Bab 42 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 42
Pagi kembali menyapa, mata hari tampak mulai meninggi.
Seorang gadis cantik masi betah terlelap diatas kasurnya yang hanya cukup untuk
satu orang itu.
Akibat begadang semalam, Viona masi belum bangun hingga jam
delapan pagi. Biasanya, gadis itu tidur sebelum jam 10 malam dan akan bangun
jam enam pagi untuk beres-beres sebelum berangkat kerja.
Viona menggeliat, ia manarik badan untuk merenggangkan
otot-ototnya. Viona kembali memeluk guling dan memejamkan matanya, entah kenapa
ia merasa saat malas pagi ini.
![]() |
Bab 42 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Viona kaget dan langsung terduduk saat mengingat kejadian
semalam. Bukannya semalam aku tidur disana? batin Viona. Gadis itu memeriksa
tubuhnya, ia merasa legah setelah memastikan pakaiannya masi utuh "Dimana
Alex?" ucapnya pelan.
Viona mengerutkan dahinya saat melihat ada sebuah kotak nasi
dan minuman kemasan tersimpan diatas meja kecil yang biasa ia gunakan untuk
makan. Viona bangun dan menghampiri kotak tersebut.
'Makanlah sebelum berangkat kekantor, Alex'❤
Viona menarik napas pelan, ia menggelengkan kepala.
"Apa lagi ini"
Viona mengingat kejadian semalam, otaknya mulai berpikir
keras mencari cara agar Alex menjauh darinya. Viona benar-benar tidak nyaman
dengan semua perlakuan Alex. Jika terus dibiarkan, bisa saja Alex melakukan
sesuatu diluar batas.
"Apa sebaiknya aku jujur, kalo aku merasa tidak nyaman
saat bersamanya?" ucap Viona pelan, lalu bergegas ke kamar mandi untuk
membersihkan diri.
Karena sudah terlambat, Viona mandi dan bersiap secepat
kilat. Gadis itu membawa serta makanan dan minuman yang belikan Alex tadi.
.
.
Seperti biasa, Viona berangkat kerja menggunakan ojek
langganannya. Sesampainya di kantor, Viona pergi ke lantai tiga terlebih
dahulu, setelah mendapat ijin dari Irene. Viona langsung menuju lantai teratas
dimana Alex berada.
Tok, tok, tok.
Viona mengetuk pintu.
"Masuk" sahut suara dari dalam.
Viona membuka pintu dan melangkah masuk. "Selamat pagi,
Tuan" ucap Viona sopan.
Alex tidak langsung menjawab, pria itu memperhatikan Viona
dengan penuh tanya. Terlebih lagi saat melihat ada sebuah paper bag ditangan
Viona. Apa mungkin dia membawakanku sarapan? hati Alex merasa senang.
"Pagi, silakan duduk" sahut Alex.
"Terima kasih, tapi saya hanya sebentar, Tuan."
"Baiklah, katakan"
"Sebelumnya saya minta maaf, Tuan. Saya harus mengatakan semua ini, jujur saja
saya merasa sangat tidak nyaman saat berada didekat, Tuan." ucap Viona
menjedah. Meski berat ia harus mengatakan semaunya.
"Saya harap, Tuan berhenti mengikuti saya, apalagi
mendatangi kosan saya seperti semalam" Lagi-lagi Viona menjedah ucapannya,
entah mengapa hatinya terasa sakit saat mengatakan semua itu.
"Yang terjadi diantara kita adalah masa lalu, hubungan
kita sekarang hanyalah sebatas atasan dan bawahan, saya harap Tuan mengerti
maksudnya saya, jngan mempersulit saya" Viona menuduk sopan.
"Jangan pernah mengorek luka lama, karena jika luka
tersebut belum kering, makan akan terasa lebih sakit" Viona menyimpan
paper bag diatas meja Alex, gadis itu keluar dengan mata berkaca-kaca.
Kata-kata terakhirnya sunggu mengingatkan dirinya pada semua
perlakuan Alex dan keluarganya.
.
Bagai busur panah yang mengarah ketubuh Alex, semua anak
busurnya menancap tepat dijantung Alex. Pria itu mamatung, hatinya terguncang
keras, mungkinkah Viona masih menyimpan luka begitu dalam padanya?
Alex kembali mengingat kejadian, dimana dirinya begitu lugas
saat meminta Viona pergi dari rumahnya. Sekarang Alex tahu seperti apa rasanya
ditolok, bahkan tidak dinginkan sama sekali.
Alex tersadar, pria itu langsung berlari mengejar Viona.
Tidak peduli sejauh apa Viona menolak dan membencinya, Alex tidak akan
melepaskan berlian berharga itu lagi.
Dengan segala rasa marah, kecewa dan takut kehilangan, Alex
mengikuti Viona. Pria itu mempercepat langkahnya saat melihat Viona yang hendak
memasuki lift.
Sreeeeettttrr
Alex meraih lengan Viona lalu menariknya dan langsung
mencium bibir ranum Viona. Alex mencium sedikit kasar, seolah ingin mengatakan,
beraninya bibir kecil ini mengucapa ingin menjauhinnya.
Alex menekan tengkuk Viona saat gadis itu meronta, tidak
peduli beberala mata yang terpasang pada mereka, Alex terus mengisap bibir
Viona.
Setelah dirasa puas, Alex memeluk erat tubuh Viona.
"Kamu boleh marah, memaki ataupun memukulku, tapi
jangan pernah memintaku menjauhimu. Sampai keujung dunai pun aku tidak akan
melepaskamu lagi" ucap Alex tepat ditelinga Viona.
Viona mematung, gadis itu tidak tahu harus berbuat apa. Ia
sangat marah terhadapa Alex, tapi ciuman itu membuat Viona tidak mampu
berkata-kata.
Viona mendorong tubuh Alex dan langsung masuk kedalam lift.
Perasaan macam apa ini? batin Viona, ia terus memegangi bibirnya.
Viona merasakan sesansi yang sunggu berbeda, sentuhan lembut
dari bibir Alex membuat Viona merasa seperti tersengat listrik. Darahnya
mengalir begitu cepat, yang lebih konyol lagi, Viona menikmatinya dan seperti
mengikannya lagi.
Seumur hidup Viona, ini pertama kalinya ia berciuaman tentu
gadis itu akan merasa sesuatu yang sunggu luar biasa.........……..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 43 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 42 Pernikahan Yang Tak Dianggap "