Bab 85 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 85
![]() |
Bab 85 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Ditengah kegelisahannya, mata gadis itu tidak sengaja melihat
alat APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
"Astaga, kenapa tidak dari aku melihatnya" ucap si
gadis sambil bergerak cepat mengambil alat tersebut yang tertempel di dinding.
Alat yang berukuran tiga kilogram itu terlihat sangat ringan
di tangan gadis yang memiliki postur tubuh yang hampir sama dengan Viona.
Gadis itu berusaha keras memukul-mukul hendel pintu berkali
sampai akhirnya pintu tersebut terbuka, mata gadis itu berbinar, bibirnya
tersenyum menampakan sebuah harapan telah berhasil.
Gadis itu membuang tabung dari tangannya dan bergerak cepat
mendekati Viona yang terkapar lemah tak jauh darinya.
"Kakak bertahanlah, kita ke rumah sakit sekarang."
Gadis itu membantu Viona berdiri lalu membopong Viona di belakangnya seperti
karung beras.
Entah kekuatan dari mana, gadis itu tidak mengeluh sedikitpun
saat Viona tertidur lemas di belakangnya, bahkan di dalam lift menuju lantai
bawah, gadis itu tidak menurunkan Viona dari belakangnya.
"Buka mobilnya" teriak gadis itu pada security
yang berjaga di depan pintu utama.
"Nona, tolong jaga sikap, Anda. Ini mobil milik
pimpinan kami" sahut security itu tegas.
"Saya yang akan bertanggung jawab pada pimpinan Anda,
cepatan bukan pintu mobilnya, ini menyangkut nyawa seseorang" betak gadis
itu.
"Maaf, Nona. Anda tidak bisa seenaknya saja disini.
Biar saya bantu carikan taxi saja" security masih tetap bertahan.
"Cepat buka pintu mobilnya atau akan kupatahkan
lehermu, apa kau buta tidak melihat Kakak ini sudah bersimbah darah?"
Gadis itu mengeluarkan aurah yang cukup berbahaya hingga membuat security
menciut.
Jika harus menunggu taxi, maka akan memakan waktu lebih lama
lagu, terlebih lagi jalanan di depan kantor Emerald Group merupakan jalur cepat.
Security mengalihkan pandanganya kebawah dan melihat jelas
darah yang terus menetes setitik demi setitik. Tampan banyak berkata, security
tersebut langsung membukakan pintu mobil.
Gadis itu memasukan Viona ke kursi penumpang, setelah
memastikan posisi Viona benar, ia keluar dan kembali menatap pada security
tersebut.
"Ambil ini, kalian bisa melaporkan saya ke polisi jika
saya bawa kabur mobil kalian" ucap gadis itu sambil menyerahkan sebuah tas
selempang yang terlihat sudah sedikit bulukan.
Gadis itu bergegas masuk kedalam mobil dan melajukan mobil
dengan kecepatan tinggi, security yang melihat mobil melaju begitu cepat
langsung mengelus dada sambil komat kamit, entar apa yang diucapkannya.
*
*
Suasana jalan terlihat begitu padat, si gadis terus
membunyikan klakson sepanjang jalan agar kendaraan yang lain memberinya ruang.
Tangan gadis itu mencengkram kuat kemudi, tatapannya
terfokus ke depan sambil sesekali menengok Viona dibelakang.
Aksi gadis itu tentu cukup menarik perhatian publik,
termasuk pihak berwajib yang sedang berjaga di pos polisi.
Polisi lalu lintas meniup peluit panjang agar sedan hitam
itu brentin, namun semuanya tampak sia-sia, si pengendara semakin mempercepat
lajunya.
Tak ada pilihan lain, dua motor polisi dan satu mobil
patroli pun mengikuti mobil sedan
tersebut dari belakang.
Seakan tidak peduli dengan aksi polisi yang mengejarnya dari
belakang, konsentrasi gadis itu tidak terusik sedikit pun. Ia tetap fokus dan
mencari rumah sakit terdekat.
Keselamatan Viona dan janinnya jauh lebih penting di mata
gadis itu, saat ini.
*
*
Sementara, di Emerald Group, Alex baru saja selesai
pertemuan dengan rombongan mahasiswa. Tanpa menunggu Rektor dan Dekan keluar,
Alex langsung berpamitan terlebih dahulu dari ruangan meeting.
Entah kenapa, perasaannya sangat gelisah sejak tadi,
memikirkan sang istri yang belum ada kabar. Sambil berjalan menuju ruangannya,
Alex mengecek ponselnya berharap ada kabar dari istrinya.
Ketika melihat layar ponselnya tidak ada notification pesan
ataupun panggilan masuk, Alex langsung menghubungi nomer istrinya.
Beberapa kali menghubunginya, namun nomor ponsel Viona tidak
terhubung bahkan diluar jangkauan. Alex semakin tak tenang.
"David, hubungi Pak Bari tanyakan sudah sampai dimana
mereka." ucap Alex tanpa menghentikan langkahnya, pria itu langsung turun
ke lantai bawa untuk menyusul istrinya.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 86 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 85 Pernikahan Yang Tak Dianggap "