Bab 89 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 89
![]() |
Bab 89 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
Viona menggerakan tangannya dan perlahan mulai membuka
matanya. Selang oksigen masih terpasang pada hidungnya dan jarum infus pun
masih menancap pada punggung tangannya.
Viona melihat sekitarannya, tampak dalam ruangan itu kosong,
tidak ada siapapun disana.
Dimana Alex? Dimana mertuanya? Apa mungkin mereka kecewa
karena dirinya telah lalai menjaga kandungannya?
Mata Viona berkaca-kaca, buliran bening pun jatuh membasahi
kedua pipinya. Sungguh hati Viona sangat perih mengingat kebodohan yang ia
lakukan.
Viona sering melakukan pekerjaan berat, bahkan pernah naik
turun tangga hingga dua puluh lantai, sehingga tidak terpikirkan olehnya akan
ada kejadian seperti itu.
Saat melalui tangga darurat, Viona tidak berpikir sedikitpun
semua itu akan mempengaruhi kandungannya.
Viona pikir, banyak bergerak justru akan bagus untuk ibu
hamil. Apalagi dirinya baru saja melewati istirahat panjang akibat mual dan
muntah-muntah.
Andai waktu bisa diputar, Andai Viona mengetahui semuanya
sejak awal, mungkin semua kejadian maut itu tidak akan terjadi.
"Mungkinkah ini bayarannya karena aku terlalu
berbahagia pagi tadi?" batin Viona. Wanita itu menghapus air matanya yang
menetes.
Terkadang, tanpa kita sadari, hati yang senang berlebihan
mala akan membawa sebuah pataka pada diri kita.
Viona menjadikan semua itu pelajaran untuk dirinya, bahwa
dirinya harus tetap berhati-hati, harus tetap mawas diri dan tidak lupa
bersyukur.
Karena sesungguhnya, sesuatu yang berlebihan itu tidak akan
baik.
Viona menangis sesenggukan, ia berpikir, suami dan mertuanya
pasti sangat kecewa hingga tak ingin melihat mukanya. Viona merasa gagal dan
tidak pantas menjadi seorang ibu karena tidak bisa menjaga kandungannya.
Mengingat perutnya yang begitu sakit dan darah yang keluar
begitu banyak. Viona yakin janinnya sudah tidak ada di dalam perutnya lagi.
Ditengah rasa sedihnya, seseorang membuka pintu dan
melangkah masuk.
Viona mengangkat kepala, dengan wajah penuh air mata dan
menatap suaminya. Ketika Alex mendekat, Viona langsung menghambur ke dalam
pelukan suaminya.
"Maafkan, aku" ucap Viona dengan nada bergetar dan
terus menarik-narik ngiusnya. Viona sungguh merasa bersalah pada suaminya.
Alex terdiam tidak menjawab ucapan istrinya, bahkan tidak
membalas pelukannya. Merasa suaminya diam saja, Viona melepas pelukannya.
Sambil menunduk dan terus sesenggukan Viona pun berucap.
"Maaf karena selama ini aku tidak pernah menuruti kata-katamu, maaf karena
aku tidak bisa menjaga anak kita, maaf karena aku bukan ibu yang baik"
Sungguh hati Viona hancur saat mengucap semua kata-kata itu.
Alex duduk ditepi ranjang lalu mengangkat dagu Viona, ia
menatap dalam seluruh wajah istrinya yang sudah memerah dan dipenuhi air mata.
Tangan Alex terangkat dan membersihkan air mata dari wajah
cantik itu.
Sementara, Viona terus menatap Alex penuh tanya atas sikap
pria itu.
"Sudah cukup menangisnya." ucap Alex. "Mulai
detik ini, tidak akan ku biarkan siapapun menyentuh kalian berdua"
"Kalian berdua, maksud? Apa anak kita masih ada
disini?" tanya Viona penasaran sambil menyentuh perutnya.
Alex mengangguk pasti sambil tersenyum dan langsung kembali
dipeluk oleh istrinya.
Viona kembali menangis dalam pelukan suaminya, ia merasa
senang dan sangat bersyukur janinnya masih bisa diselamatkan.
Ditengah rasa bahagia pasangan suami istri itu, Nyonya
Veronika yang baru saja selesai berbicara dengan dokter pun masuk ke dalam
ruang rawat Viona.
Melihat sang mama masuk, Viona dan Alex langsung melepas
pelukan mereka.
"Vio, kamu udah bangun, Sayang?" tanya Veronika
dengan wajah senang, akhirnya menantunya sadar. "Maaf ya, tadi mama tinggal
sebentar untuk berbicara sama dokter." Veronika mendekat ke ranjang Viona.
Viona menggeleng. "Tidak, Mah. Vio yang harusnya minta
maaf" Viona memeluk erat mertuanya, gadis itu kembali meneteskan air
matanya karena sempat berpikir buruk tentang mertuanya.
Veronika mengelus lembut punggung mentantunya, berusaha
menenangkan Viona. "Tidak apa-apa, Sayang. Semua sudah berlalu" ucap
Veronika lalu melepas pelukan mereka.
Alex dan Viona saling bertatapan dan tersenyum bahagia,
sementara wajah Veronika seperti sedang menyimpan sesuatu.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 90 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 89 Pernikahan Yang Tak Dianggap "