Bab 41 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 41
![]() |
Bab 41 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
"Maaf atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan,
ijinkan aku untuk memperbaiki semua" ucap Alex tulus. Pria itu menatap
lekat wajah gadis yang masi sah menjadi istrinya itu.
Viona terdiam, gadis itu enggan untuk menjawab. ia masi
belum paham dengan semua ini. Takdir macam apa ini? saat ia dekat semua saakan
dipersulit, saat ia jauh dan telah mengiklaskannya, semua kembali tampa ia
meminta. mungkinkah semau ini hanya mimpi?
Pandangan keduanya terkunci, hingga beberapa saat kemudian.
Tek.
Kipas angin berhenti berputar, ruangan kecil itu menjadi
gelap. Listri padam tiba-tiba saja.
"Alex" panggil Viona, gadis itu reflek langsung
menyentuh lengan Alex saat mengingat Alex punya fobia kegelapan.
Sementara Alex mulai kesusahan bernapas.
"Jangan takut, ada aku disini." Viona berjinjit
dan merangkul leher Alex, ia memeluk erat tubuh Alex.
"Tenang, Lex. Bayangkan saat ini kita sedang di taman
buanga dan bayak sekali cahaya lampu disana." ucap Viona tepat ditelinga
Alex. Tangan gadis itu terus menyapu-nyapu pundak Alex.
Meski sudah bermandi keringat, ditamba pelukan Alex yang
begitu kuat. Viona tak putus asa, gadis itu terus memandu imajinasi Alex,
hingga Alex tenang dalam pelukannya.
Viona bernapas legah akhirnya lampu kembali menyala dalam
waktu sebentara.
"Alex" ucap Viona pelan. "Buka matamu,
lampunya sudah menyala."
Alex membuka matanya pelan, benar keadaan ruangan itu sudah
kembali. Pria itu merasa sunggu bahagia, ini kali pertamanya ia melewati
kegelapan tanpa pingsan.
Alex semakin mengerat pelukannya. "Terima kasih sudah
membantuku melewati semua ini" Alex mencium pundak Viona dan menghidup
wangi tubuh gadis itu dalam-dalam.
"Lepasin, aku nggak bisa nafas" ucap Viona. Ia
merasa tidak nyaman dengan perlakuan Alex.
"Maaf, aku hanya merasa senang karena ini pertama
kalinya aku melewati gelap tanpa bayang-bayang mengerikan itu" ucap Alex
tulus.
Alex merasa, ini sebuan keajaiban, sudah berpuluhan tahun ia
hidup berdampingan dengan rasa takut itu, Viona bisa menaklukannya dalam
hitungan menit. Bahkan sang mama pun bulum pernah berhasil menolongnya saat
dalam kegelapan.
Alex semakin yakin untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama
gadis dihadapannya itu.
Viona mengagguk paham, ia memaklumi sikap Alex barusan.
Sejak kejadian ia meninggalkan Alex di kantor, Viona banyak membaca mengenai
seseorang yang terkena fobia.
"Pulanglah, ini sudah larut malam." ucap Viona
sambil melihat jam weker yang sudah menunjukan pukul 11:30.
"Tapi, aku …," sahut Alex terpotong oleh Viona.
"Cukup! Jangan cari alasan lagi, diam disitu saya akan
cek situasi luar." ucap Viona tegas.
Gadis itu membuka pintu lalu mengeluarkan kepalanya untuk
melihat situasi diluar. Viona mengeriyatkan dahinya ketika melihat ada beberapa
pria berdiri di depan pagar kosnya.
"Jangan keluar, Mbak Viona. Barusan ada maling yang
lari lewat sini" ucap pemilik kos mengagetkan Viona. Entah muncul dari
mana pelimik kos itu.
"Oh iya, Pak." sahut Viona bingung.
"Tapi, Mbak Viona nggak usah takut. Saya dan semua
Bapak-Bapak itu akan berjaga disini samapai pagi." Pak pemilik kos berlalu
begitu saja dan ikut bergabung bersama orang-orang didepan.
Alex yang mendengar perkataan pemilik kos diluar, bersorak
gembira, sepertinya dewa keberuntungan sedang berpihak padanya.
.
.
Viona kembali ke kamar dengan wajah kesal, suka tidak suka,
ia harus membiarkan Alex menginap di kamarnya.
Viona mengunci pintu, lalu berjalan menuju lemari dan
mengeluarkan sebuah seprei. Viona mengambil tikar plastik lalu menggelarnya
dilantai, gadis itu sengaja merapatkan tikarnya ketembok agar jauh dari
kasurnya.
"Tidur sana, ingat ya jangan brisik" ucap Viona
ketus.
"Biar saya saja yang tidur" tawar Alex. Wajah
terlihat seperti seorang anak yang takut pada ibunya.
"Ini kamarku, aku yang berhak mengaturnya" sahut
Viona lalu duduk dan bersandar pada tembok. Gadis itu mengganjal pinggangnya
dengan bantal lalu santai bermain ponselnya.
Viona sengaja memilih tidur dibawa agar dirinya tetap
terjaga sepanjang malam. Gadis itu takut, Alex akan berbuat sesuatu saat ia
terlelap. Bahkan Viona rela kegerahan agar tetap terjaga.
Alex menurut, pria membaringkan tubuhnya dikasur tampa
berucap sepatah kata pun. Pandangan tidak terlepas dari Viona.
Saat sedang asik memperhatikan Viona, ponsel Alex bergetar
pertanda ada sebuah pesan masuk.
"Loe berhutang sama gua, Bro. pikirkan bagaimana cara
membayarnya"
Sudut bibir pria itu terakat keatas membentuk sebuah seyuman
simpul, asistennya itu benar-benar bisa diandalkan. Alex kembali Vokus pada
gadis pujaannya.
Selang beberapa menit kemudian, ponsel yang dimain Viona
terjatuh begitu saja dari tangannya. Gadis itu telah tertidur dalam keadaan
duduk.
Alex terseyum, pria itu bangun dan mendekati Viona.
"Dasar keras kepala, suda tau kelelahan masih saja menolah tudur
diatas." ucap Alex pelan.
Alex memindahkan ponsel Viona, lalu mengakat gadis itu dan
memindahkannya kekasur.
Perlahan Alex membaring tubuh Viona, lagi-lagi pria terseyum
memandang wajah cantik viona.
Berduaan dengan seorang gadis cantik di dalam kamar, ditamba
perasaannya yang sedang menggebu-gebu. Tentu iman Alex saat teruji saat inu,
sedikit saja Alex melepas pikiran liarnya, mungkin ia akan langsung menerkam
gadis yang sedang terlelah dihadapanya itu.
Alex yang sudah mengantuk pun ikut tertidur disamping Viona.
Pria itu tidur dengan posisi kakinya menjuntai kelantai, meski hanya bagian
kepalanya yng bersentuhan dengan Viona, Alex sudah sangat bahagia.
Untuk saat ini, begini saja sudah lebih dari cukup. batin
Alex........……..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 42 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 41 Pernikahan Yang Tak Dianggap "