Bab 18 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 18
Pengambil darah telah selesai, sekitaran 470 ml darah Viona
telah diambil. Gadis itu terlihat sedikit lemas.
"Istirahatlah, sebentar lagi suster akan mengantarkan
makanan penamba darah untukmu. Ingat sebelum satu jam, Anda dilarang keluar
dari ruangan ini" pesan Dokter Irwan, pria itu pun bergegas pergi untuk
melakukan tugas selanjutnya yaitu operasi transfusi darah pada Alex.
Viona mengangguk pelan, kepalanya terasa sedikit pusing.
Seiring keluarnya Dokter Irwan, suster yang memeriksa Viona tadi masuk, dengan
membawa sebuah nampan di tangannya.
![]() |
Bab 18 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
"Apa yang Kakak rasakan?" tanya suster ramah.
"Tidak ada, hanya sedikit pusing" sahut Viona tak
kalah ramah.
"Itu normal, Kak. Mungkin Kakak belum sarapan pagi atau
sempat kelelahan sebelum kesini tadi" jelas suter.
"Iyah, emang aku belum makan apa-apa dari pagi"
"Ya udah sekarang Kakak makan ya, ini semua makanan
penambah darah. Harus dihabiskan ya, biar Kakak cepat pulih." suster
meletak nampan tadi diatas pangkuan Viona.
Viona mengangguk. "Terima kasih" Tanpa malu-malu,
gadis itu langsung menyantap makanannya. Perutnya telah berteriak meminta makan
sejak tadi.
"Oh ya, sambil makan kita isi formulir ya, Kak.
Seharusnya diisi sebelum mengambil darah tadi, tapi tidak masalah, kita akan
mengisinya sekarang"
Lagi-lagi Viona hanya mengangguk dengan mulut penuh makanan.
"Siapa nama lengkap, Kakak?" pertanyaan suster
menghentikan tangan Viona yang hendak menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
"Harus bangat ya pake nama?" tanya Viona.
"Harus, Kak. Karena ini akan tersimpan sebagai arsip
kami"
"Kalau saya tidak mau?"
"Tapi ini harus disini, Kak. Tidak bisa dibiarkan
kosong begitu saja." sahut suster sedikit memelas.
"Baiklah, tulisan saja Sri" Viona tidak ingin
menyatakan identitas aslinya, pikir Viona jangan sampai keluarga kaya itu
mencari dirinya untuk meminta kembali uang mereka. Tidak masalah memakai nama
Sri, toh didunia ini banyak yang bernama Sri.
Viona lupa nomor rekening yang ia berikan tadi bisa untuk
melacak tempat tinggalnya.
"Sri aja? tidak ada nama belangkangnya?"
"Iyah, emang itu nama saya" sahut Viona, gadis itu
tidak berani menatap wajah suster.
"Baiklah, terima kasih atas kerja samanya, Kak"
ucap suster dengan wajah percaya tidak percaya. "Kakak diijikan untuk
beristirahat disini selama satu jam, setelah itu Kakak boleh pergi"
"Makasi, Sus"
Suster pun berpamitan keluar meninggalkan Viona seorang
diri.
****************
Di ruangan operasi, dua orang dokter sedang berusaha
melakukan operasi transfusi darah. Dengan kondisi Alex yang sudah koma karena
kehilangan banyak darah, dokter hanya berharap pada sebuah keajaiban.
Jika dalam waktu lima belas menit pertama, tubuh Alex tidak
merespon darah yang baru masuk, maka tamatlah riwayat mereka.
Kedua dokter itu menunggu dengan penuh kecemasan. Terlihat
jelas dari dahi keduanya, keringat yang muncul hampi menyamai biji jagung.
Keduanya bernapas legah, setelah memastikan tubuh Aelx
merespon baik darah yang baru ia terima.
.
"Bagaimana operasinya, Dok?" tanya Nyonya Veronika
tak sabar, ketika melihat Dokter Irwan keluar dari ruangan operasi.
"Operasinya berjalan lancar, Tante. Tubuh Alex merespon
baik darah yang baru masuk. Alex sudah melewati masa kritis." jelas Dokter
Irwan.
"Terima kasih, Nak Irwan. Berapa lama lagi Alex akan sadara?"
"Semua tergantung fisik Alex, Tante. Jika tubuhnya kuat
dan kemauan sadarnya besar, maka dalam waktu 4 sampai 5 jam kedepan Alex bisa sadar." Dokter Irwan
menjelaskan secara rinci, mengingat transfusi darah memakan waktu satu sampai
empat jam untuk satu kantong darah.
"Sebaiknya Tante dan yang lainnya pulang saja,
transfusi darah membutuhkan waktu yang cukup lama, suster kami akan berjaga di
sini. Jika ada sesuatu yang terjadi, kami akan segera menghubungi keluarga,
Tante."
"Baiklah, kami akan pulang. Tapi sebelumnya saya ingin
tahu, orang baik siapa yang telah mendonorkan darahnya untuk Alex" ucap
Nyonya Veronika.
"Tentu saja boleh, Tan. Kebetulan orangnya masih berada
di ruangan istirahat." Dokter Irwan mengajak Nyonya Veronika beserta anak
dan suaminya ke ruangan dimana Viona berada.
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 19 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 18 Pernikahan Yang Tak Dianggap "