Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 83 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 83

Di dalam ruangan kerjanya, Alex dan David baru saja menyelesaikan pertemuan dengan salah satu investor.

Alex memperhatikan jam tangannya, pria itu tampak gelisah memikirkan istrinya yang belum ada kabar sampai sekarang.

Di Tengah kegelisahan Alex, sekretarisnya yang bernama Meta masuk dan mengatakan bahwa rombongan mahasiswa magang telah sampai dan menunggu di ruang meething.

Mendengar laporan dari sekretarisnya, Alex langsung mengajak David menuju ruangan rapat. Alex ingin segera menyelesaikan semuanya agar bisa menyusul istrinya.

Bab 83 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

Sebenarnya pekerjaan ini bisa saja Alex limpahkan pada David, nanum kali ini yang datang ke perusahaannya, bukan hanya mahasiswa magang dan dosen pembimbing.

Tetapi, ada juga Rektor dan Dekan yang turut hadir disana untuk menyampaikan rasa terima kasih mereka pada Emerald Group terutama Alex sebagai pimpinan.

 Karena Emerald Group telah menjadi donatur tetap dan memberi beberapa program beasiswa, seperti beasiswa orang tua miskin dan beasiswa prestasi.

*

*

Sesampainya di ruang rapat, semua yang hadir dalam ruangan itu berdiri dan memberi hormat termasuk Rektor dan Dekan yang ikut hadir disana.

"Silakan duluk" ucap Alex mempersilakan semua duduk dan dirinya pun ikut duduk.

Alex mulai membuka rapat.

Saat Alex sedang berbicara dengan yang lainnya, David memikirkan perkataan Alex yang menyuryhnya mencari sekretaris atau memilih salah satu dari para mahasiswa itu.

David memperhatikan wajah mereka satu persatu, namun tidak ada satupun kriteria yang cocok dengan kemauannya.

David mengerutkan dahinya ketika menyadari hanya ada sembilan orang mahasiswa yang hadir dalam ruangan itu.

"Dimana yang satunya lagi?" bantin David bertanya, namun pria itu langsung menepis pikirannya, David kembali fokus pada rapat.

*

*

Sementara ditempat lain, Viona telah sampai ke lantai tiga.

"Viona!" seru Irene heboh saat Viona muncul di depan pintu divisi keuangan. Irene berdiri dan menyambut Viona dan diikuti oleh  beberapa teman lainnya.

"Kamu kemana aja sih? Kenapa tiba-tiba saja menghilang." tanya Irene sambil memeluk Viona melepas rindu.

Viona hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dan perlakuan Irene.

"Kangen tau, aku tuh sampe cariin loh ke kosan kamu, tapi kata tetanggamu, kamu sudah pindah dari sana." Irene melepas pelukannya.

"Maafin Vio ya, Kak. Nanti kapan-kapan Vio cerita sama Kakak" sahut Viona merasa tak enak hati.

"Kenapa nggak sekarang aja sih?" tanya Irene, jika keponya mulai meronta.

"Nggak bisa, Kak. Vio kesini hanya mau mengantar ini, sekalian mau pamitan" Viona memberi satu paper bag besar pada taman-teman lainnya dan yang satu lagi khusus untuk Irene.

"Makasih, Vio" ucap beberapa teman lainnya bersamaan.

"Sama-sama" sahut Viona tersenyum tulus.

"Kamu beneran mau berhenti kerja? kamu nggak apa-apakan? Kenapa muka kamu pucat bangat?" Irene tampak tidak mempedulikan kado yang diberikan Viona, wanita itu justru mencerca Viona dengan berbagai pertanyaan.

Viona tersenyum senang, Irene sangat peduli padanya. Entah kenapa Viona merasa hari ini dirinya diperlakukan begitu istimewa oleh semua orang, hati Viona sungguh bahagia.

"Aku nggak apa-apa kak, nanti kalo udah waktunya aku akan ceritakan semuanya sama Kakak" sahut Viona sambil menyentuh bahu Irene.

"Hmmm, baiklah, aku tunggu kabar dari kamu, ya." Wanita dua puluh empat tahun itu tampak cemberut.

"Iyah, Kak." ucap Viona sambil celingak-celinguk seperti mencari seseorang. "Dimana, Nadine?" tanya Viona karena tidak melihat sosok Nadine di dalam ruangan itu.

"Nggak tau, tadi katanya sih mau beli sarapan sebentar" sahut Irene.

"Oh, yah udah, Kak. Nanti tolong sampaikan salamku untuk Nadine, ya" ucap Viona. "Aku pergi dulu Kak, aku masih ada urusan lain" pamit Viona pada Irene dan yang lainnya.

"Aku anterin kebawa, ya." tawar Irene.

"Nggak usah, Kak. Aku masih mau ke–" sahut Viona pelan sambil menunjuk-nunjuk ke arah atas.

"Ke lantai atas?" tanya Irene tanpa mengeluarkan suara.

Viona mengangguk pasti dan langsung melangkah keluar. "Benar dugaanku, tuh anak memang punya hubungan sama, Tuan Winston" batin Irene sambil menatap kepergian Viona.

*

*

Viona berjalan menuju lift, di depan pintu lift ada sebuah kertas yang menempel dengan tulisan 'Maaf, lift ini rusak dan sedang dalam perbaikan.' Viona mengerutkan dahinya, bukankah saat ia masuk tadi lift itu masih berguna?

"Kakak mau ke atas?" tanya seseorang.

Viona berbalik dan melihat ke arah sumber suara, tidak jauh darinya berdiri seorang pria yang mengenakan seragam OB dengan sebuah sapu dan serokan ditangannya.

"Iyah, ini liftnya kenapa ya? perasaan tadi pas aku masuk masih baik-baik aj" tanya Viona.

"Oh itu Kak, lagi ada ada kerusakan di bagian mesin dan sementara sedang diperbaiki." sahut pria berseragam OB itu.

Viona terdiam, kakinya melangkah menuju lift khusus pimpinan.

"Maaf, Kak. ini lift khusus pimpinan dan hanya orang-orang penting yang boleh menggunakannya." cegat pria itu lagi.

Viona menghela napas panjang, ia lupa dirinya bukan siapa-siapa di kantor ini. Tanpa berpikir panjang lagi, Viona melangkah dan menuju tangga darurat.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 84 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 83 Pernikahan Yang Tak Dianggap "