Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 61 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 61

Jam dinding menunjukan pukul 05:00 sore hari, pertanda jam kerja semua karyawan Emerald Group telah selesai. Di dalam ruangan divisi keuangan, teman-teman Viona tampak sedang bersiap-siap untuk pulang.

Semuanya merapikan meja kerja masing-masing, lain hal dengan Viona, gadis itu masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Kamu belum kelar, Vio?" tanya Irene.

"Belum, Kak." sahut Viona tetap fokus pada layar komputernya. "Kakak duluan aja"

"Kamu nggak apa-apa aku tinggal sendiri disini?" tanya Irene lagi mengingat tidak ada siapapun lagi di lantai tiga itu.

Bab 61 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

"Nggak apa-apa, Kak. Ini juga bentar lagi kelar ko." sahut Viona pasti.

"Baiklah, kamu hati-hati ya. Kalo belum kelar juga lanjut besok pagi saja" pesan Irene dan langsung melangkah pergi meninggalkan Viona seorang diri.

Supervisor galak itu kini telah berubah menjadi baik pada Viona, sejak melihat kejadian di acara rapat tahunan. Irene yakin Viona bukanlah gadis sembarangan.

"Siap, Kak Irene" sahut Viona bersemangat dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Viona tampak fokus dengan layar komputernya, tanpa ia sadari jarum jam sudah menunjukan pukul tujuh malam.

"Akhirnya selesai juga" ucap Viona sambil mengangkat kedua tangannya keatas untuk merenggangkan otot-ototnya.

*

*

Sementara dari arah luar, seorang pria sedang berdiri menunggu sambil memperhatikan Viona sejak tadi. dinding divisi keuangan yang terbuat dari kaca, membuat pria tersebut leluasa untuk memperhatikan gadis pujaan hatinya.

Siapa lagi kalau bukan Winston Alexander Emeraldi, pria tiga puluh empat tahun yang sedang berbunga-buanga karena merasakan indahnya jatuh cinta.

Bahkan hanya dengan melihat Viona dari balik kaca, hati Alex sunggu sudah sangat bahagia.

"Alex" Viona tampak kaget saat melihat Alex sedang berdiri di luar ruangan sambil bersandar pada besi pembatas. "Aduh mampus, kan tadi aku udah janjian mau ke rumah Tante Vero" ucap Viona pelan, sambil mengemasi barang-barangnya.

Viona melangkah cepat keluar raungan untuk menemui Alex. "Maaf aku lupa kalo kita sudah janjian tadi siang" ucap Viona sambil menundukan kepala, ia takut Alex akan marah karena telah menunggunya selama dua jam.

Alex tersenyum, rasanya ia ingin sekali mengerjai Viona saat melihat sikap canggung gadis itu. Namun, Alex mengurungkan niatnya, ketika melihat wajah lelah Viona. Alex merasa istri kecilnya itu telah bekerja keras seharian.

Alex mengacak-acak rambut Viona, membuat gadis itu menatap wajahnya. "Pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Alex.

Viona mengangguk pasti.

"Ayo pulang" ajak Alex.

"Kamu tidak marah?" tanya Viona polos

Alex tidak menjawab, Alex mala membawa gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecup puncuk kepala Viona berkali-kali.

Alex melepas pelukannya dan mengajak Viona turun ke lantai bawa, tangannya tidak terlepas dari bahu Viona.

Sementara, Viona mengikuti Alex dengan wajah bingung. mengapa Alex selalu tidak menjawab pertanyaannya.

Sesampainya dibawa, Alex langsung membukakan pintu untuk Viona. setelah memastikan Viona duduk dengan baik, Alex  mengitari mobil dan masuk dikursi kemudi.

Alex memilih menyetir sendiri, ia ingin menghabis waktu berdua bersama Viona. Karena itu David telah disuruh pulang sejak sore tadi.

Dalam perjalan pulang, Viona terus saja menguap, bahkan saking mengantuknya hingga mengeluarkan air mata berkali-kali.

Alex yang menyadari hal itu, langsung menepikan mobil lalu menurunkan sandaran kursi agar Viona  merasa lebih nyaman. "Tidurlah, nanti aku bangunkan setelah kita sampai" ucap Alex sambil mengelus lembut pipi Viona.

Viona mengangguk pelan dan langsung memejamkan mata yang ia tahan sejak tadi..…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 62 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 61 Pernikahan Yang Tak Dianggap "