Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 93 Pernikahan Yang Tak Dianggap

Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini.

Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 93

Alex mengajak istrinya ke kamar, sesampainya di kamar, pria itu memeluk dan mencium istrinya berkali-kali.

Alex sangat merindukan istrinya, seharian penuh, Viona terus bersama Nenek Uti hingga membuat Alex tidak bisa memeluk apalagi menciumnya.

"Kangen, Yang." Alex membenamkan wajahnya pada leher sang istri dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh istrinya.

Bab 93 Pernikahan Yang Tak Dianggap 

Empat hari menganggur, si otong sungguh merindukan gawang dan ingin segera  mencetak gol.

Alex mulai menyusuri leher jenjang istrinya, mengecup telinga, pipih dan seluruh wajah istrinya, hingga berhenti pada bagian bibir.

Lama kedua bersilat lidah dan saling bertukar saliva, Alex melepas bibir ranum istrinya dan kembali menyusuri leher Viona.

"Sayang" ucap Viona sambil menahan tangan Alex yang hendak membuka kancing piyamanya. "Emang boleh ya? Kan aku habis pendarahan" tanya Viona.

"Kata dokter boleh, sayang. Tapi pelan-pelan saja, kita coba, ya?" sahut Alex.

Viona mengangguk pelan dengan wajah pasrah, jujur saja, ia juga merindukan belaian sang suami.

Mendapat persetujuan dari istrinya, Alex langsung menggendong istrinya ke ranjang.

Pasangan suami istri itu memadu kasih menyalurkan rindu dan hasrat mereka, hingga tubuh keduanya dibanjiri keringat, Alex kembali ambruk diatas tubuh istrinya setelah mencapai puncak *******.

Alex dan Viona ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu keduanya kembali ke atas kasur.

Viona masuk kedalam pelukan suaminya, pasangan suami istri itu tidur berpelukan hingga pagi menjelang.

      *****

Malam telah berlalu, pagi ini, awan tampak cerah bersiap memancarkan cahaya sinar matahari.

Di sebuah rumah sederhana, seorang gadis terlihat baru saja bangun tidur. Gadis itu merentangkan kedua tangannya ketas untuk meregang otot-ototnya.

Setelah dirasanya cukup segar, gadis itu turun dari tempat tidur dan mengambil ikat rambutnya yang tersimpan diatas sebuah meja kayu kecil.

Gadis itu bercermin sebentar memastikan apakah wajahnya ada belek ataupun bekas iler yang menempel di pipinya.

Sambil memegang sebuah kaca bulat berukuran kecil itu, ia terus membersihkan sudut matanya. Gadis melangkah keluar kamar setelah memastikan wajahnya bersih.

"Ayah" ucap Kinara pelan ketika melihat sang ayah sedang menata makanan diatas meja makan.

"Sini makan, Nak." pangil sang ayah. "Ayah sudah siapkan sarapan untukmu" timpa pria paruh baya itu.

Kinara tersenyum sambil berjalan mendekat ke sang ayah. "Kenapa Ayah repot-repot? Biar Nara saja yng masak, Yah." ucap Kinara sambil mendudukan pantatnya di sebuah kursi kayu.

"Tidak apa-apa, Nak. kamukan sudah mulai kerja sekarang, pasti kamu cape." Sang ayah tampak bersemangat.

"Masih magang, Yah." Kinara mengingatkan ayahnya.

"Ya, ayah tahu. Apapun itu, ayah sangat bangga padamu." ucap ayah penuh kebanggan.

"Nara juga bangga sama, Ayah." Kinara tersenyum senang.

Setelah selesai sarapan, Kirana membersihkan meja makan. Tak lupa sekalian mencuci pikir bekas mereka makan tadi.

Kirana kembali ke kamar untuk bersiap berangkat kerja.

Tiga puluh menit berlalu, Kinara telah rapi berpakaian.

Gadis itu berjalan keluar rumah, Kinara menghela napas panjang ketika melihat sang ayah telah tidak ada. Ayahnya selalu saja begitu, berangkat kerja saat Kinara sedang bersiap-siap.

Tujuan ayahnya hanya satu, tidak ingin Kinara mengantarnya ke tempat kerja. Ayah Kinara selalu menolak putrinya mengantar kerja, pria tua itu takut, putrinya menjadi kotor dan bau ketika mengantarnya kerja.

Ayah Kinara tidak ingin putri ditertawai oleh teman-temannya karena kotor dan bau.

"Ayah, ayah" keluh Kinara. Gadis itu semakin ingin cepat selesai kuliah dan membiayai hidup ayahnya.

.......

.......

.......

Kinara menyalakan mesin motornya dan mulai berangkat kerja.…..(Bersambung)

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 94 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap

Posting Komentar untuk "Bab 93 Pernikahan Yang Tak Dianggap "