Bab 165 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 165
Kinara memberi senyuman termanisnya pada David yang telah
berdiri dihadapannya, sontak saja, pria itu langsung memeluknya erat.
Bukannya membalas pelukan David, Kinara mala terhipnotis
dengan wangi parfum David yang telah bercampur dengan bau keringatnya. Kinara
sungguh menikmati aroma itu, aroma yang sama seperti saat pertama kali ia
mengenal David.
Gadis itu menggesekkan hidung pada dada bidang David sambil
menghirup aroma wangi David.
Si Om udah tengah malam juga masih wangi aja. Gadis itu
terus mengendus dada David dengan kedua mata terpejam.
David tersenyum melihat tingkah Kinara, semua rasa capeknya
hilang begitu saja. Ingin rasanya, David membiarkan gadis itu berlama-lama mengendus
bau tubuhnya, tetapi David takut Bang Jack bangun dan merusak semuanya. David
telah berjanji akan menyatukan Kinara setelah mereka sah nanti.
"Sudah puas belum?" tanya David membuat Kinara
tersadar dan langsung mundur selangka.
Pipi gadis itu terlihat memerah dan sedikit salah tikah.
David terkekeh melihat wajah malu-malu Kinara. "Ayo
masuk," ajak David sambil melingkarkan tangan pada bahu Kinara.
"Kita mau kemana?" tanya Kinara.
"Ke ruang kerja," sahut David.
"Mau ngapain disana" Kinara merasa sedikit
bingung, padahal dirinya hanya ingin berpamitan pulang, kenapa harus berbicara
di ruang kerja.
"Mau bicara, bukanya kamu bilang ingin menyampaikan
sesuatu,"ucap David mengingat sebuah pesan singkat yang dikirimkan
kinara padanya siang tadi.
"Iyah, tapi kalo Om cape, kita bicaranya besok
saja," Kinara merasa sedikit tidak enak.
"Tidak masalah, tapi kalo kamu beneran kasihan sama
aku, kita bicara saja dikamar," Gado David membuat Kinara langsung
memundurkan kepala dan menatap tajam padanya.
.
.
Sesampainya mereka di ruangan kerja, David langsung
mempersihkan Kinara duduk.
"Katakan apa yang ingin kamu bicarakan" tanya
David dengan wajah serius.
"Tidak ada pembicaraan serius, Om. Saya hanya mau
berpamitan untuk pulang besok pagi," jelas Kinara. Sesungguhnya hati gadis
itu sedikit takut jangan sampai David marah hanya karena pembicaraannya yang
tidak penting ini.
David terdiam sejenak. "Kenapa? Apa kamu merasa tidak
nyaman selama tinggal disini?"
"Bukan!" cela Kinara cepat. "Bukan tidak
nyaman, Om. Tapi sudah waktunya saya harus kembali ke rumah saya, bukankah Om
sendiri yang bilang saya boleh tinggal disini sampai rahang saya sembuh?
Sekarang saya sudah sembuh, tidak ada alasan lagi untuk saya tetap tinggal
disini"
"Benarkan tidak ada alasan lain untuk kamu tetap
tinggal disini, Nara?" tanya David penuh penuh selidik.
"Ya, Saya sudah sembuh Om, tidak ada alasan lagi untuk
saya tetap tinggal disini" Kinara kembali mengulang kata-katanya.
"Kau serius dengan ucapanmu KINARA ANASTASYA?"
tanya David penuh penekanan.
Kinara mengangguk dengan wajah polos. Namun sepersekian
detik kemudian, gadis itu menelan salivanya kasar.
"Bu-bukan begitu maksudku, Om. Aku senang tinggal
disini karena bisa melihat Om setiap hari, bahkan bisa tidur satu atap dengan
Om walau tidak sekamar, Tapi ...." Kinara menghentikan ucapannya.
"Tapi Apa Kinara? Lanjutkan ucapanmu"
Kinara menundukan kepalanya, sambil meramas-rams jarinya
gadis itu pun berucap. "Tapi kita belum menikah, Om. Tidak seharusnya aku
dan ayah tinggal disini" Kinara sungguh malu dengan ucapannya sendiri,
gadis itu merasa dirinya seperti sedang meminta David untuk segera menikahinya.
Keadaan menjadi hening, Kinara tidak berani mengangkat muka
apalagi menatap wajah David. Melihat David yang tidak merespon ucapannya,
Kinara yakin David telah marah padanya.
"Baiklah" ucap David tiba-tiba membuat Kinara
kaget dan langsung mengangkat kepalanya. "Kita Menikah besok"
"Apah ...?".…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 166 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 165 Pernikahan Yang Tak Dianggap "