Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 17 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 17

"Halo, Vid" ucap Dokter Irwan ketika sambungan teleponnya diangkat.

"Katakan!" sahut David singkat.

"Pihak rumah sakit sudah mendapatkan golongan darah yang cocok untuk, Alex"

"Bodoh! Kenapa masih menelponku? Cepat lakukan operasinya sekarang juga." David merasa kesal di seberang sana, mengapa dokter itu masih menghubunginya saat emergency seperti ini?

"Masalahnya si pendonor minta imbalan." jelas Dokter Irwan.

Bab 17 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Cih, bilang padanya, berapapun uang yang dia minta akan dia dapatkan, tapi setelah selesai transfusi darah."

"Tidak bisa, Vid. Orangnya minta dibayar terlebih dahulu baru dia mau diambil darahnya."

"Apa kamu sudah pastikan darahnya  benar-benar cocok dengan, Bos Alex?" tanya David. Pria itu merasa kesal sendiri di seberang sana. David merasa penasaran, siapa orang yang berani bernegosiasi disaat genting seperti ini.

"Sudah,  golongan darahnya Rhesus-null, kondisi fisiknya pun siap untuk diambil darahnya."

"Katakan, brapa banyak uang yang dia minta?"

"Seratus juta"

"Cepat kirimkan nomer rekeningnya sekarang juga." David memutuskan sambungan telepon sepihak.

"Tidak sopan sekali" omel Dokter Irwan pada ponselnya yang telah mati itu. Dokter Irwan pun segera mengirimkan nomor rekening yang Viona berikan padanya sebelum ia keluar untuk menelpon tadi.

Di dalam ruangan, Viona tersenyum senang saat membaca sebuah pesan masuk yang menyatakan bahwa ada dana sebesar seratus juta masuk ke nomor rekeningnya.

Viona merasa bersyukur, untunglah dirinya menyimpan nomor rekening sang nenek. Di balik wajah bahagianya, hati kecil Viona berharap  Dokter Irwan tidak mengenalinya wajahnya.

Sebagai sahabat Alex  sekaligus dokter pribadi keluarga Emeraldi, tentu Irwan sering keluar masuk rumah Alex, apalagi saat Kakek Volcan masih hidup. Meski demikian Irwan jarang memperhatikan seluruh menghuni rumah Alex, terlebih lagi Viona hanyalah seorang istri yang tidak dianggap sama sekali.

jangankan memperhatikan wajah Viona, terseyum pada gadis itu pun tidak sama sekali.

Lain halnya dengan Viona, sudah pasti gadis itu menghafal semua wajah penghuni rumah Alex,  karena selain mengurus Kakek Volcan, Viona juga memiliki pekerjaan sampingan  yaitu, diam di pojokan sambil memperhatikan wajah orang-orang kaya yang sering keluar masuk rumah Alex.

"Boleh saya ambil darah Anda sekarang, Nona?" tanya Dokter Irwan, saat kembali masuk ke ruangan periksa.

"Tentu saja, silahkan lakukan tugas Anda, Pak Dokter. Ambil sebanyak yang Anda butuhkan." sahut Viona, senyuman bahagia tak terlepas dari bibir ranumnya.

Persetan dengan wajah kesal Dokter Irwan, yang pasti, Viona telah mendapatkan uang untuk operasi neneknya.

Dokter Irwan dengan ekspresi datarnya mulai melakukan pengambilan darah Viona.

Sementara diseberang sana, David semakin penasaran setelah membaca nama pemilik nomer rekening tersebut. "Sri Utari? Berarti dia seorang wanita." gumam David. Pikir David, nama tersebut sangatlah jadul alias ndeso, bagaimana mungkin orang desa bisa memiliki golongan darah Golden Blood? Sedangkan yang David ketahui golongan darah tersebut adalah golongan yang sangat langka.

David melajukan mobilnya sedikit kencang, agar cepat sampai ke rumah sakit. Pria itu ingin melihat tampang si pendonor.

"Sial, bagaimana bisa aku cepat sampai ke rumah sakit?" David memukul kasar setir mobilnya, saat melihat macet yang begitu panjang, rasanya mustahil ia bisa cepat sampai ke rumah sakit. David pun mengirimkan sebuah pesan singkat pada Dokter Irwan.

"Tahan pendonor itu sampai aku tiba di rumah sakit"

David merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia masuk kejalur itu. jalur macet yang sangat dihindari oleh orang-orang ketika sedang terburu-buru.

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 18 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 17 Pernikahan Yang Tak Dianggap "