Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 80 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 80

Bab 80 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

Alex baru saja pulang dari kantor, sama seperti sebelumnya, Alex ke kantor hanya untuk mengikuti rapat penting, selebihnya Alex melakukan pekerjaan dari rumah, agar bisa memantau sang istri selama dua puluh empat jam.

"Udah pulang, Lex." tanya Veronika yang kebetulan bertemu Alex di ruang tengah.

"Udah, Mah. dimana Viona?" sahut Alex, balik bertanya.

"Di kamar, tadi abis nonton sama, mama?"

"Tadi Vio, muntah-muntah lagi nggak, Mah?" tanya Alex karena dirinya pergi lumayan lama.

"Nggak, tadi sama mama duduk nonton sampe acaranya kelar, mala kita sambil makan buah-buahan." Jelas Veronika.

"Baguslah, Mah. Emang dua hari terakhir ini,  muntah-muntahnya mulai berkurang." Alex menceritakan kondisi Viona.

"Yah semoga saja kedepannya akan terus normal seperti itu, kasihan menantu mama terus-terus seperti itu."

Alex mengangguk. "ya udah, Alex ke atas ya, Mah." pamit Alex dan langsung berjalan menuju ke lantai atas.

Sesampai di atas, Alex membuka pelan pintu kamar. Alex mengendarai pandangannya mencari Viona, tepat seperti dugaannya, sang istri tercinta sedang terlelap diatas kasur.

Alex mendekat dan duduk ditepi ranjang, tangannya terulur mengelus lembut pipi  istrinya yang masih tampak pulas.

Alex memandang lekat wajah Viona yang terlihat masih pucat, tiga bulan sudah Viona mengalami mual dan muntah-muntah yang sangat hebat, bahkan wajah gadis itu sampai terlihat kurus, karena setiap makanan yang masuk akan ia memuntahkan kembali.

Alex tampa frustasi melihat keadaan istrinya, semua saran dan obat-obatan dari dokter telah dijalankan dengan baik, namun tak ada satu pun berhasil.

Istrinya tetap mual, munta dan juga pusing. Terlebih lagi saat pagi hari. Alex mencoba mengajak Viona keluar, namun Viona menolaknya, Viona takut ia akan mual ataupun muntah di jalanan.

Atas semua yang dialami oleh sang istri, Alex merasa sangat bangga pada Viona, karena istrinya tetap berusaha makan dan minum susu ibu hamil meski harus dimuntahkan lagi.

Viona menjalankan semuanya dengan sepenuh hati dan tampak menikmati semua keadaan itu, sungguh pengorbanan yang sangat luar biasa dimata Alex.

"Heiiiiii." Alex tersenyum lembut menyambut istrinya yang perlahan mulai membuka mata.

Viona juga tersenyum saat melihat wajah tampan suaminya. "Maaf ya aku tidak menyambutmu saat pulang kerja" ucap Viona.

Ssstttt, Alex meletakkan jari telunjuknya pada bibir Viona. "Ayo tidur lagi" ucap Alex, terus mengelus lembut pipi sang istri.

Viona menggeleng. "Aku tidak mengantuk lagi, aku pengen jalan-jalan."

"Benarkah?" tanya Alex antusias, akhirnya Viona mau keluar rumah.

"Iyaa, aku siap-siap dulu ya" Viona bangun dan hendak turun dari kasur.

"Sayang, kamu yakin?" tanya Alex memastika.

"Yakin, sayang" sahut Viona sambil memegang pipi suaminya.

Alex mematung mendapat perlakuan seperti itu dari istrinya, 'Sayang?' kata yang paling ingin didengar oleh Alex selama ini.

"Maaf ya selama beberapa bulan ini sudah merepotkan dan membuatmu khawatir" Viona mengecup kening, kedua pipi dan bibir suaminya lalu beranjak ke kamar mandi meninggal Alex dalam kebingungan.

Melihat ketulusan Alex selama tiga bulan terakhir, kini Viona semakin yakin Alex tidak akan membuang atau meninggal dirinya.

"Sehat-sehat di dalam situ ya, Nak. Terima kasih karena sudah mau bekerja sama sama, mama" Viona mengelus perutnya yang tampak masih rata.

Selama ini Viona selalu berbicara pada janinnya agar tidak rewel dan kuat berjuang bersamanya, Viona bahagia karena tiga hari terakhir, semua rasa pusing, mual dan muntahnya mulai berkurang, bahkan hari ini dirinya tidak muntah sama sekali.

*

*

Sementara, Alex masih terdiam di tempat yang sama, memikirkan semua perubahan sikap istrinya. Apa mungkin semua masa-masa sulit itu telah terlewatkan?.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 81 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 80 Pernikahan Yang Tak Dianggap "