Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 35 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 35

Viona memesan ojek online, gadis itu menunggu sedikit jauh dari gedung Emerald Group.

Diatas trotoar, gadis itu menunggu dengan wajah sedikit gelisah. Untunglah ada pohon rindang di pinggir jalan itu, sehingga ia tidak terpapar langsung oleh sinar matahari yang bisa menambah kadar kegelisahannya.

"Mbak Viona ya?" tanya seorang driver yang memarkirkan motornya tepat didepan Viona.

"Iyaa, saya Viona" sahut Viona.

Driver itu pun memberikan helm untuk Viona. Hampir tiga puluh menit menempuh perjalanan, Viona pun tiba di rumah sakit yang megah nan mewah itu.

Bab 35 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Makasih, Pak. Kembaliannya ambil aja," ucap Viona sambil menyerahkan selembar uang berwarna biru.

Viona melangkah masuk, seperti biasa, gadis baik hati dan lugu itu selalu menyapa orang-orang yang ia temui.

"Pagi, Pak." sapa Viona pada dua security yang berjaga di pintu masuk, tak lupa dengan senyuman manis yang selalu menghiasi bibir ranumnya.

Seperti yang telah dikata David, Viona langsung diantar ke ruangan Alex setelah menunjukan tanda pengenal tersebut pada bagian resepsionis.

Bukan hanya itu, Viona juga diperlakukan sangat ramah oleh para perawat yang bertugas.

Hebat juga benda kecil ini, tinggal ditunjukan saja mereka langsung bersikap sopan seperti itu. batin Viona sambil mengikuti suster yang mengantarnya ke ruang rawat Alex.

Viona tidak tahu saja, Emerald Group adalah penanam saham terbesar di rumah sakit itu.

"Silahkan, Nyonya. Disana ruang rawat Tuan Winston" ucap  suster sopan sambil menunjuk jalan.

"Terima kasih  Sus." sahut Viona.

.

Dari jarak lima meter, Viona bisa melihat dengan jelas Nyonya Veronika sedang berdiri sambil melihat Alex dari balik kaca.

Pelan namun pasti, Viona melangkah maju dan berhenti tepat di belakang Nyonya Veronika.

"Untuk apa kamu kesini?" tanya Nyonya Veronika saat melihat bayangan Viona dari kaca. Tatapan wanita paruh baya itu tetap terfokus pada Alex.

Viona yang tadinya ingin memberi salam, langsung terdiam seribu bahasa. Gadis itu belum menyadari kondisi Alex sebenarnya.

"Jika kamu tidak ingin memaafkan Alex, pergilah sejauh mungkin dari hidupnya," air mata Nyonya Veronika  kembali membasahi pipinya.

Sebelumnya Nyonya Veronika sangat marah terhadap Viona, karena yang ia tahu, Viona Lah orang terakhir yang bersama Alex. Namun, David telah menghubunginya sebelum Viona sampai ke rumah sakit.

David mengatakan bahwa, dirinya telah melihat Cctv dalam ruang kerja Alex. Viona tidak bersalah dalam hal ini, kelalaian gadis itu hanya satu, yaitu pergi tanpa membangunkan Alex.

"Nyonya, Saya ...." Viona tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Sejak kecil, hidupnya sudah sangat menderita." ucap Nyonya Veronika penuh emosional  "Tampangnya terlihat gagah dan kuat, tapi sebenarnya, hatinya dipenuhi rasa takut."

Viona berusaha mencerna ucapan Nyonya Veronika.

"Entah sudah berapa kali dia harus berbaring disana dan seluruh tubuhnya dipenuhi alat medis seperti itu." Nyonya Veronika menyangka air matanya.

Mendengar ucapan Nyonya Veronika, Viona melangkah maju dan mendekat pada kaca. Gadis itu menutup mulutnya tak percaya, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Alex tidak sadarkan diri? Apa mungkin Alex kecelakaan lagi? Banyak pertanyaan timbul di benak Viona.

"Nyo-nyonya, apa yang sebenarnya terjadi pada, Tuan Alex?" tanya Viona terbata. Gadis itu berbalik menghadap Nyonya Veronika.

"Seharusnya saya yang bertanya, kenapa kamu tidak membangunkannya sebelum pergi?" Nyonya Veronika balik bertanya.

Viona terdiam, tidak bisa menjawab apa-apa. Ia sadar itu adalah kesalahannya.

"Alex punya fobia terhadap kegelapan, dengan kamu meninggalkannya sendiri seperti semalam, dia bisa mati ketakutan disana, Viona." jelas Nyonya Veronika dengan nada mulai meninggi. "Jika kamu ingin membalaskan dendammu, balas saya Viona, tampar saya, tampar." Nyonya Veronika mengambil kedua tangan Viona dan menamparkan pada pipinya.

"Tidak, Nyonya. Tidak, jangan seperti ini," Viona menggeleng dan berusaha menarik tangannya. Air matanya pun ikut berderai.

"Balas saya, Viona. Balas saya, tapi jangan Alex. Saya mohon,"  Nyonya Veronika terus meronta hingga hilang kesadaran dan jatuh pingsan.

"Nyonya!" teriak Viona sambil menahan tubuh Veronika.

"Mamah" teriak Alenu. "Apa yang kau lakukan pada mamaku?" betak Aluna. Entah baru dari mana gadis itu. Aluna pun berteriak memanggil dokter.

"Jaga Kak Alex disini, jangan kemana-kemana sebelum saya datang," ucap Aluna pada Viona lalu berlari mengikuti para suster yang sudah membawa mamanya untuk ditangani.

Viona mengangguk patuh, ia masih belum percaya dengan ini semua. Apa benar dirinya seorang pendendam? Apa benar karena dirinya Alex celaka?....……..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 36 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 35 Pernikahan Yang Tak Dianggap "