Bab 31 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 31
Viona menaiki lift dengan wajah seribu tanya, apalagi mau
Alex, kenapa sampai mengancam sekertarisnya seperti itu.
Tok, tok, tok.
"Masuk" sahut suara dari dalam.
Viona melangkah masuk, seperti karyawan pada umumnya, gadis
itu menunjukan sikap provesionalnya.
"Selamat siang, Tuan. Apa Tuan manggil saya?"
tanya Viona sopan.
"Ya, duduklah" sahut Alex.
Viona menurut, lalu mendudukan pantannya pada kursi yang
berhadapan dengan Alex.
"Apa kau tau kenapa kau dipanggil kesini?" tanya
Alex serius.
"Tidak, Tuan" sahut Viona singkat.
Blukkkkkkkkk
Alex membanting beberapa berkas dihadapan Viona, sonta
membuat Viona kaget dan memegang dadanya.
![]() |
Bab 31 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
"Laporan keuangan macam apa ini? Apa Kau sengaja mau
membuat rambutku rontok karena memeriksa laporan ini?" ucap Alex masi
dalam mode serius.
Viona tidak menjawab, gadis itu hanya diam menunduk. Otaknya
bekerja keras, laporan mana yang salah ia kerjakan.
"Tunggu apa lagi, cepat kerjakan sekarang" bentak
Alex.
"Iya, Tuan" sahut Viona cepat sambil meraih berkas
itu dan hendak pergi.
"Mau kemana?" tanya Alex.
"Mengerjakan laporan" sahut Viona.
"Selesaikan semuanya disini"
"Tapi, Tuan. Saya butuh komputer untuk mengerjai semua
ini." ucap Viona.
"Kau pikir diruangan saya tidak ada komputer?."
Alex menjedah ucapannya. "Mendekatlah." Alex memberi isyarat dengan
tangannya.
Viona menurut lalu mendekat, sorot matanya sekilas melihat
wajah Alex, Viona semakin tidak berkutik ketika melihat wajah pria itu sangat
serius.
"Lebih dekat lagi, berdiri disini" Alex menunjuk
kesampingnya.
Lagi-lagi Viona menurut dan berdiri disamping Alex dengan
hati-hati.
"Duduk dan selesaikan laporan itu sekarang" Alex
berdiri dan menyuruh Viona duduk dikursi kebesarannya.
"Disini? Tapi, Tuan." ucap Viona menunjuk kursi
Alex, gadis itu tampak ragu-ragu.
Alex menarik Viona sedikit kasar hingga Viona terduduk di
kursinya.
"Selesaikan semuanya, baru kau bisa keluar dari
sini" ucap Alex lalu berjalan menuju sofa.
Alex terseyum senang, rencananya pura-pura tegas berjalan
lancar, Alex tidak menyangka Viona akan menurut dan tidak membantahnya sedikit
pun. Sepertinya Alex akan sering-sering mengguna trik ini, untuk bisa berduaan
dengan Viona.
.
.
.
Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa tiga puluh menit
sudah Viona berada diruangan Alex.
Viona melirik kearah sofa, tampaklah Alex yang sedang
berbaring diatas safo, tangannya terlipat didada dan kaca mata hitam melekat
dimatanya. Sepertinya pria itu sedang terlelap.
Viona memegangi perutnya yang sudah sangat kelaparan, ingin
sekali ia keluar dan pergi mengisi perutnya, tapi Viona ingat pesan Alex, bahwa
dirinya baru boleh keluar setelah menyelesaikan pekerjaannya. Gadis itu hanya
bisa pasrah sambil terus menekan perutnya.
"Ambil bekal itu dan makanlah." ucap Alex tanpa
bergrak sedikit pun.
Apa dia tau saya sedang kelaparan? batin Viona. Gadis itu
enggan melakukan perintah Alex.
"Jangan berpikir terlalu, kau hanya punya waktu sepuluh
menit" Alex menekan ucapannya.
Viona menatap rantang susun yang tersimpan tak jauh
dihadapanya, gadis itu menelan silvanya berkali-kali. Perutnya yang semakin
keroncongan membawa tangan Viona meraih rantang tersebut.
Tanpa menunggu lama lagi, Viona membuka rantang itu. Melihat
lauk yang begitu menggoda, Viona langsung memakannya dengan lahap.
Sementara, Alex terseyu menang dalam hatinya. Tak ingin
melewat momen itu, Alex mengambil ponselnya lalu mengambil beberapa gambar
Viona.
Sebenarnya, Alex tidak tertidur sejak awal, bahkan matanya
tidak terpejam sedikit pun. Pria itu sengaja mengambil posisi berbaring dan
memakai kacamata hitam agar bisa lebih leluasa memandangi Viona.
Alex merasa Viona punya daya tarik tersendiri, bulu matanya
yang lentik, hidung mancung, bentuk
bibir yang sedikit tebal dan ada belahan dibagian bibir bawa. Wajah gadis itu
tidak membosankan untuk dipandang berlama-lama.
Kenapa aku tidak menyadari semuanya dari dulu? batin Alex.
Melihat Viona yang sudah selesai makan, Alex cepat-cepat
meletakan ponselnya dan kembali pura-pura tidur.
Viona benar-benar menuruti perintah Alex, bahkan gadis itu
menghabiskan waktu hingga selesai jam kerja diruangan Alex.……..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 32 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 31 Pernikahan Yang Tak Dianggap "