Bab 6 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 6
Pagi kembali menyapa, matahari tampak mulai meninggi dan
menyinari seluruh isi bumi. Dalam kamarnya yang berukuran minimalis, seorang
gadis cantik sedang menyisir rambutnya yang panjang nan indah.
Meja rias itu seakan menjadi teman curhat dikala ia sedih,
Viona tak segan mengeluh atau bercerita pada bayangannya dibalik kaca.
"Andai kakek masi ada" ucap Viona pelan sambil
terus menyisir rambutnya.
Tok-tok-tok.
Bunyi suara ketukan pintu dari luar, berhasil mengalihkan
perhatiannya, Viona mengerutkan dahinya sambil menole kearah pintu, siapa yang
mengetuk pintunya pagi-pagi begini?
"Neng Vio, ini Bi Lastri" ucap seseorang dari
balik pintu.
"Aahh Bi Lastri, kirain siapa" ucap Viona pelan,
gadis itu berjalan menuju arah pintu.
"Ada apa, Bi?" tanya Viona setelah membuka
terbuka.
"Neng Vio diminta segera ke ruangan Tuan Alex"
sahut Bi Lastri sopan. Sejak awal masuk rumah itu, Viona menolak keras
dipanggil Nyonya, sehingga semua pembantu dirumah itu memanggilnya dengan
sebutan Neng.
"Oh" Viona tempak bingung, merasa tidak percaya.
Setelah sekain lama, ini kali pertamanya Alex memanggil dirinya. Apa yang ingin
laki-laki itu bicarakan denganya?
"Makasi, Bi Lastri. Vio kesana sekarang ya." Viona
menutup pintu kamarnya dan langsung menuju ruang kerja Alex.
![]() |
Bab 6 Pernikahan Yang Tak Di Anggap |
Bi Lastri mengangguk kecil menanggapi ucapa Viona.
"Kasian bangat sih nasibmu, Neng" ucap Bi Lastris pelan. Pagi ini, Bi
Lastri tidak sengaja mendengar pembahasan para majikannya tentang Viona.
Alex dan Jessica yang baru saja pulang dari hotel, langsung
diajak Nyonya Veronika untuk mendiskusikan mengenai pengusiran Viona dari rumah
itu.
"Ingat ya, Lex. Hari ini juga perempuan itu sudah harus
keluar dari rumah kita dan ingat juga jangan kasih dia duit sepeserpun!"
tegas Nyonya Veronika.
"Aku setuju sama, Mama. Lagian pasti dia juga udah
dapat banyak duit dari kakek selama ini" timpa Jessica.
"Benar, sudah pasti selama ini dia poroti kakekmu,
Lex"
Bi Lastri menggeleng-gelengkan kepalanya ketika mengingat
kedua Nyonya besar rumah itu terus saja menghasut Alex untuk mengusir Viona.
...****************...
Tok-tok-tok
Viona mengetuk pintu dengan sangat hati-hati, jantungnya
berdebar semakin kencang. Ini pertama kalinya ia akan memasukin ruang kerja
Alex dan berinteraksi langsung dengan pria itu, Viona juga memikirkan apa yang
akan terjadi di dalam sana.
"Masuk"
Viona melangkah masuk setelah mendapat izin, perlahan gadis
itu berjalan sambil menunduk mendekat pada meja kerja Alex.
"Duduk" ucap Alex dingin.
Viona mengangguk, lalu menarik kursi dan mendudukan
pantatnya disana. Suasana semakin tegang bagi Viona, perasaannya semakin tak
karuan.
"Baiklah, saya langsung pada intinya saja." ucap
Alex memecah keheningan, tangannya meraih sebuah bendah kecil yang tersimpan
diatas meja.
Viona tetap dengan posisinya, matanya tak berani menatap
Alex. Kupingnya terpasang, siap mendengar apa yang akan disampai suami yang tak
pernah menganggapnya ada itu.
"Terima kasih sudah merawat kakekku dengan baik
beberapa bulan ini, maaf karena kakekku sudah melibatkanmu dalam keluarga
kami." Alex menjedah ucapnya.
"Sekarang kakekku telah tiada, tugasmu sudah selesai
disini. Kamu dibebaskan dari semua tanggung jawab." Lagi-lagi Alex
menjedah ucapannya. "Ambi ini, anggap saja sebagai ucapan terima kasih
keluarga Emeraldi untukmu. Didalam situ ada uang seratus juta, kamu boleh
memakainya untuk keperluan pribadimu." Alex meletakkan sebuah kartu debit
tepat dihadapan Viona. "Dan besok, David akan mengantarmu ke tempat
tinggalmu yang baru, tenang kami akan bertanggung jawab penuh untuk semua
kebutuhanmu"
Hancur! tak ada kata yang lebih pantas menggambarkan
perasaan Viona saat ini, ia tidak menyangka semua akan secepat ini. Bahkan
kuburan Kakek Volcan saja belum kering, mengapa? Mungkinkah dirinya sangat
menjijikan? Hingga Alex tak ingin lama-lama berada serumah dengannya?
Viona menatap tak percaya pada pria dihadapannya, apa maksud
dari semua ucapan Alex? Selama ini Viona sadar ia tidak diharapkan, tapi
haruskan Alex berkata sekejam itu padanya? Dan apa ini? Pria itu selalu memakai
kata keluarga kami, apakah sedikit pun Alex tidak menganggap dirinya sebagai
istri?
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 7 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 6 Pernikahan Yang Tak Dianggap "