Bab 94 Pernikahan Yang Tak Dianggap
Novel berjudul Pernikahan Yang Tak Dianggap adalah sebuah novel yang bergenre romantic,comedi dan fiksi banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Yang Tak Dianggap,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini.
Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap Bab 94
Pagi, Tuan David" sapa Kinara. Gadis itu telah sampai
kantor, ia sedikit heran ternyata David telah berada di ruang kerjanya.
"Hmmm, jam berapa ini?" tanya David.
"Jam delapan kurang lima belas menit, Tuan" sahut
Kinara.
"Peraturan dari mana atasan tiba lebih dulu dari
bawahannya?" tanya David. Pria itu berdiri dan berjalan pelan ke arah Kinara.
![]() |
Bab 94 Pernikahan Yang Tak Dianggap |
"Tapi Tuan, saya belum telat" sehut Kinara karena
memang jam kerja dimulai jam delapan pagi.
"Yang atasan disini siapa?"
"Maaf, Tuan" Kinara menundukan kepala tidak punya
kata-kata lagi untuk menjawab.
"Ingat ya, mulai besok jika saya berangkat jam 7
berarti kau sudah harus ada disini jam enam" jelas David.
"Haa? lalu bagaimana jika Tuan berangkat jam
enam?" tanya Kinara merasa tidak percaya.
"Ya kau sudah harus ada disini jam lima subuh."
Sahut David tegas.
"Yang benar saja, Tuan? Kenapa nggak sekalian saja kita
nginep berdua disini" ucap Kinara sedikit kesal, bagaimana bisa David
memintanya berangkat jam lima subuh.
Tanpa ia sadari, ucapannya cukup ambigu di telinga David.
Pria dewasa dan duda karatan seperti David sudah pasti traveling kemana-mana
ketika mendengar kata menginap berdua.
"Sudah sana, lakukan kerjamu" usir David. Pria itu
mengusap wajahnya kasar.
Kinara berbalik dan berjalan ke sebuah meja kerja yang
terletak dekat pintu masuk.
"Ini meja kerja untuk saya, Tuan?" tanya Kinara
antusias.
"Hmmm, Kerjakan tugasmu dengan benar, karena jika
tidak, aku akan memberimu hukuman"
"Siap, Tuan" sahut Kinara penuh semangat.
*
*
Kinara tampak serius
mengerjakan setumpuk berkas di hadapannya, tidak ada keluhan ataupun tampang
lelah dari wajah gadis itu.
Kinara sungguh bersemangat, ia ingin tahu sampai dimana
batas kemampuan, hingga ia enggan untuk bertanya pada David.
Sementara David, Pria hanya berpura-pura fokus bekerja,
sebenarnya ia terus melirik Kinara. Rasa penasaran David cukup besar, ia belum
percaya, bagaimana bisa ada dua orang memiliki wajah sama persis tetapi tidak
memiliki hubungan darah.
David memperhatikan setiap gerakan Kinara dan berusaha
menyaman dengan mantan istrinya, Cahira. Lebih tepatnya, David mencari sosok
Chaira dalam diri Kinara.
Lama memandangi gadis itu, momen-momen indah saat berdua
dengan Cairan pun muncul dalam ingatannya..
Di Tengah lamunan David, Kinara berdiri dan berjalan
menghampirinya.
David berpura-pura fokus saat menyadari gadis itu
menghampirinya.
"Maaf, Tuan. Boleh minta waktunya sebentar?" tanya
Kirana. Gadis itu berdiri disamping meja kerja David sambil memegang sebuah
berkas kerja di tangannya.
"Katakan" sahut David terlihat profesional.
"tolong periksa hasil kerja saya, Tuan." Kinara
meletakan berkas tersebut di hadapan David.
Lama Kinara menunggu, namun belum ada koreksi atau berkata
apapun tentang hasil kerjanya.
Kinara menundukkan badan dan mendekatkan wajahnya para
David.
Sambil bertongkat dagu di atas meja, gadis itu pun bertanya.
"Tuan, Bagaimana hasil kerja saya?" tanya Kinara dengan nada pelan.
Sontak membuat David memundurkan kepalanya, pria itu menelan
salivanya berkali-kali saat melihat bagian atas gunung kembar Kinara yang
sedikit terekspos.
David merasa sesak, bagaimana bisa gadis itu bersikap tidak
tahu diri hadapannya? Apa gadis itu tidak sadar bahwa David adalah pria normal
yang bisa terpancing kapan saja?
"Bersikaplah yang sopan pada atasanmu" ucap David.
Pria itu melonggarkan ikatan dasinya karena merasa gerah.
"Hehehe, Maaf Tuan." Kinara mengangkat badan dan
kembali berdiri tegak.
"Kembalilah ke tempatmu, aku akan memanggilmu
nanti" ucap David. Kirana pun menurut dan kembali ke meja kerjanya.
HuuufffBbbb, David membuang napas kasar. Entah sampai kapan
cobaan ini akan berakhir. Pria itu mulai fokus pada pekerjaannya.…..(Bersambung)
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 95 Novel Pernikahan Yang Tak Dianggap
Posting Komentar untuk "Bab 94 Pernikahan Yang Tak Dianggap "