Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 47 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 47

"Pergilah, ini tidak ada hubungannya dengan kamu" ucap Alex sambil menatap lurus keluar jendela, kedua tangannya terkepal dalam saku celana.

Viona tidak mendengar perkataan Alex, gadis itu justrus melangkah masuk dan menghampiri David. "Pergilah, biarkan Alex tenang dulu. Setelah itu baru kalian bicara lagi" ucap Viona pelan.

David menurut, dan berjalan keluar sambil memegangi rahangnya yang lumayan sakit.

*

Bab 47 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

*

"Kak Mawar, bisa minta tolong ambilkan es batu?" ucap Viona berdiri didepan pintu.

Viona tidak paham tata letak ruangan itu, hingga ia meminta tolong pada Mawar.

"Bisa-bisa, sebentar aku ambilkan" sahut Mawar cepat.

"Sekalian ambilkan untuk Tuan David juga, ya" timpa Viona.

Mawar mengangguk dan bergegas mengambil apa yang Viona minta. Selang beberapa menit kemudia, Mawar kembali dengan membawa dua baskom kecil ditangannya. Tak lupa dengan dua handuk kecil untuk mengompres.

"Makasi, Kak" ucap viona sambil menerima salah satu baskom dari tangan mawar. "Tolong skalian antarakan yang satunya ke ruangan Tuan David ya, Kak."

Selesai berucap, Viona berbalik dan masuk ke ruangan Alex. Tak lupa menutup kembali pintu.

Viona berjalan menghampiri Alex yang masi berdiri didekat jendela. Gadis itu menghentikan langkahnya tepat dihadapan Alex.

Sementara Alex tetap dengan posisinya, bahkan pandangannya terlihat kosong. Perusahaan yang dirintis oleh sang kakak selama puluhan tahun, akan berpindah tangan begitu saja. Alex merasa dirinya tidak pantas menjadi penerus keluar Emerldi.

Viona memasukan ujung handuk kedalam es batu, setelah dirasanya dingin, Viona mengakatnya dan hendak menempelkan pada bagian wajah Alex yang memar.

"Kenapa kamu peduli padaku?" tanya Alex. Pria itu mengalikan pandangan pada Viona dan memegang tangan Viona yang hendak menyentuh wajahnya.

Viona terdiam, ia menarik tangannya yang digenggam Alex, lalu menundukan kepala. Gadis itu berpura-pura merapikan es batu dalam wadah, untuk menghindari tatapan Alex.

"Aku hanya tidak ingin, kamu ciderah dan mengelurakan banyak darah." sahut Viona, setelah berhasil menguasai diri.

Entah kenapa berdiri berdekatan dengan Alex seperti itu, membuat dadanya terasa sesak.

Alex tersyum singkat, bukan jawaban itu yang ia harapkan keluar dari mulut Viona. Alex menyadari satu hal bahwa, Viona mendatanginya hanya karena tidak ingin meyumbangkan daranya lagi.

Viona kembali ingin mengompres luka Alex. Namun, lagi-lagi tangannya ditangkap oleh Alex. "Aku tidak butuh ini" ucap Alex. Pria itu mengambil handuk kecil dari tangan Viona dan meletaknya kembali kedalam baskom.

"Keluarlah, aku ingin sendiri"  Alex kembali menatap keluar jendela. Hati dan pikirannya masi terasa kacau.

"Baiklah" ucap Viona pasrah. "Jika merasa sudah lebih tenang, kompreslah wajahmu dengan air es ini" Viona meletakkan baskom berisi es batu itu diatas meja kerje Alex lalu melangkah keluar.

Viona tidak benar-benar pergi, gadis itu menunggu didepan ruang kerja Alex. Viona takut akan terjadi sesuatu pada Alex.

*

*

*

Sementara di dalam villa mewah itu, Lucas sedang tertawa bahagia. Baru saja, ia mendapatkan laporan dari salah satu orang suruhannya tentang apa yang terjadi antara Alex dan David.

Lucas merasa bangga, tidak ada orang diduani ini yang juah lebih licik darinya.

Lucas tahu, keponakannya David tidak bisa dipercaya. sehingga pria paruh baya itu telah mempersiapka rencana keduanya.

Melihat kedekatan David dan Alex, Lucas yakin, keponakannya itu akan menceritakan semua rencananya pada Alex.

Lucas telah mempersiakan segalanya dengan matang dan semuanya berjalan sesuai rencana.

"Kamu memang hebat sayang, selamat ya atas keberhasilanmu" ucap Jessica.

Kedua orang itu sedang berpesta merayakan keberhasilan Lucas.

"Itu karena ada kamu disampingku, sayang" Lucas mencolek dagu Jessica. "Sekarang gimana? Kamu masi mau balik lagi ke, Alex?" tanya Lucas terlihat sombong.

"Tidak akan, sayang. Aku akan bersamamu selamanya dan menuruti semua kemauan kamu." sahut Jessica mantap.

"Termasuk memuaskanku setiap saat?" tanya Lucas.

"Tentu saja, Sayang. Katakan kamu ingin diservis dengn gaya apa?" Jessica menautakan sebelah tangannya dileher Lucas dan tangan satunya lagi mulai berkeliaran nakal didada Lucas.

"Puaskan aku sayang, dua hari lagi aku akan mengajakmu ke acara serah terima pimpinan baru dan disana, aku akan memperkenalkan kamu sebagai calon istriku" ucap Lucas sambil mendesah, karena Jessica telah menyentuh benda pusakanya.

Jessica melepas ikat pinggang Lucas, lalu menurunkan celananya, Jessica mulai bermain dengan benda tak bertulang itu, lidahnya yang panjang dan lincah membuat Lucas mendesah penuh gairah.

Lagi-lagi Lucas merasakan kenikmatan surga dunai yang tidak pernah ia dapatkan dari Veronika, istrinya..……..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 48 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 47 Pernikahan Yang Tak Dianggap "