan kosong, setelah
mendengar cerita dari Alex, ibu hamil itu bangun pagi-pagi sekali dan
membuatkan bubur spesial dilengkapi dengan beberapa sayuran hijau. Tak lupa
dengan segelas jus buah agar Kinar lebih cepat sembuh.
"Gimana keadaan kamu, Ra? Apa rahang kamu masih
sakit?" tanya Viona.
Kinara menggeleng pelan. "Tidak sakit lagi, Kak."
sahutnya.
Karena kondisi Kinara yang belum diizinkan untuk banyak
bicara, mereka hanya mengobrol sebentar. Setelah menunggu Kinara selesai makan,
Viona dan Alex pun berpamitan pulang.
"Aku pamit pulang ya, Ra. Cepat sembuh, nanti aku
main-main ke rumah kamu" ucap Viona. Wanita itu menyentuh bahu Kinara.
"Iya, Kak. Makasih ya udah datang kesini"
Viona tersenyum mengangguk menanggapi ucapan Kinara, lalu
berjalan ke arah suaminya dan David.
Setelah berpamitan pada David, Viona dan Alex pun langsung
berjalan keluar ruangan.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 162 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 161 Pernikahan Yang Tak Dianggap "