Bab 82 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 82
![]() |
Bab 82 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Setelah mengantarkan suaminya ke bawa, Viona kembali ke
kamar. Sebelum bersiap-siap pergi, Viona ingin membereskan kamarnya terlebih
dahulu sambil memikirkan kado apa yang berkesan untuk teman-temanya.
Tepat jam sembilan tiga puluh, Viona telah selesai bersiap.
Viona menatap bayangan di cermin, penampilannya terlihat sederhana namun cukup
elegan dan enak dipandang mata. Viona tidak ingin terlihat mewah di depan
temam-temannya.
Walau semua teman kerjanya tampak biasa saja, bahkan ada
yang tidak menganggap dirinya ada, tapi Viona tetap baik, menghargai dan
menganggap mereka semua sebagai temannya, terlebih lagi, Irene yang selalu
bersikap baik padanya.
Setelah merasa penampilan cukup rapi, Viona keluar dari
kamar dan berjalan menuruni anak tangga.
"Vio, mau kemana, Sayang?" tanya Veronika yang
kebetulan melewati bawa tangga, wanita paruh baya itu berdiri menunggu
menantunya hingga turun sampai bawah.
"Mau ke kantor Alex, Mah. Tapi sebelumnya Vio mau
singgah beli sesuatu untuk teman-teman Vio di kantor." jelas Viona.
"Oh, mau mama temenin?" tawar Veronika.
"Tidak usah, Mah. Vio sendiri saja, Vio juga hanya
sebentar" sahut Viona.
"Baiklah, minta ditemani Pak Bari, ya."
"Mama nggak keluar?" tanya Viona karena Pak Bari
adalah supir pribadi mertuanya.
Sebenarnya, mereka masih punya beberapa sopir lainnya, tapi
hanya Pak Bari yang selalu paham dan enak diajak bicara, Pak Bari juga sudah
lama ikut keluarga Alex dan sudah menjadi orang kepercayaan keluarga Emeraldi.
"Nggak, nanti sore baru mama keluar. Berangkat sana,
hati-hati, kalo ada apa-apa langsung hubungi Alex" pesan Veronika.
"Iya, Mah" Viona tersenyum mengangguk, tadinya ia
sudah menyusun kata untuk minta diantar Pak Bari, siapa sangka, mertuanya
menawarkannya terlebih dahulu.
"Vio, berangkat ya, Mah" ucap Viona sambil mencium
punggung tangan Veronika, hal rutin yang biasa ia lakukan sejak kembali lagi ke
rumah mewah itu.
Setelah berpamitan pada mertuanya, Viona berjalan keluar
rumah dan mencari Pak Bari yang sedang mengopi bersama teman sopir yang
lainnya.
"Neng, berangkat sekarang?" Pak Bari berdiri dan
menghampiri Viona, tentu bersikap sopan dan memberi hormat.
"Ah, iyah. Ko Bapak tau saya mau pergi?" tanya viona
sedikit heran.
"Iya, tadi Tuan Alex menitipkan pesan sebelum berangkat
ke kantor" jelas Pak Bari.
Oh, Viona tersenyum dalam hati, ternyata suaminya sudah
berpesan pada Pak Bari. Viona senang, ia merasa istimewa di mata Alex.
"Silahkan, Neng" Pak Beri membukakan pintu mobil
dan mempersilahkan Viona masuk.
"Makasih, Pak Bari" ucap Viona sambil tersenyum
manis lalu masuk kedalam mobil.
Setelah memastikan majikannya duduk dengan baik, Pak Bari
pun ikut masuk ke mobil dan langsung menyalakan mesin mobilnya.
Pak Bari membawa Viona ke salah satu mall ternama di kota
itu, pria yang berumuran diatas lima puluh tahun itu selalu mengekor kemana pun
Viona pergi.
Setelah memilih dan membungkus beberapa kado yang menurut
Viona cocok untuk teman-temannya, Viona pun langsung menuju kantor suaminya.
Hampir tiga puluh menit menempuh perjalanan dari mall ke
kantor, akhirnya mereka tiba di depan gedung Emerald Group.
Security yang mengenali mobil yang sering digunakan oleh
Veronika pun langsung sigap membukakan pintu mobil.
"Pak Bari makasih ya udah nemenin Vio tadi" ucap
Viona ramah.
"Sama-sama Neng, itu sudah tugas saya" sahut Pak Bari tak kalah ramah.
Viona keluar dari mobil, tak lupa mengucapkan terima kasih
juga pada security yang telah membukakan pintu mobil untuknya.
Karena ingin memberi kejutan pada sang Suami, Viona tidak
memberitahukan pada Alex bahwa dirinya telah tiba di kantor. Pikir Viona, jika
ia memberitahukannya pada Alex, sudah pasti suaminya itu akan turun dan
menjemputnya dibawa.
Viona melangkah masuk ke dalam kantor, Viona akan menemui
teman-temannya terlebih dahulu, setelah itu baru akan menemui Alex.
Dari sudut ruangan, dua pasang mata telah terpasang penuh
amarah pada Viona.
"Kamu siap?" tanya salah satu dari kedua orang
itu.
"Siap dang, aku udah nggak sabar pengen kasih pelajaran
pada gadis sialan itu." sahut yang satunya dengan seyuman jahat.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 83 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 82 Pernikahan Yang Tak Dianggap "