Bab 30 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 30
Diatas kasurnya yang empuk, Alex berbaring sambil memikirkan
bagaimana caranya agar Viona mau memaafkannya. Entah seperti apa kedepannya
nanti, yang pasti Alex hanya ingin Viona bersikap baik padanya.
Alex tersenyum singkat ketika mengingat
sikap Viona saat masih tinggal di rumahnya. Alex merindukan
momen-momen itu, dimana Viona tidak berani menatapnya dan akan berbicara ketika
ada yang bertanya.
Saat sedang asik melamun, pikiran Alex tertuju pada
seseorang, Jessica, wanita yang telah menghancurkan hidupnya. Sudah cukup Alex
membiarkan wanita itu berkeliaran diluar sana dan menikmati hartanya.
![]() |
Bab 30 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Alex mengambil ponselnya yang tersimpan diatas nakas samping
tempat tidur, lalu mengirimkan sebuah pesan singkat pada seseorang.
Lakukan semuanya sekarang, sudah cukup jala*ng itu
berkeliaran diluar sana.
Setelah mengirim pesan, Alex meletakan kembali ponselnya.
Pria itu menarik selimut dan mulai memejamkan matanya, Alex ingin malam ini
cepat berlalu agar ia bisa melihat Viona besok.
****************
Nyonya Veronika tampak sibuk di dapur pagi ini, wanita paruh
baya itu telah bangun dari jam lima subuh untuk menyiapkan bekal makan siang
untuk Viona.
Nyonya Veronika sengaja memasak makanan sehat yang
mengandung banyak vitamin, seperti olahan daging merah dan beberapa macam
sayuran, agar Viona lebih vit dan tidak mudah kelelahan.
Mengingat Viona memiliki darah yang langka, kesehatannya
harus benar-benar dijaga. Dalam fase ini, Nyonya kaya itu melakukan semuanya
dengan tulus hati.
Nyonya Veronika akan terus berusaha, ia yakin Viona gadis
yang baik, cepat atau lambat hatinya akan mencair dan mua memaafkan
keluarganya.
"Alex mama titip ini ya buat Viona dan yang ini buat
kamu." ucap Nyonya Veronika penuh semangat sambil meletakan dua rantang
susun diatas meja makan.
Alex memperhatikan wajah sang mama dengan seksama "Are
you ok, Mam?" tanya Alex.
"Yes, i'm fine. Kenapa kamu tanya begitu, sayang?"
sahut Nyonya Veronika dan balik bertanya.
"Kemarin Mama bertemu Viona?" tanya Alex
lagi. Alex tahu, mamanya adalah tipe
orang pemikir, melihat sikap Viona yang begitu dingin pada keluarganya, Alex
takut mamanya tidak akan baik-baik saja setelah bertemu dengan Viona kemarin.
"Semua sudah terjadi, Lex. Duduk dan meratapi semuanya
tidak akan menyelesaikan masalah bukan? Mama sudah melakukan bagian mama,
sekarang tugasmu adalah memastikan Viona menghabiskan isi dalam rantang
ini." jelas Veronika.
Alex tersenyum senang mendengar ucapan sang mama, setidaknya
Alex akan berjuang tanpa bayangan wajah
sedih sang mama.
.
.
Pagi ini, Alex memilih menyetir sendiri. Ada misi penting
yang harus ia lakukan sebelum ke kantor. Apalagi kalo bukan misi membuntuti
Viona.
Sebenarnya Alex bisa saja menggunakan kekuasaannya untuk
memaksa Viona kembali padanya, tetapi Alex tidak ingin Viona semakin
membencinya. Terlebih lagi Alex sendiri belum tahu seperti apa perasaannya pada
Viona.
Melihat Viona dari kejauhan dan memastikan gadis itu dalam
keadaan baik-baik saja sudah sangat cukup bagi Alex
Alex mengikuti Viona dari belakang hingga sampai ke kantor,
pria itu merasa marah dan kecewa karena dirinya tidak bisa berbuat apa-apa
sangat melihat Viona berangkat kerja menggunakan ojek.
Alex membuang napas pelan untuk meredam rasa sesak di
dadanya.
****************
"Mawar, keruangan saya sekarang," Alex menghubungi
sekretarisnya melalui telepon kantor.
Beberapa menit kemudian, wanita yang bernama Mawar itu pun
masuk ke ruangan Alex.
"Panggilkan karyawan yang bernama Viona, suruh ke
ruangan saya sekarang juga. Lakukan apa saja agar dia mau kesini." ucap
Alex tegas.
"Baik, Tuan" sahut Mawar dan langsung berpamitan
keluar.
Sekretaris itu tidak perlu bertanya lagi Viona siapa yang
dimaksud oleh Tuannya dan dibagian mana Viona bekerja, karena nama Viona telah
terkenal pada saat kejadian di acara rapat tahunan.
.
.
.
"Permisi, siapa disini yang bernama Viona?" tanya
Mawar saat tiba di divisi keuangan.
Semua karyawan dalam ruang itu terlihat bertanya-tanya, ada
apa gerangan sekretaris Tuan Winston sendiri yang datang mencari seorang Viona.
"Saya, Kak" sahut Viona.
"Ikut saya sebentar," ajak Mawar. Ia sengaja
membawa Viona sedikit menjauh dari kuping-kuping julit itu.
"Kamu diminta keruangan Tuan Winston sekarang,"
ucap Mawar setelah dirasanya tempat itu aman.
"Tapi saya masih banyak kerjaan, Kak. Pak Suryo bisa
marah kalo tau saya pergi sebelum jam makan siang," sehut Viona. Selain
jam makan siang yang masih tiga puluh menit lagi, ia juga sangat malas harus
bertemu Alex.
"Tolong jangan menolak, Viona. Nasib pekerjaan saya
berada ditangan kamu," ucap Mawar sedikit memohon.
"Maksud, Kakak?" tanya Viona tak mengerti.
"Tidak ada maksud apa-apa,Viona. Saya mohon pergilah,
jangan bertanya lagi. Saya masih butuh pekerjaan ini, saya punya dua orang anak
yang harus saya biayai. Soal Pak Suryo, biar nanti saya yang bicara
padanya," ucap Mawar mendramatisir.
"Oke, Kakak. Baik-baik saya akan kesana sekarang," Viona, gadis baik dan lugu
itu merasa tidak tega sehingga menurut begitu saja.
"Makasih banyak Viona, kamu baik sekali. Janji ya kamu
akan turuti semua permintaan Tuan Winston." Mawar menunjukan wajah
sedihnya.
"Iya kak, aku janji. Udah jangan sedih lagi ya, aku ke
ruangan Tuan Winston sekarang juga." sahut Viona. Gadis itu langsung
bergegas ke lantai teratas gedung itu.
"Yesss" Mawar tersenyum senang, tapi hati kecilnya
merasa bersalah karena telah membohongi Viona. "Polos sekali dia,"
ucap Mawar pelan.
Alex tidak meminta Mawar mengancam, Viona. Semua itu mutlak
inisiatif sang sekretaris sendiri. Demi melancarkan perintah Tuannya, Mawar
rela melakukan semua drama itu……..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 31 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 30 Pernikahan Yang Tak Dianggap "