Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 172 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic, banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 172

Bab 172 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Padahal dari tadi aku udah deg degan bangat, eh si Om mala tidur" Kinara terduduk lemas di tepi ranjang.

Tidak ingin mengganggu David tidur, Kinara memilih turun kebawa untuk meminta tolong pada bibik.

.

.

Pagi kembali menyapa, cahaya matahari tampak mulai menembus setiap gorden jendela kamar. Sepasang suami istri tampak masih nyaman berselimut di atas kasur yang berukuran big size itu.

Sang pria menggeliat kecil dan perlahan mulai membuka matanya.

"Jam berapa ini?" David kaget dan langsung terduduk saat menyadari keadaan diluar mulai terang.

"Shittttt" umpat David. Bukan karena ia sedang marah atau kesal pada seseorang, tetapi David mengumpat kecerobohannya sendiri. Bagaimana bisa ia melewatkan malam pertamanya begitu.

Padahal David telah memperhitungkan semuanya dengan matang sejak semalam, ia akan tidur sebentar untuk menghilangkan rasa lelah, setelah itu ia akan meminta haknya pada Kinara.

David memperhatikan Kinara dan jam dinding bergantian. Pria itu menggeleng pelan, jika ia melakukannya sekarang maka ia akan terlambat ke kantor nanti, apalagi Kinara yang masih bersegel, tentu membutuhkan waktu yang sedikit lama.

David terus memperhatikan Kinara yang masih terlelap disampingnya, pria itu menelan salivanya berkali-kali. David kembali mengusap wajahnya kasar, kenapa hanya dengan memandang Kinara seperti itu, Bang Jek telah berkedur meminta keluar.

Merasa birahi semakin menusuk sukma, David menyingkap bed cover dan hendak menindih tubuh Kinara. Namun, aksinya terhenti begitu saja saat ponselnya tiba-tiba saja berdering.

David terdiam sebentar menunggu dering ponsel itu mati, akan tetapi ponselnya kembali berdering. Dengan segala rasa kesalnya, David memiringkan badan lalu mengambil ponselnya yang tersimpan di atas nakas.

"Jangan sampai telat ke kantor, pulang nanti kau bisa melanjutkan ronde-ronde begitunya"

David menarik rambutnya frustasi setelah Alex memutuskan sambungan teleponnya begitu saja. David baru ingat pagi ini akan ada investor penting datang ke kantor, karena kerjasama ini di hendel olehnya, jadi ia harus tiba di kantor sebelum investor tersebut tiba.

"Kenapa? Apa Om lagi ada masalah?" tanya Kinara sambil menyentuh bahu David. Gadis itu telah terbangun sejak ponsel David berdering pertama kali, Kinara melihat jelas aksi David yang menarik rambutnya barusan.

"Tidak ada, aku mandi dulu mau ke kantor" sahut David datar. Pria itu turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi. David meninggalkan Kinara dengan sejuta tanya dalam pikirannya.

Ada apa dengannya? Kenapa dia begitu dingin? Bahkan dia tidak menyentuhku sama sekali. Wajah Kinara terlihat murung memikir tikah sang suami.

Tidak ingin pikiran negatif terus merasukinya, Kinara turun dari kasur dan berjalan menuju wardrobe untuk menyiapkan baju kerja David. Kinara tahu tata letak kamar David, karena ia pernah diajak masuk kesana beberapa kali.

Beberapa menit menunggu, David telah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi.

Kinara kembali berpikiran negatif saat melihat David memakai handuk Kimono.

Kenapa dia memakai handuk seperti itu? Apa dia tidak ingin aku melihat tubuhnya? Kinara membuang napas kasar lalu berkata. "Maaf, aku tidak tahu kamu mau pakai baju yng mana, jadi aku bawakan beberapa setelan kemeja kesini, " ucap Kinara sambil menunjuk beberapa baju yang ia simpan diatas kasur.

"Tidak masalah, terimakasih ya."

Sungguh hati Kinara terasa sakit mendengar jawaban David, padahal Kinar berharap David akan memarahinya karena menggunakan bahasa formal.

"Aku cuci muka sebentar ya," Pamit Kinara. Gadis itu berlari cepat masuk ke kamar mandi.

Apa dia tidak bahagia menikah denganku? Kenapa baru sehari saja sudah ada masalah begini? Gumam Kinara. Air matanya keluar tanpa diundang.

Kinara cepat-cepat mencuci muka dan menyikat giginya agar David tidak menunggunya untuk sarapan bersama, saat keluar dari kamar mandi, Kinara melihat David telah rapi berpakain bahkan sementara memakai jasnya.

"Aku berangkat ya," ucap David sambil merapikan jasnya. "Kemungkinan aku akan lembur hari ini, jangan tunggu aku saat makan malam nanti, makan malamlah bersama yang lain," David mengusap sebentar kepala Kinara dan mengecup keningnya lalu ia berjalan keluar kamar. 

Waktunya tinggal tiga pulu menit, David harus segera sampai dikantor. 

David menoleh sebentar kearah kamarnya sebelum menuruni anak tangga. David sadar istrinya pasti sedang bertanya-tanya.

"Maaf sayang, tunggu aku nanti malam" David tersenyum tipis dan berjalan cepat menuruni anak tangga. David akan berusaha menyelesaikan kerjaan lebih cepat agar bisa pulang lebih awal.

David tidak bermaksud untuk cuek pada Kinara, ia sengaja menjauh untuk mengamankan Bang Jek. Pikir David, kepuasan Bang Jek memang penting, tetapi perkerjaan jauh lebih penting. Apalagi posisinya hanya seorang asisten. Biarlah sang istri bertanya-tanya sebentar, pulang nanti David akan menjelaskan semuanya.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 173 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 172 Pernikahan Yang Tak Dianggap "