Bab 24 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 24
Seperti yang diucapakan kepala divisi kemarin, pagi ini,
Viona tampak bersemangat untuk bekerja. Gadis itu bangun lebih awal untuk
bersiap, karena dikosan barunya ia belum punya peralatan masak. Viona harus
membeli sarapan diluar, seporsi bubur ayam dan dua tusuk sate usus menjadi
sarapannya pagi ini.
Selesai sarapan, Viona langsung berangkat kerja. Karena
jarak kosnya dan kantor cukup jauh, Viona memilih berangkat menggunakan ojok.
Jika menumpang angkut, maka ia akan terlambat tiba di kantor.
Viona pun berjalan menuju pangkalan ojek.
Setalah menempuh jarah hampir 20 menitan akhirnya Viona tiba
di gedung tinggi nan mewah itu. Ketika Viona masuk, beberapa mata terpasang
memperhatikan gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.
![]() |
Bab 24 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Sudah menjadi tradisi, jika ada orang baru pasti akan
menjadi pusat perhatian. Apalagi anak baru yang berpenampilan sederhana seperti
Viona. Ditamba gosip tentang dirinya yang hanya tamatan SMA telah menyebar.
"Eh, eh, eh. Lihat deh anak baru itu, dengar-dengan dia
cuman tamatan SMA loh" ucap salah satu Karyawan wanita berbisik-bisik.
"Iya bener, kepela divisi keuangakan sangat tegas ko
bisa ya terima yang hanya tamatan SMA." timpa yang satunya.
"Aku curiga deh, jangan-jangan mereka ada apa2
lagi."
Begitulah kira-kira mulut julid netizen mengiringi langkah
kaki Viona.
Tidak peduli dengan tatapan atau pun cibiran orang-orang
itu, Viona langsung menuju lantai tiga.
"Selamat pagi semua" sapa Viona ketika tiba
didepan pintu. Namun, tak ada satu orang pun yang menjawab sapaannya.
Tangan yang tadinya melambai pada semua dan seyuman manis
itu perlahan memudar begitu saja.
"Viona" panggil kepala divisi.
"Pagi, Pak" sahut Viona memberi salam.
"Kemarilah"
Viona mendekat dan berdiri disamping kepala divisi yang
bernama Pak Suryo.
"Minta perhatian sebentar" ucap Pak Suryo. Semua
karyawan bagian keuangan itu berdiri dan berbalik menghadap kearahnya.
"Perkenal, ini Viona karywan baru disini. Saya harap,
kalian bisa bekerja sama dengan baik" Pak Suryo memperkenalkan Viona.
"Dan Viona, ini Irene, supervisor disini. Kamu bisa bisa bertanyaan apapun
padanya, jika kamu tidak mengerti"
"Baik, Pak. Terima kasih" ucap Viona.
Pak Suryo pun kembali ke ruangan kerjanya.
.
.
.
.
"Ini meja kerjamu, kamu punya waktu istirahat makan
siang hanya satu jam. Ingat, disini tidak butuh orang yang
bermalas-malasan" jelas Irene si supervisor itu ketus.
Viona mengangguk paham, tak lupa ucapa terima kasih yang
selalu keluar dari bibirnya.
Hari pertama kerja, Viona dikerjain habis-habis oleh para
seniornya. Gadis itu disuruh foto copi berkas bertumpuk-tumpuk.
Lebih parahnya lagi, dari divisi lain juga ikut menitip
berkas padanya.
"Kamu anak baru ya?" tanya seorang karyawan
wanita.
"Iya, Kak" sahut Viona ramah, tanganya terus
bekerja diatas mesin foto copi.
"Boleh titip ini nggak?" Karyawan wanita itu
menunjukan beberapa berkas ditangannya.
"Boleh, Kak. Tapi agak lama ya. Soalnya ini masi
banyak."
"Tidak masala, nanti tolong skalian antarkan kebagian
marketing ya" Karyawan wanita itu pergi begitu saja tanpan menunggu
jawaban dari Viona.
"Semangat Vio, kamu pasti bisa." Viona memberi
semangat pada dirinya. Walau setelah ini ia akan pusing mencari dilantai berapa
divisi pemasaran itu.
Setelah sebuk seharian, mondir mandi mengatar semua berkas
yang dititip padanya. Akhirnya tiba juga jam pulang kerja. Viona merasa hari
ini sangat melelahkan, ditamba siang tadi, ia hanya memakan sepoton roti dan
air satu gelas aqua. Gadis itu melewatkan jam makan siang karena sibuk bekerja,
hingga tidak kebagian makanan kantor.
...****************...
Hari-hari selanjutnya, kerjaan Viona tak jauh berbeda dari
hari pertama ia masuk kerja. Viona selalu dikerjain, kadang ia disuruh beli
makanan diluar, kadang juga mereka menyuruh Viona lembur untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka.
Viona, gadis cantik, pintar tapi lugu itu menurut tanpa
mengeluh sedikit pun.
.
.
.
Rapat tahunan yang tunggu-tunggu akhir tiba dan telah jadwal
tiga hari lagi, setiap divisi akan ada perwakilan dua orang karyawan, tentu
yang berkompeten dan ahli dalam bidangnya yang akan diajak.
Dalam kesempatan ini, semua karyawan berlomba menunjukan diri
agar merekalah yang terpilih untuk ikut dalam rapat tersebut. Bukan tampan
alasan mereka semua berlomba-lomba ingin ikut.
Pertama jika presentasi mereka bagus maka mereka akan
dipromosikan dan akan dinaikan jabatan. Alasan yang kedua adalah mereka bisa
melihat lebih dekat wajah pimpinan tertinggi mereka.
PT. Emeral Grup adala perusaha yng sangat besar dan bergerak
diberbagai macam bidang, jika hanya karyawan bisa maka akan sangat sulit bagi
mereka melihat langsung wajah Winston Alexander Emeraldi.
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 25 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 24 Pernikahan Yang Tak Dianggap "